PWMU.CO – Bagaimana warga Mesir menyambut Ramadhan menjadi kisah menarik yang disampaikan oleh mahasiswa asal Mesir Shereen Mohamed Eid Mobarak kepada siswa ICP Spemdalas di Andalusia Hall, Senin (22/01/2024).
Shereen dijadwalkan akan berbagi pengalaman dan ilmu di SMP Muhammadiyah 12 (Spemdalas) Gresik, Jawa Timur, selama sepekan ini Senin-Jum’at (22-26/1/2024). Selain sharing dengan siswa ICP, Shereen juga diagendakan untuk melakukan Arabic Gathering dengan tim Pendidikan dan Pengembangan Karakter (PPK) Spemdalas.
Dengan mencoba berbahasa Indonesia, Shereen mulai menyapa siswa dengan kalimat, “Apa kabar?” Dia lantas memperkenalkan diri dan mulai menyampaikan materi pada kegiatan penyambutannya itu.
Mahasiswa yang tengah mengambil Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) Jurusan Psikologi ini menceritakan bagaimana gegap-gempitanya umat Muslim di Mesir dalam menyambut Ramadhan, mulai dari lentera hingga hidangan khusus Ramadhan.
Menurutnya lentera merupakan simbol utama yang diletakkan di jalan-jalan di Mesir. Mereka mulai merayakan Ramadhan biasanya dari pertengahan bulan Sya’ban.
“The lantern is the first visitor in our street. In Egypt we start celebrating with Ramadan usually from the middle of Shabaan month,” ungkapnya.
Ramadhan Ditandai Tiga Hal
Mahasiswa berusia 30 tahun itu menyebut bahwa di negaranya sangat terasa suasana menjelang Ramadhan yang ditandai dengan tiga hal, yaitu lentera, hidangan khas Ramadhan, dan petugas yang membangunkan sahur.
Lentera adalah simbol penting bagi orang Mesir. Shereen mengisahkan lentera berasal dari Khalifah Fatimiyah yang ingin menerangi jalan-jalan Kairo selama bulan Ramadhan sehingga ia memerintahkan seluruh syekh masjid untuk menggantung lentera yang dinyalakan dengan lilin dan kemudian lentera tersebut menjadi tradisi hingga siang hari.
Adapun dekorasi Ramadhan di Mesir memiliki pola tersendiri. Shereen mengungkapkan bahwa jalan-jalan dan bangunan-bangunan berbeda yang dihiasi dengan dekorasi Ramadhan dan kadang-kadang warga di setiap daerah berbagi membeli lentera besar dan menggantungnya di tengah jalan.
Selanjutnya adalah hidangan Ramadhan yang disebut khusaf. Menurutnya khusaf merupakan minuman Ramadhan yang luar biasa. Ini adalah minuman pertama dan utama di bulan Ramadhan di meja makan di sebagian besar rumah orang Mesir.
“Khusaf is excellent Ramadan drink. It is the first and main drinks in Ramadan on the dining table in most Egyptians homes,” ungkapnya.
Shereen menjelaskan bahwa merupakan salah satu kebiasaan orang Mesir yang memulai sarapan mereka dengan hidangan khushaf yang menghilangkan rasa haus karena mengandung kurma, buah-buahan kering, dan kacang-kacangan.
Khushaf berasal dari bahasa Turki yang artinya kurma direndam dengan tambahan lain dari buah-buahan kering seperti buah ara dan kacang-kacangan. Berasal dari bahasa Arab yang artinya buah-buahan kering.
Adapun makanan penutup paling terkenal di meja makan orang Mesir yaitu Kanafa dan Qataif (الكنافة والقطايف)
Terakhir, Shereen menjelaskan terkait al-Musarati. Yaitu salah satu tokoh terpenting yang terkait dengan bulan Ramadhan. Dia adalah orang yang tugasnya memperingatkan umat Islam untuk makan sahur pada waktu sahur. Dengan menggunakan gendang atau seruling, waktu itu dimulai sebelum shalat Subuh dengan waktu yang cukup.
“Using drum or flute, that time begins before Fajr prayer with sufficient time,” tandasnya. (*)
Penulis: Ain Nurwindasari Editor Mohammad Nurfatoni