PWMU.CO – Majelis Pustaka Informatika dan Digitalisasi (MPID) Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kabupaten Tuban menyelenggarakan Diklat Admin Database, Jurnalistik dan Sastra untuk AUM dan OSIS Sekolah Menengah.
Sholihul Abidin–Ketua Panitia Penyelenggara–mengatakan, “Diklat ini sebenarnya akan dilaksanakan setahun yang lalu, namun karena ada kendala maka pelaksanaannya baru hari ini.”
Sebanyak 60 peserta mengikutinya di SMK Pelayaran Muhammadiyah, Sabtu (30/12/2023). Lokasinya di Jln. HOS Cokroaminoto Gang Dondong 23, Dusun Dondong, Desa Gedongombo, Kecamatan Semanding, Kabupaten Tuban.
Para peserta terlihat sangat antusias. Setelah acara seremonial, mereka menyimak bacaan Quran Ferrel Fairuz Mumtaz dari Perguruan Muhammadiyah Bolang.
Acara yang berlangsung sehari itu resmi dibuka pukul 09.00 WIB oleh Wakil Ketua PDM Tuban Drs Mambaul Musofa MPd. Dia lantas menerima cenderamata buku ‘Berhikmat pada Kesenian’ dari Suyanto SPd MSi, mantan Sekretaris MPI-LSBO PDM Banyuwangi dan Anggota LSBO PWM Jawa Timur 2015-2022. Dalam kesempatan itu, Suyanto juga menyumbang ratusan buku untuk perpustakaan SMK Pelayaran Muhammadiyah yang diterima sang kepala sekolah, Suyanto MT.
Saat diklat, puluhan pertanyaan mengalir untuk narasumber yang mengupas Admin Database Adik Oki Pradana SKom maupun untuk narasumber Jurnalistik dan
Sastra Suyanto MSi. Suyanto dihujani beragam pertanyaan dari guru dan pegawai AUM serta pengurus OSIS Sekolah Menengah Muhammadiyah.
Sebagai penulis dan pengarang yang telah merambah ke koran nasional seperti Kompas, Jawa Pos, Solo Pos, Bali Post, Surabaya Post, Radar Cirebon, dan Sriwijaya Pos (Sripo) Kompas Grup di Palembang; dengan amat santai Suyanto menjawab hujan pertanyaan itu. Bahkan ia justru memberikan trik atau strategi bagaimana agar tulisan bisa dimuat di media massa baik cetak maupun online.
Motivasi Kirim Tulisan
Cerpenis dan pengarang puisi yang bernama pena Yanto Garuda itu mengajak peserta mengirimkan tulisan. Baik berupa ilmiah populer (opini, esai, artikel, kolom) dan fiksi (sastra). Untuk pemula, ia menyarankan untuk mengirim ke media massa internal Muhammadiyah seperti Suara Muhammadiyah (SM) di Yogyakarta dan Matan di Surabaya.
Pria yang telah menelurkan 30 buku sastra seni dan budaya itu mengimbau, “Setelah lancar, baru nggayuh media massa nasional terutama media mainstream.”
Kata Yanto, para peserta yang menyukai karya sastra etnis (daerah) bisa juga mengirim guritan (puisi Jawa) dan cerkak (cerpen) ke majalah berbahasa Jawa di Surabaya, yaitu Jayabaya dan Panjebar Semangat. Dia berbagi trik. Sontak peserta berbinar-binar. Apalagi ketika Yanto melepas puluhan doorprize menarik kepada peserta.
Dalam pertemuan itu, di antara para peserta, Yanto menemukan penulis remaja yang sudah menelurkan novel remaja tetapi masih bingung mencari penerbit indie yang siap menerbitkan bukunya. Yanto langsung berbagi tips kepadanya.
Peserta dari kalangan guru pun tak bisa diremehkan. Ada tiga orang peserta yang inisiatif membaca puisi dengan lantang dan memukau. Mereka ialah Zaenal, Abdul Salam dan Rohman. (*)
Coeditor Sayyidah Nuriyah Editor Mohammad Nurfatoni