PWMU.CO – Ujian Tajdied Jilid 2 diikuti siswa-siswi SD Muhammadiyah 2 Bojonegoro (SD Mudabo), Sabtu (2/3/2024). Tampak antusiasme wajah mereka yang mengikuti ikhtibar dan imtihan tajdied jilid 2 tahun pelajaran 2023/2024 ini.
Kegiatan yang diadakan di kampus 1 SD Muhammadiyah 2 Bojonegoro ini dimulai sejak pukul 08.00 WIB dan berakhir hingga selesai pukul 20.00 WIB. Dengan penuh kesabaran dan keikhlasan, mereka rela menunggu waktu yang cukup lama untuk menyelesaikan gilirannya.
Selain ikhtibar yang diadakan oleh tim Tajdied Center, kegiatan ini juga bekerja sama dengan Kementerian Agama (Kemenag) Bojonegoro yang menjadi tim penguji para peserta ujian hafalan Quran. Kegiatan berjalan penuh khidmat dan berkesan.
Sebanyak 49 peserta mengikuti ikhtibar ini. Mereka terdiri dari kelas III sebanyak 2 siswa, kelas IV sebanyak 11 siswa, kelas V sebanyak 26 siswa dan kelas VI sebanyak 10 siswa.
Sedangkan peserta imtihan atau tes kelancaran membaca al-Quran diikuti 69 siswa dari kelas III, IV, V dan VI. Sebanyak 40 siswa di antaranya mengikuti tes uji hafalan juz yang diuji oleh tim Kemenag Bojonegoro.
Syarat mengikuti ikhtibar Tajdied adalah telah menghafal di depan guru atau murajaah sebanyak dua kali, dan ujian menghafal di depan guru dalam sekali duduk. Setelah itu kemudian dinyatakan lolos dengan mendapatkan Golden Ticket untuk ikhtibar atau ujian menghafal di hadapan tim Tajdied Center.
Sebagai Quality Assurance
Dihubungi via whattsapp karena sedang mengikuti kegiatan Darul Arqam Nasyiatul Aisyiyah II di Jombang, Kepala SD Mudabo, Cebeng Alhudayatul Ustadza SPd, menyampaikan, kegiatan Ikhtibar Imtihan Tajdied ini dilaksanakan dua kali selama satu tahun pelajaran.
“Hal ini untuk memberikan kesempatan bagi siswa SD Muhammadiyah 2 Bojonegoro menyelesaikan target menghafal minimal juz 30 dan surat ar-Rahman,” katanya.
Menurutnya, hal ini sebagai quality assurance siswa mampu menghafal juz 30 dan surat ar-Rahman saat lulus dari SD Mudabo.
“Rasanya sangat terharu dan bangga sekali menyaksikan anak-anak yang begitu antusias mengikuti kegiatan ini. Mereka semua calon pembuka pintu surga untuk orangtua mereka kelak,” ungkap salah satu penguji dari Kemenag Miftahul Alim dengan berkaca-kaca.
Meskipun lelah karena harus bersabar menunggu, namun menurutnya ada rasa bangga dalam diri mereka yang mampu membanggakan kedua orangtua dengan menjadi penghafal al-Quran. (*)
Penulis Nurul Azizah Editor Nely Izzatul