PWMU.CO – 4 golongan orang beribadah disampaikan Nadjih Ihsan dalam Aisyiyah Sidoarjo Mengaji, Kajian Tauhid, Rabu (27/12/2023).
Dalam kegiatan yang digelar di Masjid An Nur Sidoarjo, dia menyampaikan menyampaikan pengertian ibadah. Dia mengatakan ibadah adalah menggambarkan perilaku mendekatkan diri kepada sang Pencipta atau Tuhan.
“Perilaku dari ibadah ini dilaksanakan secara rutin atau terus-menerus sampai waktu yang tidak ditentukan. Pengertian ibadah adalah tunduk kepada segala perintah dan menjauhi larangan-Nya,” katanya.
Dia menuturkan, sesungguhnya Allah Maha Kaya dan manusia menyembah Allah tanpa menyekutukan-Nya adalah kebutuhan yang lebih utama dari sekedar makan dan minum. Dan hati yang merasakan nikmat adalah hari yang ikhlas dan yakin tidak ada yang lebih nikmat daripada menyembah Rabbnya.
4 Golongan Orang Beribadah
Nadjih Ihsan menjelaskan, orang yang beribadah terbagi menjadi 4 golongan. Pertama golongan Mustakbirun. Golongan ini adalah golongan orang yang tidak beribadah dan tidak menyembah kepada Allah. Hal ini disebutkan sebagai orang yang sombong.
“Yang ke-2 beribadah kepada Allah SWT, meminta kepada Allah dan juga selain kepada Allah, disebut musrik,” ujarnya.
Golongan ke-3 adalah orang yang beribadah kepada Allah tetapi caranya tidak sesuai syariah yang disampaikan Nabi Muhammad SAW disebut bid’ah.
Golongan ke-4, siapa yang menyembah Allah satu-satunya dan dengan cara yang sesuai dengan syariah, disebut muwafit. Wama kholaqtu Jinna wal insa, ayat yang menjelaskan tentang ciptaan-Nya, ”Dan tidak kuciptakan manusia dan jin kecuali untuk menyembah-Ku, dibahas dalam kesempatan ini,” jelasnya.
Di dalam Surat Saba ayat 40 Allah bertanya kepada Malaikat tentang manusia dan Jin. Malaikat menjawab di ayat ke-41, setelah malaikat memuji Allah, dijelaskan bahwa sebagian manusia menyembah Jin.
At Taubah 65, “Sesungguhnya kami hanya bersenda gurau dan bermain-main saja”. Di ayat ke-66, dijelaskan mereka tidak perlu meminta maaf karena manusia tersebut telah kafir setelah beriman.
“Dan di an-Nisa ayat 138 dibahas tentang orang munafik yang akan mendapat siksa yang pedih. Siapa mereka? Mereka yaitu orang yang menjadikan seseorang pemimpin tetapi mereka meninggalkan orang mukmin.
Di ayat 140 dijelaskan apabila ayat suci al-Quran diperolokkan, maka kita disarankan untuk tidak duduk bersama mereka. Ini ungkapan tegas dan jikalau kita tetap duduk bersama mereka, maka kita dianggap serupa dengan mereka.
“Allah menunjukkan jalan yang benar, pada umatnya yang ikhlas dan tulus memohon hanya pada-Nya, aamiin,” ungkapnya. (*)
Penulis Dian R Agustina. Editor Ichwan Arif.