PWMU.CO – Ada permainan yang mendorong sinergitas di Baitul Arqam Pimpinan Cabang Aisyiyah (PCA) Bulak Kota Surabaya Periode 2022-2027.
Ketua Majelis Kesejahteraan Sosial PCA Bulak Tri Eko Sulistiowati dipercaya menjadi fasilitator permainan edukasi dan muhasabah diri. “Silahkan berhitung satu sampai lima kemudian masing-masing bisa bergabung dengan angka yang sama menjadi satu kelompok,” ujar Tri saat memimpin petang itu.
Satu per satu peserta Baitul Arqam mengikuti perintah fasilitator. Mereka membawa tempat duduknya melingkar dalam satu kelompok sesuai angka yang disebutkan.
“Selamat kepada para peserta yang sudah berhasil menemukan anggota kelompoknya. Selanjutkan, saya persilakan masing-masing anggota memperkenalkan diri. Siapa nama dan apa jabatannya di Aisyiyah,” lanjutnya di TK Aisyiyah 19 Sukolilo, Jumat (23/2/2024).
Permainan ini menerapkan teori tak kenal maka tak sayang. Sehingga walaupun sudah berada dalam satu organisasi dan sudah berteman lama, ada yang baru tahu jabatannya di Aisyiyah.
“Selanjutnya, silakan bersalaman dan menceritakan kepada teman satu timnya tentang siapa nama suami dan pekerjaannya kemudian sebutkan jumlah putra-putrinya. Kalau suaminya sudah wafat maka bisa disampaikan juga bahwa beliau sudah almarhum,” kata Tri menyambung permainan berikutnya.
Adrenalin peserta makin memanas ketika pemateri memberikan tantangan ketiga. “Sebagai pimpinan, sudah selayaknya kita tabayun dalam menyikapi berita yang beredar di masyarakat. Silakan diskusikan dengan kelompoknya apa yang sebaiknya harus dilakukan jika ada berita hoax, kemudian tunjuk satu peserta untuk menjadi juru bicara yang akan menyampaikan ke kelompok sebelah,” tuturnya.
Keberanian berpendapat dan mengemukakan pendapat serta menghargai pendapat orang lain terlihat jelas pada proses diskusi ini. Begitu pula dengan berani berbicara di muka umum juga bisa dilalui dengan baik walau tak semua peserta berprofesi sebagai guru TK. Ada juga yang menjadi ibu rumah tangga.
Penghormatan pada tamu sesuai ajaran Jawa yaitu gupuh, lungguh dan suguh yang artinya kesiapan menerima tamu dengan senyum, mempersilakan duduk dan memberikan suguhan yang baik harus mereka praktikkan dalam permainan ini.
“Terakhir, apa yang harus dilakukan pimpinan cabang bila ada tamu yang datang membawa berita sinergitas kegiatan besar yang melibatkan ribuan orang? Silakan berdiskusi kemudian hasilnya dipresentasikan di hadapan kelompok lainnya,” sambung Tri.
Tri menjelaskan, “Sebagai organisasi besar, Aisyiyah tak pernah sepi kegiatan baik internal ataupun kerja sama dengan pihak lain. Maka di permainan ini, secara visual para pimpinan diminta untuk cerdas memutuskan sinergitas yang bisa menjadi kegiatan berdampak pada kemaslahatan umat.”
Muhasabah Diri
Baitul Arqam tak hanya ajang menambah ilmu berorganisasi akan tetapi juga menambah keimanan diri dengan mengikuti jamaah shalat yang dilanjutkan dengan dzikir dan doa serta mendengarkan kuliah tujuh menit sebagai upaya mendekatkan diri pada Ilahi Rabbi.
Tadarus al-Quran dengan membaca ayat-ayat al-Ma’surat menjelang istirahat malam, secara berjamaah dipimpin Tri Eko Sulistiowati. Sesi ini diakhiri dengan muhasabah diri.
Ada tangis dan haru yang tak terbendung kala bacaan tasbih, tahmid, tahlil dan takbir tak henti didengungkan dengan lirih ditengah malam dengan sedikit penerangan untuk menambah konsentrasi.
“Mari kita ucapkan terima kasih pada diri sendiri yang sudah begitu kuat menjalani setiap takdir dan skenario Ilahi. Tetap optimis dan semangat berorganisasi untuk mengawal NKRI yang akan kita wariskan pada anak cucu nanti,” pungkasnya. (*)
Coeditor Sayyidah Nuriyah Editor Mohammad Nurfatoni