PWMU.CO – Semangat menjadi sekolah unggulan di Kota Surabaya memberi motivasi lebih SD Muhammadiyah 24 Surabaya untuk terus berlari kencang. Sekolah berbasis penguatan karakter yang semakin hari semakin terus mendapat kepercayaan dari masyarakat ini pun melakukan beberapa terobosan baru. Salah satunya dengan peluncuran Program Life Skill Class (LSC) untuk penguatan pendidikan karakter (PPK).
Kepala SD Muhammadiyah 24 Surabaya Norma Setyaningrum SPd menjelaskan untuk penguatan pendidikan karakter pihaknya telah menerapkan program lima hari sekolah (LHS) sebagai respon dari kebijakan program Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).
(Berita terkait:Untuk Penguatan Pendidikan Karakter, SDM 24 Surabaya Terapkan Sekolah 5 Hari)
Selain itu, Sekolah di Jalan Ketintang No.45 Wonokromo, Gayungan Kota Surabaya telah menerapkan program Morning Motivation (MoM) dan mendeklarasikan Piagam ‘DE BEST’ sebagai upaya penguatan Tripusat Pendidikan, yakni sekolah, keluarga, dan masyarakat.
”Dengan penerapan program LSC ini kami terus berupaya untuk meningkatkan kualitas sekolah. Terutama, dalam rangka penguatan pendidikan karakter,” ujar Norma kepada pwmu.co, Senin (7/8).
Norma menjelaskan setiap satu bulan sekali, siswa-siswi SDM 24 Surabaya diwajibkan untuk mengikuti program LSC dengan materi life skill yang berbeda-beda di setiap kelas. Untuk siswa kelas 1-3 ada meteri seperti toilet training, melipat baju dan memakai baju. Sedangkan untuk kelas di atasnya ada materi menyetrika, mengepel, mencuci piring, dan lainnya.”Materi akan disesuaikan dengan tingkat kematangan psikologis dan kecakapan siswa,” terang Bu Inda selaku pembimbing program.
(Baca juga: Selamat, 2 Siswa Madrasah Muhammadiyah Lolos Program Summer Camp di China)
Ia menerangkan program LSC untuk pertama kalinya terselenggara pada Jumat (4/8) lalu. Adapun materi life skill yang diberikan untuk siswa-siswi kelas 3 adalah pembelajaran mencuci kaos kaki.
”Kami memberikan pengalaman pada siswa untuk mencuci kaos kakinya sendiri. Itu supaya anak-anak tidak hanya megantungkan pada orangtuanya. Sehingga siswa-siswi bisa mandiri,” tuturnya.
Siswi kelas 3 Zahira mengaku senang bisa belajar mencuci kaos kaki. ”Sanya senang banget. Karena baru tahu bagaimana caranya mencuci kaos kaki,” ungkapnya. Senada itu, Sabrina berjanji akan mencuci kaos kakinya sendiri. ”Saya akan cuci kaos kakiku sendiri Bu,” ungkapnya penuh semangat.(arik/aan)