PWMU.CO – Prihatin masih banyak praktik perawatan jenazah yang tidak sesuai syariat, Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Kalibaru Kabupaten Banyuwangi mengembangkan amal usaha baru bernama Rukun Kifayah Muhammadiyah (RKM). Sesuai namanya, amal usaha baru ini bertugas merawat jenazah, sebagai fardhu khifayah, sesuai tuntutan Islam.
Ketua PCM Kalibaru Suprianto menjelaskan bahwa RKM punya tanggung jawab mengurus jenazah sampai menguburkan sesuai syariat Islam. Untuk mengemban amanah itu, PCM Kalibaru sudah menyediakan lahan pemakaman umum dan 1 unit mobil ambulans.
(Baca: Diwarnai Tangis Haru, Siswa Sekolah Muhammadiyah Ikuti Ujian Merawat Jenazah)
“Monggo Bapak-Ibu yang ingin mendaftar menjadi anggota RKM. Biaya pendaftarannya Rp 75 ribu. Ambulans ini sudah 5 kali dipakai masyarakat umum untuk menjemput jenazah di pelosok,” ujarnya saat menyosialisasikan RKM pada acara Halal Bihalal PCM Kalibaru yang diselenggarakan di Masjid Ar-Rahman, Desa Kebonrejo, Kecamatan Kalibaru, Kabupaten Banyuwangi, Sabtu(29/7). PCM Kalibaru sendiri baru memiliki 3 Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM), yaitu PRM Kalibaru Kulon, dan PRM Kalibaru Wetan, dan PRM Kebonrejo.
Salah satu syarat yang ditegaskan oleh RKM berkaitan dengan pemakaman yang syar’i adalah soal pengijingan makam. “Bapak-Ibu, makam itu tidak boleh dikijing, karena lahan untuk memakamkan jenazah itu bisa untuk memakamkan jenazah lagi setelah 10 tahun. Jadi gak perlu dikijing karena tidak ada tuntunannya. Yang antri banyak, jadi mohon pengertiannya,” ujarnya menjelaskan.
(Baca: Begini Seharusnya Merawat Jenazah yang Berpenyakit Menular)
Sementara itu Ustadz Idris Mahmudi—Dosen matakuliah Al Islam dan Ke-Muhammadiyah-an di Universitas Muhammadiyah Jember—yang menjadi pembicara dalam acara tersebut menjelaskan bahwa orang-orang yang aktif datang ke pengajian dan aktivitas dakwah memiliki perbedaan dibandingkan dengan orang-orang yang tidak aktif.
”Sebuah penelitian oleh Prof Dr Koenig Harold dari Duke University Amerika Serikat dalam buku Al-Qur’an for Live Exelence karya Dr Zainal Abdin menjelaskan, yang intinya orang-orang yang aktif datang ke pengajian atau berdakwah itu lebih kebal penyakit, lebih sehat, dan lebih panjang umurnya daripada orang yang tidak aktif datang ke pengajian,” ujarnya.
(Baca juga: Ketika Siswa Australia Belajar Merawat Jenazah Secara Islam di SMAMDA)
Meskipun, lanjutnya, kebiasaannya sama. Misalnya sama-sama merokok. Tetap beda. “Jadi Ibu dan Bapak yang rajin datang pengajian yaa, biar panjang umur,” ujar perawat sekaligus penulis buku Seks Islami dan Mesra Bercinta Meski Haid Melanda yang terbit Januari lalu.
Halal Bihalal yang dihadiri oleh Kepala Desa Kebonrejo Arif Rahman itu mengundang seluruh anggota Pimpinan Cabang dan Ranting Muhammadiyah setempat. Yang unik, bertindak sebagai pembawa acara adalah Safa dan Vira—siswa kelas 5 SD Muhammadiyah 18 Kalibaru yang hapal 2 juz Alquran. (Rizki Putri Ramadani)