PWMU.CO – Mengajak kebaikan selalu ada tantangan dikupas dalam Pengajian Ahad Pagi yang diselenggarakan di halaman Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Jember Jawa Timur.
Narasumbernya adalah Ketua PDM Banyuwangi Dr Mukhlis Lahuddin MSi, Ahad (11/2/2024). Pengajian ini dihadiri warga Muhammadiyah serta Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) dan Pimpinan Cabang Aisyiyah (PCA) Semboro dan Silo.
Mukhlis – sapaan akrabnya, membuka pengajian dengan membaca al-Quran surat an-Nisa ayat 114. Kemudian bertanya kepada hadirin. Waktumu untuk apa? Apa saja yang kamu lakukan untuk memanfaatkan waktu?
“Waktu yang Allah berikan harus dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Ini seperti dalam surat an-Nisa ayat 114. Menyuruh orang bersedekah, berbuat kebaikan, dan mengadakan perdamaian di antara manusia,” ujarnya.
Dia memaparkan seperti kegiatan yang dilakukan Lazismu. Muhammadiyah perlu mengupayakan pengadaan sarana prasarana yang menunjang kelancaran pelayanan kepada masyarakat.
“Sarana prasarana sangat mendukung kelancaran. Contohnya mobil Lazismu, kita bisa menjemput sedekah warga yang mungkin tidak bisa datang langsung,” ungkapnya.
Hal ini tidak hanya seputar sarananya saja, namun pegawainya juga harus tetap, kantornya juga tersedia dan tidak pindah-pindah. “Warga yang bersedekah merasakan pelayanan yang baik akan gembira, dan merasakan manfaatnya,” pesannya.
Berbuat Baik Dimana Saja
Dia menegaskan, dimanapun tempatnya, apapun profesinya, maka harus sekuat tenaga berbuat baik dan menyuguhkan kebaikan.
“Kenapa kita harus berbuat baik? Karena perbuatan baikmu akan menolongmu dan keluargamu. Wis tah, enak-enak lak dadi wong apik (sudahlah, pasti enak jadi orang baik),” jelasnya.
Menurutnya, pengajian salah satu cara mengajak orang lain berbuat baik. Tapi mengajak berbuat baik bukan perkara mudah. Nikmati prosesnya, pasti dapat manfaatnya.
“Usaha maksimal kita mengajak berbuat baik, juga tidak luput dari tantangan,” ucap pria kelahiran Watukebo-Jember ini.
Berbeda pendapat, lanjutnya, pasti ada saja ketika dalam musyawarah. Menyatukan dan menyamakan pendapat bukan perkara mudah. “Tapi kudu temenan (tapi harus sungguh-sungguh). Diniati karena kebaikan dan ridho Allah SWT,” tuturnya. (*)
Penulis Wulidatul Aminah. Editor Sugiran.