PWMU.CO – Belum cukup ilmu politik menjadi salah satu penyebab kegagalan caleg perempuan Muhammadiyah. Ketua Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik (LHKP) Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur Muhammad Mirdasy SIP menilai kader putri Muhammadiyah kebanyakan belum siap menjadi caleg. Hal ini menyebabkan persentase keberhasilan mereka dalam kontestasi Pemilu 2024 sangat kecil.
Mirdasy menyampaikannya dalam konferensi pers yang digelar di Aula Mas Mansur gedung pimpinan wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur, Sabtu (2/3/2024).
“Kader putri ada 48 orang, tapi yang berhasil tidak ada. Ini sebuah ironi yang perlu dipersiapkan dengan baik,” tuturnya saat ditanya oleh kontributor PWMU.CO terkait keberhasilan caleg perempuan kader Muhamamdiyah Jawa Timur.
“Problemnya, caleg-caleg putri itu KW 3, untuk RI 1 dan provinsi ya,” imbuh Ketua Jihad Politik Muhammadiyah (Jipolmu) 2024 itu.
Kendati demikian, ia menilai caleg perempuan dari Muhammadiyah Jawa Timur yang bersaing di tingkat daerah ada yang menunjukkan keberhasilan. Di antaranya dr Zuhrotul Mar’ah Laila yang menjadi caleg DPRD Kota Surabaya Dapil 1.
Menurut Mirdasy, rata-rata posisi caleg perempuan dari Muhammadiyah menjadi pelengkap dari pencalonan legislatif pemilu tahun ini.
“Rata-rata posisinya pelengkap, bukan caleg utama,” ungkapnya.
Belum Siap Ilmu Politik
Ia juga menambahkan faktor kegagalan caleg perempuan dari Muhammadiyah adalah belum siap dalam ilmu politik.
“Kedua, caleg-caleg ini belum berbekal dengan ilmu politik yang cukup,” imbuhnya.
Ketiga, kecenderungannya kader putri terkendala karena adanya pemikiran bahwa perempuan masih belum boleh keluar pada malam hari. Kendati demikian, ia menyampaikan bahwa Muhammadiyah, khususnya PWM Jawa Timur mengapresiasi keikutsertaan warga Muhammadiyah dalam kontestasi politik 2024 ini.
“Penting, bahwa Muhammadiyah ingin mengapresiasi warga Muhammadiyah yang terlibat dan kader Muhammadiyah yang ikut berkontestasi, dan pada pemilih yang setia apa yang disarankan oleh Muhammadiyah,” katanya.
Oleh karena itu Mirdasy mengingatkan kepada kader Muhammadiyah agar bagi yang berhasil tidak jumawa, dan bagi yang gagal mudah-mudahan ini dijadikan pelajaran. Dan bahwa kegagalan adalah kesuksesan yang tertunda. Ia juga men
“Tidak ada jaminan yang kaya pasti jadi yang tidak kaya tidak ada yang jadi. Oleh karena itu tetap lah optimis mudah-mudahan masih ada peluang di pemilu 2029,” katanya. (*)
Penulis Ain Nurwindasari Editor Mohammad Nurfatoni