PWMU.CO – Ubah kesan boring saat mengikuti kajian, Remaja Masjid An-Nur Sidoarjo bikin inovasi dengan model sharing time.
Halaman Masjid An-Nur, Komplek Muhammadiyah Sidoarjo pada Ahad (17/2/24) pagi penuh dengan kendaraan yang terparkir. Di dalam ruang utama masjid tampak kajian khusus untuk remaja sedang berlangsung.
Pagi itu Remaja Masjid An-Nur Sidoarjo (Rans) sedang mengadakan kajian khusus remaja. Sasaran pada kajian ini adalah para remaja SMP dan SMA di sekitar Sidoarjo.
Berbeda dengan kajian pada umumnya, kajian khusus remaja ini dikemas dengan model sharing time. Seluruh peserta tampak aktif dan interaktid selama kajian berlangsung.
Ketua Pelaksana Kajian Remaja Annisa Nur Islamiar menyampaikan, jika metode kajian khusus remaja dibuat berbeda, tujuannya agar para peserta tidak bosan. “Karena mereka harus berinteraksi dan saling sharing dengan teman satu kelompoknya, yang belum tentu mereka kenal,” ujarnya.
Annisa kemudian menceritakan, jika sebelum ikut kajian, para peserta harus melakukan pendaftaran melalui link yang sudah disebarkan sebulan sebelumnya. Saat registrasi kehadiran, peserta harus mengisi daftar hadir lalu dibagikan snack, minuman, serta kartu warna warni.
“Mereka kemudian duduk berkelompok sesuai dengan warna kartu yang dipegang. Setiap kelompok yang sudah terbentuk, harus mendiskusikan materi yang sudah disiapkan panitia. Materi yang berbeda-beda dari setiap kelompok nantinya akan didiskusikan dengan ustadz/pembicara,” jelasnya.
Ubah Kesan Boring
Sebagai narasumber kajian remaja adalah Ustadz Carlos Abu Hamzah. Mubaligh tersebut tampil santai dengan busana kaos dan bertopi, khas anak muda kekinian. Materi “Cinta Pertama” disampaikan Ustadz Carlos. Diskusi dan sharing menjadi seru, ketika narasumber mengupas tentang apa itu cinta, apa yang kita lakukan saat jatuh cinta, dan apakah rasa cinta perlu dikendalikan.
Ustadz Carlos kemudian mengajak para peserta untuk mengkaji al-Quran surat an-Naba’ ayat 8: “Kami menciptakan kamu berpasang-pasangan.” Menurutnya, kita tidak perlu khawatir dengan rasa yang ada. “Semua bisa berproses dengan baik dengan belajar memahami agama dengan baik pula, sampai saatnya telah tiba,” tuturnya.
Sementara itu, Ketua Takmir Masjid An-Nur Muhammadiyah Sidoarjo H Faisol Karim mengatakan, takmir dan Remas An-Nur ingin mengubah image para generasi muda. “Yakni mengikuti pengajian di masjid itu membosankan, karena hanya duduk dan mendengarkan saja, maka kita coba membuat inovasi baru,” jelasnya.
Bersama teman-teman Remas An-Nur, lanjut dia, inovasi yang digagas adalah mengikuti pengajian di masjid itu mengasyikkan, tidak membosankan, dan bahkan menyenangkan. “Makanya, kita kemas Kajian Remaja kali ini dengan nuansa yang berbeda. Kami benar-benar berharap, rasa cinta para generasi muda dapat terus tumbuh dan semangat untuk memakmurkan masjid,” tambahnya. (*)
Penulis Raka Qowiyul Ibad. Editor Darul Setiawan.