PWMU. CO – Anies Rasyid Baswedan netatang di Pondok Pesantren Al-Ishlah Sendangagung, Paciran Lamongan, Jawa Timur, Jumat (29/12/2023).
Kedatangan calon presiden nomor urut ini disambut oleh 2.000 lebih hadirin dari Lamongan dan luar Lamongan, seperti Gresik dan Padangan Bojonegoro. Bahkan ada dari Kangean Sumenep Madura.
Ponpes Al-Ishlah Sendangagung punya cara unik dalam menyambut Anies. Di gerbang utama di mana Anies turun mobil telah disiapkan Jidor Surya Nada, musik tradisional khas Sendangagung. Jidor yang dimainkan anak-anak SMP Muhanmadiyah 12 dan MI Muhammadiyah 13 Sendangagung ini tampil memukau di tepi jalan yang dilewati oleh Anies.
Hal ini terbukti dengan banyaknya hadirin yang hanyut terbawa alunan musik yang didominasi oleh rebana, gendang, dan jidor yang dikolaborasikan dengan gamelan jawa, Gambang, demung, saron dan peking ini.
Bahkan ada hadirin yang terus joget tiada henti saat jidor ditabuh dan dilantunkan nyanyian Suwe Ora Jamu. Hentakan musik nan rancak membuat hadirin terkagum dan ambil video dan foto demi mendokumentasikan momentum langka ini.
Dengan semangat berapi-api pemain musik yang kian langka ini menyanyikan lagu yang telah digubah liriknya:
Suwe ora jamu
Jamu godong slada
Suwe ora ketemu
Ketemu Jidor Surya Nada
Suwe ora jamu
Jamu godong pandan
Suwe ora ketemu
Ketemu Anis Rasyid Baswedan.
“Seniman jidor akan semakin semangat memainkan alat musiknya manakala tahu bahwa permainannya menjadi pusat perhatian,” tutur Gondo Waloyo, koordinator Jidor Surya Nada.
Hal senada diungkapkan oleh H Suatas Asyraf, pria asal Padangan Bojonegoro ini terkagum dengan lantunan musik jidor yang anggun nan penuh semangat. “Ini musik tradisional yang cocok untuk menyambut tamu, hentakan musiknya cocok sekali untuk menyemangati tamu yang datang, Sendangagung rapakat,” kata pria yang tinggal di depan terminal Padangan ini. (*)
Penulis Gondo Waloyo Editor Mohammad Nurfatoni