PWMU.CO – Tampil lincah, nenek-nenek yang tergabung dalam grup drumband Jaya Pertiwi saat memeriahkan Pawai Ta’aruf dalam rangka Milad Ke-111 Muhammadiyah, Jumat, (22/12/2023).
Kegiatan ini adalah gawe Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) dan Pimpinan Cabang Aisyiyah (PCA) Paciran yang diletakkan di Ranting Sendangagung, Paciran, Lamongan, Jawa Timur.
Agenda utama acara Milad Ke-111 adalah Tabligh Akbar dan Pengukuhan bersama PRM (Pimpinan Ranting Muhammadiyah) dan PRA (Pimpinan Ranting Aisyiyah) Se-Cabang Paciran serta launching buku Terbitnya Matahari di Sendangagung, Senin (25/12/2023).
Demi gebyar itu, maka diadakan kegiatan pra acara yaitu Pawai Ta’aruf yang diikuti PRM dan Ortom dari Sendangagung serta Sumurgayam. Acara ini makin heboh dengan tampilnya Drumband Jaya Pertiwi oleh nenek-nenek anggota Aisyiyah Ranting Sendangagung.
Selain untuk unjuk kemampuan kaum hawa, tampilnya nenek-nenek itu juga untuk menampakkan bahwa ibu di tengah kesibukannya masih bisa meluangkan untuk berkreasi.
Hal ini diungkapkan oleh Ahmad Muhtar MPd, Ketua PRM Sendangagung sekaligus Ketua Panitia di hadapan ribuan penonton yang memadati SMP Muhammadiyah 12 Sendangagung sebagai tempat start dan finish Pawai Taaruf.
“Ibu itu sangat sibuk, tetapi di tengah kesibukannya ia mampu menciptakan karya besar dengan mempersembahkan drumband di tepat hari ibu, yakni 22 Desember. Selamat hari ibu,” ucap ayah tiga anak ini.
Dikatakan nenek-nenek, karena kebanyakan dari mereka memang sudah bercucu dan dipanggil embah-embah. Meskipun begitu, mereka tetap bermain dengan semangat membara apalagi saat mengetahui bahwa drumband mereka jadi pusat perhatian penonton.
Tampil Lincah Lupakan Linu
Salah satu anggota drumband, Subiyanah tampil lincah. Nenek 2 cucu kelahiran 1 Januari 1953 ini bermain lenggak-lenggok dengan simbalnya. Demikian juga Sri Asian yang bertugas sebagai gita pati. Embah 7 cucu ini terus bergerak berjalan mundur memimpin musik drumband. Wanita berusia 58 tahun ini benar-benar menunjukkan performa, bahwa semangatnya melampaui usianya.
Ribuan penonton warga Sendangagung dan Sumurgayam seolah tersihir tidak percaya. Pemain se-tua itu begitu terampil dan lincah memainkan alat yang berat dan tidak mudah. Cukup latihan setiap hari selama sepekan, mereka tampil lincah dan memukau. Bahkan bulan depan akan diundang Kwartir Wilayah Hizbul Wathan (HW) Jatim untuk tampil di Surabaya dalam rangka Musywil Ke-5 HW.
Mayoret utama, Sukaryawati Sukron juga menjadi pusat perhatian karena kelincahannya dalam memimpin 43 pasukan yang terdiri emak-emak dan nenek-nenek ini. Bidan Desa Sendangagung itu sangat energik saat berjalan dan memainkan stiks mayor.
Lain lagi dengan Sri Wahyuni. Mayoret bercucu 1 ini mengaku semangat melupakan rasa linu di tangannya. Meski menyatakan sudah tidak selincah dulu, bahkan memainkan tongkat mayor pun tidak mampu karena pergelangan tangannya linu, tapi dia tetap tampil demi ingin guyup bersama teman sebayanya yang masih aktif main drumband.
Koordinator Drumband Jaya Pertiwi, Gondo Waloyo menjelaskan, ibu- ibu Aisyiyah Sendangagung yang gabung dalam korps drumband ini sangat bersemangat meski umurnya tidak muda lagi.
“Mereka tetap meluangkan waktu meski di rumah sangat sibuk. Tapi memang drumband ini justru bisa mereka jadikan refreshing, meskipun secara fisik tidak bisa maksimal karena faktor U,” jelas ayah tiga anak ini. (*)
Kontributor Gondo Waloyo Editor Nely Izzatul