PWMU.CO – Baksos tibbun nabawi diadakan Majelis Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial (MKKS) PCM Lakarsantri, Rabu (6/3/2024).
Acara bertempat di Mushala Hidayaturrahman Jl. Raya Lidah Kulon Surabaya pada sore bakda Ashar.
Jumlah pasien dibatasi oleh panitia berjumlah 30 orang yang harus daftar terlebih dulu. Baksos tibbun nabawi melayani bekam, fashdu, dan chiropractice.
Ketua MKKS Syaiful Anang menuturkan, ternyata peserta yang terdaftar sebanyak 32 orang. Mereka ditangani enam ahli terapis. Tiga terapis perempuan dan tiga laki-laki.
Pasien yang mendaftar ini ibu-ibu Aisyiyah, kader Muhammadiyah, dan warga sekitar mushala. Mereka sebagian besar minta bekam. Satu orang fashdu, dan satu chiropractice.
Syaiful Anang mengatakan, baksos ini kegiatan rutin yang diadakan PCM Lakarsantri. Kali ini digelar menyambut puasa Ramadhan. ”Supaya kita sehat selama menjalani puasa,” ujarnya.
Dia berterima kasih kepada donatur yang telah mendukung baksos ini sehingga berjalan lancar.
Para pasien sebelum diterapi diperiksa dulu tensi darahnya supaya ahli terapis bisa menangani dengan tepat. Kebanyakan mereka mengeluhkan hipertensi, capai, kolesterol, atau asam urat.
Terapis menerapkan bekam pasien atau fashdu. Satu orang pakai chiropractice dengan keluhan kaku sendi dan tulang.
“Sehat ya, habis ini Ramadhan siap puasa ya,” kata Purnomo ,salah satu terapis kepada Soenarjati yang mengeluh kaku sendi dan tulang.
Terapi pijat relaksasi otot ini melancarkan peredaran darah dan persendian yang kaku. “Alhamdulillah rasanya enteng sekarang, “kata Soenarjati.
Wakil Ketua PCM Lakarsantri Nanang Rusdiyanto menjelaskan, kegiatan ini program unggulan MKKS.
“Tujuannya menyehatkan dan mengenalkan masyarakat dengan terapi kesehatan ala nabi, yaitu tibbun nabawi,” ujarnya.
Baksos ini kerja sama dengan PRM Jeruk, dan jamaah mushala. Acara ini diharapkan menghidupkan kegiatan ranting.
“Ke depan acara ini akan digelar rutin bergiliran di PRM se-Cabang Lakarsantri,” jelasnya.
PCM Lakarsantri terdiri enam PRM. Yaitu Lakarsantri, Jeruk, Lidah Kulon, Lidah Wetan, Bangkingan, dan Sumurwelut.
“Setelah evaluasi acara hari ini, insyaallah dilanjutkan di lain PRM setelah Lebaran,” tuturnya.
Dia menjelaskan, pembatasan jumlah pasien dengan pertimbangan waktu dan jumlah terapis. Kalau terlalu banyak pasien bisa selesai malam hari.
Baksos tibbun nabwai hari itu ada juga pasien yang datang langsung tanpa daftar. Beruntung ada pasien yang daftar tidak hadir sehingga dia menggantikan. Baksos selesai jelang shalat Isya.
Seperti Pak Jo, pedagang kerupuk, yang datang untuk shalat Ashar. Usai shalat dia minta terapi. Karena baru pertama kali dibekam, semula muncul rasa takut.
Setelah terapi dia merasakan tubuhnya lebih sehat. ”Alhamdulillah setelah terapi, pegal-pegal jadi hilang. Saya ingin bekam lagi kalau ada baksos,” ujarnya.
Penulis Ichsan Mahyuddin Editor Sugeng Purwanto