PWMU.CO – Bermain perang menjadi acara outbound murid SMP Muhammadiyah 7 Dupak Jaya Surabaya di Kota Batu, Rabu (21/2/2024).
Ini kegiatan tengah semester (KTS) Sekolahnya Para Pemimpin, slogran SMPM 7. Bermain strategi perang menggunakan air soft gun. Lokasi bermain perang di Alas Pinus, kawasan wisata Coban Talun.
Bermain tembak-tembakan diikuti oleh 212 peserta didampingi 24 guru. Mereka memakai rompi, masker untuk melindungi wajah, juga pelindung kaki.
Sebelum game perang air soft gun dimulai, peserta latihan menembak dulu dengan jarak lima meter membidik sasaran.
Juga diajari cara membawa dan memainkan senjata yang lumayan berat. Peserta harus fokus membidik sasaran.
Lalu siswa dibagi kelompok laki dan perempuan. Tiap kelompok dibagi lagi beberapa regu. Tiap regu beranggota sepuluh orang.
Bermain perang bergiliran tiap dua regu. Dua regu ambil posisi berhadapan dengan jarak agak jauh. Regu lelaki dinamai Israel. Regu perempuan menamakan Palestina. Perang berlangsung dua babak.
Tembak-tembakan dimulai. Target mengambil bendera kemenangan yang diletakkan di tengah lapangan. Tiap peserta mencari persembunyian. Di balik pohon atau tenda.
Peserta saling intip lawan. Memburunya. Jika menemukan langsung ditembak. Peserta yang kena tembak berhenti tak boleh main. Serulah kedua regu saling incar dan tembak.
Ketika tembakannya kena langsung bersorak girang. Yang kena tembak berteriak menyesal.
Babak pertama tim Palestina kalah telak. Tujuh anggotanya tertembak. Bendera direbut tim Israel.
Ganti posisi di babak kedua. Perang-perangan makin seru. Kali ini tim Palestina berhasil melewati medan pertempuran. Merebut bendera kemenangan.
Selain bermain perang, di tempat lain outbound, murid-murid menuju wisata edukasi perah susu. Berbaris menuju kandang sapi dengan memakai caping. Mereka praktik merawat dan memerah susu sapi.
Selanjutnya ke wisata petik apel. Pemandu menjelaskan cara menanam dan merawat apel. Kemudian memetik dan memakan apel sepuasnya di kebun.
Zaskiyah Rahma Dinda Siswanto, murid kelas 8, berkesan dengan acara ini. Meskipun badannya capai hatinya bergembira. ”Badan masih terasa njarem tapi senang,” ujarnya.
Dzammar dari kelas 9 malah ketagihan. ”Boleh ta main lagi. Ini seru, main tembak-tembakan melawan musuh. Mirip game online peperangan, tapi ini nyata,” katanya.
Penulis Rachell Fattama Az Zahrah Editor Sugeng Purwanto