PWMU.CO – IPM diminta bisa kolaborasi dengan eksternal untuk memajukan organisasi di era madani.
Saran itu disampaikan Ketua Umum PP Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) Riandy Prawita dalam sambutan pelantikan Pimpinan Wilayah IPM Jawa Timur periode 2023-2025 di Gedung Grahadi Surabaya, Sabtu (3/2/2024).
”Tak hanya berkolaborasi dengan internal namun kita juga harus bisa kolaborasi eksternal seperti dengan pemerintah, dinas-dinas terkait, bahkan dengan kolega dari luar negeri,” kata Riandy.
Menurut dia, kolaborasi cara paling efektif dan efisien untuk menciptakan generasi yang bermoral, kreatif, dan memiliki ilmu pengetahuan yang luas.
Karena dengan berkolaborasi kita dapat mengerti berbagai sudut pandang yang menjadi satu, dan berkumpulnya banyak sudut pandang menuntut sebuah kelompok untuk saling menghargai sehingga terwujudlah sesuai apa yang diharapkan dengan era madani.
”Kolaborasi eksternal penting karena bagaimana kita mengomando gerakan yang sama. Kepemimpinan yang kuat adalah kepemimpinan yang bisa mengayomi semuanya,” ujarnya.
Dia menjelaskan pentingnya kolaborasi dan saling menghargai dengan menghilangkan hal yang menjadi pembeda dalam mengomando gerakan.
Ketua Umum Pimpinan Wilayah Ikatan Pelajar Muhammadiyah Jawa Timur M Hengki Pradana ingin mewujudkan masyarakat ilmu.
Aktualisasi masyarakat ilmu di kalangan pelajar, kata dia, dapat menciptakan bibit untuk generasi madani.
Dana, sapaan akrabnya, menjelaskan, saat ini Indonesia menyambut bonus demografi pada 2045. Pada tahun tersebut, anak muda mencapai usia produktif yang mengisi berbagai sektor.
Dikatakan, IPM secara khusus juga perlu mengambil peran dalam menyambut era Indonesia Emas tersebut.
”IPM sebagai anak panah Muhammadiyah, diharapkan menjadi garda terdepan dalam menciptakan kader-kader yang memiliki pandangan kosmopilit,” tuturnya.
Pria asal Lamongan itu mengutip pandangan Nurcholish Majid tentang enam syarat masyarakat madani. Yakni patuh terhadap hukum, toleransi, menjunjung prinsip pluralisme, egalitarianisme, penghargaan berdasarkan prestasi, serta keterbukaan partisipasi seluruh masyarakat.
Berdasarkan enam syarat itu, sambung dia, IPM Jatim diharapkan mampu menciptakan gagasan yang kosmopolit. Gagasan yang menembus ruang batas.
Jangan jadi orang yang diam di dalam tempurung tanpa mau tahu luasnya dunia dan ilmu pengetahuan.
”Jadilah cendikiawan, jadilah profesor, jadilah apapun itu yang ahli pada bidangnya dan ciptakan inovasi-inovasi,” tutupnya.