Bagaimana Seharusnya Menyambut Kedatangan Bulan Suci Ramadhan? Oleh Ustadzah Ain Nurwindasari
PWMU.CO – Bulan suci Ramadhan akan segera tiba. Bulan yang diibaratkan tamu istimewa ini hendaknya disambut oleh umat Islam dengan suka cita. Selain Ramadhan merupakan bulan suci yang mulia, di dalamnya juga terdapat amalan-amalan istimewa yang tidak ditemukan di bulan lainnya.
Allah SWT berfirman:
ﻗُﻞْ ﺑِﻔَﻀْﻞِ ﺍﻟﻠّﻪِ ﻭَﺑِﺮَﺣْﻤَﺘِﻪِ ﻓَﺒِﺬَﻟِﻚَ ﻓَﻠْﻴَﻔْﺮَﺣُﻮﺍْ ﻫُﻮَ ﺧَﻴْﺮٌ ﻣِّﻤَّﺎ ﻳَﺠْﻤَﻌُﻮﻥَ
“Katakanlah: ‘Dengan kurnia Allah dan rahmatNya, hendaklah dengan itu mereka bergembira. Kurnia Allah dan rahmat-Nya itu adalah lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan” (Yunus 58).
Oleh karena itu, setiap Muslim hendaknya mempersiapkan diri untuk menyambut bulan Ramadhan. Setidaknya ada lima hal yang perlu diperhatikan ketika menyambut bulan Ramadhan.
Setidaknya ada empat cara menyambut bulan Ramadhan sesuai tuntunan al-Qur’an.
1. Membekali Diri dengan Ilmu
Ramadhan merupakan bulan istimewa yang selayaknya dimanfaatkan untuk memperbanyak ibadah, menjadikannya sebagai madrasah agar ketika Ramadhan tiba seorang Muslim telah siap menjalaninya dengan penuh semangat. Oleh karena itu ilmu terkait keutamaan bulan Ramadhan dan amalan apa saja yang perlu dipersiapkan dan dimaksimalkan di bulan Ramadhan semestinya dikuasai oleh orang yang mengaku bergembira menyambut Ramadhan.
2. Mempersiapkan Fisik dan Mental
Menjalani bulan Ramadhan tentu sangat berbeda dengan bulan-bulan lainnya dalam hal pelaksanaan ibadah. Terdapat amalan wajib yaitu puasa selama sebulan penuh, tadarus, I’tikaf hingga sedekah wajib (zakat) dan sedekah sunnah. Jiwa dan fisik yang siap, juga materi yang telah disiapkan sebelumnya menjadi faktor penting kesuksesan seseorang menjalani bulan Ramadhan.
3. Melunasi Utang Puasa
Firman Allah SWT dalam Q.S. Al-Baqarah ayat 184:
اَيَّامًا مَّعْدُوْدٰتٍۗ فَمَنْ كَانَ مِنْكُمْ مَّرِيْضًا اَوْ عَلٰى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِّنْ اَيَّامٍ اُخَرَ ۗ وَعَلَى الَّذِيْنَ يُطِيْقُوْنَهٗ فِدْيَةٌ طَعَامُ مِسْكِيْنٍۗ فَمَنْ تَطَوَّعَ خَيْرًا فَهُوَ خَيْرٌ لَّهٗ ۗ وَاَنْ تَصُوْمُوْا خَيْرٌ لَّكُمْ اِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُوْنَ
(Yaitu) beberapa hari tertentu. Maka barangsiapa di antara kamu sakit atau dalam perjalanan (lalu tidak berpuasa), maka (wajib mengganti) sebanyak hari (yang dia tidak berpuasa itu) pada hari-hari yang lain. Dan bagi orang yang berat menjalankannya, wajib membayar fidyah, yaitu memberi makan seorang miskin. Tetapi barangsiapa dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, maka itu lebih baik baginya, dan puasamu itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.
Meskipun tidak ada dalil yang secara tegas memerintahkan qada puasa sebelum datang Ramadhan berikutnya, alangkah baiknya sebagai umat Islam bersegera membayar hutang puasa setelah berlalunya bulan Ramadhan yang di dalamnya kita ada hutang puasa, sebelum datang Ramadhan berikutnya. Oleh karena itu, bagi yang masih memiliki hutang puasa hendaknya segera mengganti puasanya di waktu menjelang Ramadhan ini.
4. Berusaha Memperbaiki Diri
Dalam tradisi Jawa terdapat istilah padusan menjelang Ramadhan. Tradisi ini sebenarnya mengandung nilai yaitu mempersiapkan diri menghadapi bulan Ramadhan dengan menyucikan diri terlebih dahulu.
Namun, yang perlu dilakukan oleh umat Islam bukanlah melakukan tradisi padusan tersebut. Sebelum memasuki bulan suci Ramadhan, alangkah baiknya jika jiwa kita disucikan terlebih dahulu dengan cara memperbanyak tobat, menghindari maksiat dan memperbanyak amal shaleh.
Allah SWT berfirman:
قَدْ اَفْلَحَ مَنْ زَكّٰىهَاۖ
“Sungguh beruntung orang yang menyucikannya (jiwa itu) .. (asy-Syam 9). Wallahu a’lam bish shawab. (*)
Ustadzah Ain Nurwindasari SThI MIRKH adalah anggota Lembaga Dakwah Komunitas (LDK) Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Sekretaris Majelis Tabligh dan Ketarjihan Pimpinan Daerah Asiyiyah (PDA) Gresik; alumnus Pendidikan Ulama Tarjih Muhammadiyah (PUTM) PP Muhammadiyah dan International Islamic University of Malaysia (IIUM); guru Al-Islam dan Kemuhammadiyahan SMP Muhammadiyah 12 GKB Gresik.
Editor Mohammad Nurfatoni