PWMU.CO – Siswa Spemdalas belajar Falsafah Shalat di Kajian Muslim Milenial (Kammil) SMP Muhammadiyah 12 (Spemdalas) GKB Gresik Jawa Timur, Jumat (16/2/2024).
Acara yang digelar di Masjid Taqwa Spemdalas, pemateri Ach Sudrajad Nurismawan MPd mengangkat tema Falsafah di Balik Shalat. Di hadapan siswa putra kelas VII-IX, guru Bimbingan Konseling (BK) Spemdalas ini menjelaskan falsafah shalat pada 4 bagian.
“Pertama keharmonisan, pengabdian, kesyukuran, dan ketenangan,” katanya.
Dia menuturkan, keharmonisan dalam shalat mengajar kehidupan berdisiplin dan tersusun. Hal ini juga dapat mendidik diri untuk saling menyayangi, memahami, dan bersifat positif.
“Keharmonian dalam masyarakat dapat mengikis sifat negatif, seperti sombong, dengki, dan sebagainya,” ujarnya di hadapan siswa putra kelas VII-IX.
Dia menuturkan, shalat berjamaah juga dapat mengeratkan hubungan masyarakat.
Kedua, ketenangan. Shalat berhubungan dengan Allah. Hunungan yang baik ini akan membuat kita rasa disayangi, dibantu dan dijaga oleh Allah. Sebelum shalat kita mengambil wudhu, hal ini dapat menggugurkan dosa kecil. “Keampunan ini bisa memberikan ketenangan dan kebersihan jiwa manusia,” jelasnya.
Ketiga, kebersyukuran. Seorang hamba yang menunaikan shalat menunjukkan dirinya bersyukur dengan segala nikmat yang diberikan oleh Allah. Orang yang bersyukur akan beroleh manfaat dan nikmat dari Allah.
Keempat, pengabdian. Shalat mendekatkan diri kita dengan Allah SWT. Shalat yang sempurna akan memberikan kesan positif dalam kehidupan. “Shalat yang sempurna menghapuskan dosa dan dapat memohon keampunan kepada Allah. Shalat dapat membentuk akhlak mulia,” kupasnya.
Selain itu, lanjutnya, shalat bisa mencegah manusia daripada melakukan dosa.
Kepemimpinan Luhur
Ach Sudrajad Nurismawan menjelaskan shalat juga memiliki azas pembinaan kepemimpinan luhur. Shalat yang dilaksanakan dengan mengikut rukun shalat yang diajar oleh Rasulullah dapatmembentuk individu yang taat.
“Ketaatan dan kepatuhan melaksanakan tuntutan syariah merupakan garis panduan menjadi seorang pemimpin. Shalat membentuk nilai kepimpinan dalam diri. Meluruskan shaf berarti melambangkan kesatuan dan keterpaduan,” jelasnya.
Dia menuturkan, shalat juga bisa menjadikan seorang pemimpin senantiasa mengharapkan keridha an Allah dalam segala tindakannya yang dilakukan di dunia. (*)
Penulis/Editor Ichwan Arif.