PWMU.CO – Bekal terbaik menuju kampung akhirat tema khutbah Jumat di Masjid Ammar Bin Yasir SMP Muhammadiyah 9 Sidayu (Spemsix) Gresik Jawa Timur, Jumat (12/1/2024).
Dalam khutbahnya Muh Ar-Rafi’ siswa SMA Muhammadiyah 4 Sidayu (Smamsi) Gresik Jawa Timur mengajak untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT. Peningkatan iman yang terus dilakukan dengan peningkatan amal sholeh. Karena derajat kemuliaan seorang hamba di sisi Allah hanyalah dinilai dengan ketakwaannya.
Allah berfirman, Sesungguhnya orang yang paling mulia di sisi Allah adalah orang yang paling bertakwa. Dia menuturkan kematian merupakan suatu hal yang pasti terjadi kepada siapa pun. Ini menjadi salah satu hal yang ditakutkan kebanyakan umat manusia.
“Bagi umat Muslim, kematian tak hanya soal akhir kehidupan, tetapi juga berakhirnya kesempatan mencari bekal pahala untuk menuju kampung abadi yaitu akhirat. Setiap yang bernyawa akan merasakan mati,” katanya.
Kematian adalah sesuatu yang pasti kita hadapi. Sesuatu yang menjadi gerbang dari kehidupan dunia menuju kehidupan akhirat. Maka apa saja kewajiban kita dalam kehidupan ini sebagai persiapan diri kita sebelum menghadapi kematian? Tentunya ada banyak hal.
Namun, setidaknya ada tiga hal yang harus disiapkan dalam menghadapi kematian, di antaranya, pertama, beramal sebaik mungkin. Dalam surat Al-Mulk ayat 1-2.
“Allah berfirman artinya, Mahasuci Allah yang menguasai (segala) kerajaan, dan Dia Mahakuasa atas segala sesuatu. Yang menciptakan mati dan hidup, untuk menguji kamu,siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Mahaperkasa, Maha Pengampun,” jelasnya.
Seperti apakah amalan yang terbaik itu? Salah satu indikatornya adalah, pekerjaan itu dilakukan dengan istiqamah. Dalam hadis riwayat Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda, sesungguhnya sebaik-baik pekerjaan adalah yang rutin (berkelanjutan), meskipun itu sedikit.
Ar-Rafi’ menambahkan beramal sebaik mungkin juga berarti bahwa pekerjaan itu kita lakukan dengan seikhlas mungkin, semaksimal mungkin dan dengan sesempurna mungkin. Baik dalam interaksi kita kepada Allah maupun kepada sesama manusia, dalam tiap amal kita patrikan dalam diri kita bahwa bisa jadi itu adalah amal terakhir kita.
Yang kedua, menyiapkan amal yang terus mengalir pahalanya. Diriwayatkan oleh Abu Hurairah, bahwa Rasulullah SAW bersabda, Jika manusia mati, maka terputuslah amalnya kecuali tiga perkara, sedekah jariyah, ilmu yang diambil manfaatnya, dan anak shalih yang selalu mendo’akan orang tuanya. (HR. Muslim)
Yang ketiga, berdoa agar diberikan husnul khatimah.Apakah itu husnul khatimah? Di antara tanda utama husnul khatimah ialah apabila ia mengucap kalimat laa ilaaha illallaah di akhir hayatnya.
Dalam sebuah hadits shahih yang diriwayatkan oleh Abu Dawud, Rasulullah SAW bersabda yang artinya, Barangsiapa yang akhir perkataannya adalah Laa ilaaha illallaah maka dia akan masuk Surga.
Dia menambahkan juga indikator lainnya dari seorang yang husnul khatimah apabila ia mengerjakan pekerjaan baik di akhir menghendaki kebaikan kepada seseorang, maka Allah akan membuatnya beramal.
Para sahabat bertanya, Bagaimana membuatnya beramal? Beliau menjawab, Allah akan memberikan taufiq padanya untuk melaksanakan amal shalih sebelum dia meninggal. (HR. Ahmad dan Tirmidzi)
“Selain berusaha dengan segenap amal salih untuk mencapai husnul khatimah, kita juga harus selalu berdo’a agar Allah mewafatkan kita dalam keadaan husnul khatimah,” ungkapnya.
Dia berharap semoga kita bisa menjadi hamba Allah yang berhasil dalam mempersiapkan kehidupan yang mampu meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT. Dan Allah menjadikan kita sebagai orang-orang yang wafat dalam keadaan husnul khatimah. (*)
Penulis Chilmiyati. Editor Ichwan Arif.