PWMU.CO – Kue tar dengan desain tulisan PWMU 8 tidak dipotong sehingga tetap utuh sampai ujung acara Roadshow Milad Ke-8 PWMU.CO di Universitas Muhammadiyah Gresik (UMG), Sabtu (24/2/2024).
Adalah dua kontributor Sendangagung, Lamongan, Gondo Waloyo dan Sri Asian, yang menghadirkan kue tar cantik itu. Keduanya langsung menyerahkan kepada Pemimpin Redaksi (Pemred) PWMU.CO Mohammad Nurfatoni. Usai foto bersama, kue itu mereka ‘abadikan’ di meja tamu paling depan (VVIP) dan tidak langsung dipotong.
Begitu persis dengan tulisan aslinya menjadi alasan kuat banyak orang sayang jika kuenya langsung dipotong. Setiap kontributor maupun editor yang hadir begitu mengagumi keindahan tulisan yang mirip dengan desain tulisan maupun logo aslinya.
Kesan ini yang Fatoni, sapaan Pemred PWMU.CO sampaikan. “Bagus sekali sampai sayang kalau harus dipotong!” ucapnya sambil menikmati keindahan kue tar spesial milad itu.
Sebenarnya, saat sesi foto ada usulan untuk proses potong roti sambil dipotret. Tapi usulan lain juga muncul dari sang pemred agar tidak dipotong. Pasalnya terlalu indah untuk dirusak atau dipotong.
“Bagusnya gini, sampai eman kalau dipotong-potong. Kok persis sekali dengan tulisan aslinya. Kirim saja ke PWM Surabaya!” usul Fatoni.
Senada dengan Fatoni, Sekretaris Redaksi PWMU.CO Anifatul Asfiyah pun memuji kue tersebut. “Iya, bagus sekali. Terlihat mewah karena ada emas ini,” ungkapnya saat mengintip kue tersebut di meja tempat diletakkannya seluruh makanan dan minuman yang kontributor bawa. Ia lalu mengeluarkan ponsel untuk mengabadikannya.
Kue tar itu akhirnya benar-benar tidak dipotong di lokasi di UMG. Sebab akhirnya kue itu dibawa Anifatul Asfiyah ke Kantor PWM Jatim.
Cara Bikin Kue Tar Cantik
A. Hadi Suyanto, owner Hadi Tart, menjelaskan kepada PWMU.CO cara membuat kue tar dengan tampilan elok tersebut. “Ini pakai edible printing. Bahan kertasnya dari waferpaper. Tinta khusus edible foodgrade colour,” jelas pria asli Sendangagung ini.
Ayah tiga anak tersebut lalu menjelaskan proses pembuatan kue ini. Pertama, siapkan based cake-nya, pakai brownies.
“Sambil menyiapkan edible image dengan tema yang sudah ditentukan serta ukuran sesuai size kue yang diinginkan,” ujar Hadi.
Kedua, proses frosting alias menyusun kue tiap layer (lapisan) dengan dilapisi filling cokelat dan butter cream.
Ketiga, covering (menutup). “Basecake yang sudah disusun tadi dibaluri buttercream di seluruh permukaan kue,” sambung Hadi.
Keempat, pemasangan edible image. “Sebelum ditaruh di atas kue, bagian bawah edible image tadi dilapisi dengan white chocolate compound (WCC). Fungsinya agar gambar bisa menyatu dengan permukaan kue, gak lari-lari kalau saat pemotongan kue,” imbuhnya.
Langkah terakhir, finishing. “Memberikan sentuhan hiasan garis tepi kue dengan butter cream. Selain mempercantik kue fungsinya juga menutupi tepi potongan dari edible image itu sendiri,” terangnya. (*)
Penulis Gondo Waloyo Coeditor Sayyidah Nuriyah Editor Mohammad Nurfatoni