PWMU.CO – Siswa SD Muhammadiyah 1 GKB (SD Mugeb) Gresik mengikuti program Tasmik Tahfidh Excellent di Griya Jenderal Soedirman di Jalan Raya Prupuh Panceng, Jumat (26/1/2024) pagi.
Perjalanan panjang yang memakan waktu satu jam terbayar ketika rombongan memasuki bangunan berkonsep industrial di tengah pedesaan itu. Beragam pepohonan tumbuh di sana sehingga menyajikan hamparan taman yang sejuk. Nama Griya Jenderal Soedirman muncul dari sang pemilik, Gunawan Hidayat, Pengusaha Songkok Syahbani asli Gresik.
Gunawan pun menyambut ramah kehadiran rombongan SD Mugeb. Dia mengarahkan mereka naik tangga ke lantai 2. Usai melewati jembatan kayu, tibalah mereka di ruangan seluas 4×7 meter yang semi terbuka.
Dengan desain yang apik, semilir angin berembus dari ventilasi yang mengelilinginya. Gemericik air dari lantai bawah semakin menambah hawa segar di sana. Sesekali, terdengar suara kambing milik warga sekitar.
Di sanalah ketiga siswa SD Mugeb tasmik, Jumat (26/1/2024) pagi. Kali ini giliran Hasnah Hazimatul Haq kelas VI Amanah dan Nida Rasyida Harimurti kelas V Engine tasmik juz 30. Sedangkan Haidar Azfar Abdurrahman kelas V Civil tasmik juz 29. Haidar sudah mengikuti tasmik juz 30 pada 2023 yang lalu.
Sepuluh teman yang juga tergabung di program Tasmik Tahfidh Excellent menyimaknya sambil membuka al-Quran. Tak ketinggalan, Antun Wijayati dan Nelly Hanim ikut hadir menyimak. Mereka adalah ibu Haidar dan Hasnah.
Setelah ketiganya tasmik dengan lancar, Kepala SD Mugeb Mochammad Nor Qomari SSi memberi amanat. Ari–sapaan akrabnya–berharap, “Semoga ke depan kita bisa merawat semangat menghafal al-Quran. Semoga anak-anak semua hafal juz 30, tahu artinya dan bisa menerapkan di kehidupan sehari-hari.”
Ari mengungkap penilaiannya sekaligus bersyukur. “Alhamdulillah, kalau ustad Ari dengarkan dari bawah, anak-anak tadi menghafal dengan lancar,” ujarnya.
Kejutan Songkok Gratis
Di ujung sambutannya, Ari mengungkap peserta laki-laki mendapat kejutan dari Gunawan. Wajah penasaran peserta langsung berubah ceria ketika kardus besar bertuliskan Padi Mas dibuka. Di dalamnya ada songkok untuk mereka.
Wakil Kepala Sekolah Bidang Pembinaan dan Pembiasaan Karakter membagikan satu per satu sesuai ukuran anak-anak. Mereka langsung mengeluarkan songkok dari kemasan kardusnya dan memakainya.
Usai memakai songkok barunya, salah satu peserta yang akrab disapa Keenan berceletuk, “Enak rasanya. Pas banget!”
Sambil tersenyum lebar hingga tampak giginya, Falza pun mengaku senang mendapat songkok gratis. “Semoga kita bisa jadi hafidh hafidhah Quran,” ujar M. Rafalza Al Hilabie yang langsung diamini seluruh temannya.
Ari akhirnya mengenalkan, Gunawan merupakan pengusaha songkok. Dia meneruskan usaha sang ayah, A. Isfa’ Ali. Kini dia sukses menciptakan branding Songkok Tanpa Kertas Syahbani.
Tak tanggung-tanggung, acara berlanjut sharing session bersama Gunawan. Dia diminta berbagi tips menjadi pengusaha sukses.
“Pengusaha harus sabar, telaten. Kalau sudah ada penghasilan, wajib zakat 25 persen dan shadaqah. Ini karena harta kita cuma titipan. Kita bisa seperti ini karena Allah,” ujar Gunawan.
Gunawan lanjut menukil Surat Muhammad ayat 7. “Siapa yang membantu agama Allah akan diangkat derajatnya. Jadi kalau mau kaya, gak perlu ke dukun. Di al-Quran sudah ada jawabannya,” imbuhnya.
Ari pun mengucapkan terima kasih. “Atas kedermawanan Pak Gunawan yang mengizinkan griya ini menjadi tempat tasmik,” ujarnya.
Berdasarkan perbincangannya dengan Gunawan, Ari mengungkap, “Griya ini dibuka untuk umum dan dan gratis selama itu untuk kegiatan dakwah. Gak hanya untuk Muhammadiyah saja. Kajian lain boleh, asal tidak sesat.” Gunawan yang duduk di sampingnya mengangguk sepakat. (*)
Penulis Sayyidah Nuriyah Editor Mohammad Nurfatoni