PWMU.CO – Majelis Pendidikan Dasar, Menengah dan Pendidikan Nonformal Pimpinan Daerah Muhammadiyah Gresik (Majelis Dikdasmen PNF PDM Gresik) menyelenggarakan Training of Trainer (ToT) Penulisan Karya Ilmiah untuk guru-guru sekolah Muhammadiyah se-Kabupaten Gresik di Aula SD Muhammadiyah 1 GKB, Sabtu (17/02/24).
Sekretaris Majelis Dikdasmen PNF PDM Gresik Nurul Wafiyah MPd menyampaikan, ToT ini untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. “Dengan guru-guru yang lebih terampil dalam menulis karya ilmiah, siswa akan mendapatkan pengalaman pembelajaran yang lebih bermutu,” tutur Nuwaf, sapaan akrabnya.
Selain itu, kegiatan ini juga memotivasi guru untuk dapat membimbing siswa melakukan penelitian dan penulisannya. “Dengan guru-guru yang menunjukkan komitmen pada penelitian dan penulisan karya ilmiah, siswa akan terinspirasi untuk melakukan hal yang sama. Guru juga bisa membimbing siswa dalam melakukan penelitian dan menuliskan laporan penelitiannya,” tambahnya.
Nuwaf juga menjelaskan dampak lebih lanjut yang diharapkan yaitu meningkatkan reputasi sekolah. “Dengan menghasilkan karya ilmiah yang berkualitas kemudian melatih siswa dalam menghasilkan karya ilmiah yang dilombakan di ajang prestasi tertentu, kita dapat membantu meningkatkan reputasi sekolah sebagai lembaga pendidikan yang unggul dan berkomitmen terhadap peningkatan mutu. Ini bisa menjadi branding sekolah kita,” ujar Nuwaf.
Sementara itu, Ketua Majelis Dikdasmen PNF PDM Gresik M Fadloli Aziz SSi MPd dalam sambutannya menyampaikan, kegiatan ini erat kaitannya dengan pengembangan kompetensi atau keterampilan 6C yang sangat dibutuhkan di abad 21.
Pertama critical thinking, ketrampilan berpikir kritis. Proses penulisan karya ilmiah mendorong guru-guru yang kemudian bisa dilatihkan ke siswa untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis terhadap fenomena yang ada di sekitarnya. “Hal ini bisa menjadi pemantik dalam menemukan solusi yang inovatif dari permasalahan yang ada di sekitar,” jelas Aziz.
Kedua, communication atau komunikasi. “Melalui penulisan karya ilmiah, kita bersama siswa bisa menyampaikan ide-ide dan penemuan dengan jelas,” tuturnya.
Ketiga, collaboration atau kolaborasi. “Proses penulisan karya ilmiah sering melibatkan kolaborasi antarindividu atau tim,” ungkap Asesor Program Sekolah Penggerak itu.
Keempat, creativity atau kreativitas. “Penulisan karya ilmiah mendorong kita dan siswa untuk berpikir dan menghasilkan ide-ide baru dan berkreasi dalam karya nyata,” kata dia.
Kelima, character atau karakter. “Proses penulisan karya ilmiah mencerminkan karakter guru dan siswa dalam hal ketekunan, integritas, dan tanggung jawab,” tutur Aziz.
Keenam, citizenship atau kewarganegaraan. “Melalui penulisan karya ilmiah, kita diajarkan untuk memahami peran kita untuk berkontribusi dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat yang lebih baik dan bermakna,” tuturnya.
Aziz juga mengatakan ada 2C yang lain terkait dengan keterampilan yang bisa diambil dari kegiatan ini. “Computational skill dan compassion. Kemampuan berpikir secara logis dan sistematis. Juga kemampuan welas asih dan peduli terhadap orang lain,” ujarnya.
Aziz meyakini, di samping bermanfaat bagi guru untuk meningkatkan kemampuan menulis, juga akan memberikan pengalaman belajar siswa. “Membantu mereka menjadi generasi yang lebih terampil, kritis, dan inovatif dalam menghadapi tantangan abad 21,” tutup Aziz dalam sambutannya. (*)
Kontributor Mardliyatul Faizun. Editor Ria Pusvita Sari.