PWMU.CO – Dengan mengusung tema ‘Politik dan Birokrasi yang Transparan’, Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik Pimpinan Daerah Muhammadiyah (LHKP PDM) Kota Malang kembali menggelar sesi dialog Sekolah Kebangsaan di Rumah Baca Cerdas (RBC), Kawasan Ruko Permata Jingga Malang.
Kali ini, dialog menghadirkan dua narasumber sekaligus, yakni Lutfi J Kurniawan dari Malang Coruption Watch (MCW) dan Anang Sujoko MSi D COMM selaku Pakar Komunikasi Politik.
(Baca: Sekolah Kebangsaan untuk Cetak Politisi dan Pejabat yang Muhammadiyah)
Lutfi J. Kurniawan mengungkapkan bahwa sejatinya tujuan hidup manusia adalah mencapai kedamaian dan kesejahteraan. Tapi, dalam perjalanan waktu ada yang ditempuh dengan cara yang baik, dan sebaliknya, banyak pula yang menempuh dengan cara tidak baik.
”Kejahatan yang berhasil adalah kejahatan yang mampu memanipulasi nilai dan makna kebaikan dari agama,” ujar Lutfi mengawali sesi dialog, Sabtu (12/7).
Di Indonesia, lanjut Lutfi, seluruh pejabatnya jika berpidato tidak ada yang buruk. Tapi dibalik itu, mereka (pejabat) bisa jadi melakukan kesepakatan atau mufakat yang buruk. Sebagaimana kejahatan korupsi yang dilakukan oleh pejabat Kota Malang ini.
”Beberapa hari lalu, KPK memeriksa kantor beberapa pejabat yang terindikasi korupsi dan ada beberapa yang sudah ditetapkan sebagai tersangka. Ini merupakan contoh riil bahwa kejahatan telah memanipulasi kebaikan yang berada di pemerintahan,” ungkapnya.
(Baca juga: Ketika Muhammadiyah dan NU Berdialog tentang Kebangsaan)
Oleh karena itu, dalam konsep negara state, aktor atau penyelenggara negara harus mampu memposisikan diri sesuai ketentuan, tupoksinya dan sesuai peraturan undang-undang. Sedangkan non state aktor atau kelompok kekuatan warga sipil harus mampu menjadi fungsi kontrol dan penyeimbang.
”Negara wajib melindungi, mengayomi, dan mensejahterakan rakyatnya bisa tercapai dan terpelihara dengan baik,” ujarnya.
Sementara itu, Anang Sujoko menyampaikan bahwa dalam komunikasi politik yang harus diperhatikan adalah komunikator, pesan atau isi materi, komunika atau audiens, dan feedback.
”Bangunan profil karakter aktor politik yang baik akan mampu menjadi pemenang dalam kontes politik,” ujarnya di hadapan siswa Sekolah Kebangsaan.(izzudin/aan)