PWMU.CO – Siswa Berlian School berinteraksi dengan lebah di Balai Besar Inseminasi Buatan (BBIB) Singosari, Rabu (26/1/2024).
Dalam acara Field Trip, siswa kelas III SD Muhammadiyah 2 GKB (Berlian School) Gresik Jawa Timur melakukan safari ke peternakan lebah. Di sana, mereka berinteraksi secara langsung dengan hewan di BBIB khususnya lebah. Hewan yang umumnya dikenal mempunyai sungut dan penghasil madu.
Dalam safari Berlian School ini, siswa mengenal lebih dekat hewan lebah. Dipandu oleh Era Fitrianingsih, mereka melihat dan mengamati kandang lebih dari dekat.
Dalam keterangannya Kak Era sapaan akrabnta menjelaskan tentang lebah yang dipelihara di BBIB ini adalah lebah Klanceng tanpa sungut. Mulai dikembangkan sekitar satu lalu dengan mengadaptasi lingkungan, pakan dan kandang seperti peternakan lebah pada umumnya.
“Bermula dari ide pimpinan setelah melihat potensi lahan dan lingkungan, akhirnya kami bersepakat untuk mengembangkan peternakan lebah tanpa menganggu ekosistem dari ternak sapi dan kambing,” terangnya.
Apa yang dipaparkan Kak Era membuat salah satu siswi ingin bertanya. “Apakah lebah ini menyengat?” tanya Azkia Samha dengan wajah penasaran. “Tidak, coba mendekat,” jawab Kak Era mengajak Azkia untuk melihat secara langsung.
Dengan rasa penasaran siswa melihat satu per satu kandang lebah. Mengamati aktivitas lebah yang keluar masuk kandang, setelah memperoleh serbuk sari.
“Ini sebagai media belajar bagi anak-anak yang selama ini masih mengira bahwa tawon atau lebah pastinya akan menyengat. Namun dengan edukasi ini, anak-anak jadi tahu ada lebah yang tidak bersungut,” ungkapnya.
Siswa mendengarkan penjelasan dari Kak Era sambil melihat kandang lebah. Secara bergantian siswa ditunjukan seperti apa kondisi di dalam kandang lebah dan hasil madunya.
Sebagai pengalaman baru bagi mereka, mereka pun mengamati dengan seksama. Dengan berani, mereka berinteraksi lebih dekat dengan lebah. Terlihat mereka tidak canggung, tanpa rasa takut dan cemas akan disengat.
“Nah, sekarang jadi tahu ya kalau tawon klanceng ini tidak menyengat,” tutur Kak Era di akhir penjelasan. (*)
Penulis Dian Andrian. Editor Ichwan Arif.