PWMU.CO – Majelis Pendidikan Dasar Menengah dan Pendidikan Non Formal (Dikdasmen dan PNF) Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Kanor menyelenggarakan Baitul Arqam, Sabtu (9/3/2024).
Baitul Arqam bagi guru Muhammadiyah ini mengusung tema “Menguatkan Nilai-Nilai Keislaman dan Ideologi Muhammadiyah dalam Mengembangkan Amal Usaha Muhammadiyah”. Lokasinya di aula MI Muhammadiyah 4 al-Azhar Bakung, Kanor, Bojonegoro.
Saat sambutan pembukaan, Ahmad Zainul Arifin menyampaikan, kegiatan ini diikuti seluruh guru Lembaga Pendidikan di bawah naungan Muhammadiyah dan Aisyiyah di Kecamatan Kanor. Ada guru madrasah ibtidaiyah, madrasah tsanawiyah, dan madrasah aliyah Muhammadiyah. Ikut pula guru Taman Kanak-Kanak Aisyiyah, Madrasah Diniyah dan Taman Pendidikan al-Quran.
Lebih lanjut, Ketua Majelis Dikdasmen dan Pendidikan Non Formal PCM Kanor itu berharap, “Kegiatan ini dapat memberi bekal bagi diri sendiri dan menjadi modal dalam berdakwah di masyarakat.”
Utamanya, sambung Zainul Arifin, dapat meningkatkan kompetensi guru dalam menjalankan tugas dan kewajibannya sebagai pendidik.
Kemudian, Ketua PCM Kanor Salamun dalam sambutannya menyatakan senang dan bangga karena melihat kegiatan cukup semarak dan peserta sangat antusias. Ia menyampaikan terima kasih dan memberikan apresiasi setinggi-tingginya atas terselenggaranya kegiatan Baitul Arqam ini.
Ia berpesan, “Mari ikuti kegiatan ini dengan sungguh-sungguh dari awal sampai akhir. Manfaatkan momentum istimewa ini guna mengelola amal usaha dan mencetak kader persyarikatan dan bangsa.”
Yakini Kebenaran Islam
Narasumber Baitul Arqam ini dari jajaran Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Bojonegoro. Salah satunya Wakil Ketua Bidang Pendayagunaan Wakaf dan HAM, Hikmah dan Kebijakan Publik Drs Sholihin Jamik SH MH.
Sholihin menyampaikan, pelaku-pelaku amal usaha Muhammadiyah harus memiliki keyakinan terhadap kebenaran Islam menurut paham Muhammadiyah. Terlebih, kini di tengah perkembangan peradaban manusia yang semakin hedon dan praktik-praktik budaya yang kurang sesuai ajaran Islam.
“Tentu dengan tetap memahami dan bisa menerima orang lain yang memiliki paham berbeda,” tuturnya.
Pada sesi dua, hadir Ketua Majelis Tarjih dan Tajdid H. Lukman Hakim Lc MA. Membahas ketarjihan, ia mengajak peserta berpikir logis dengan suguhan kronologi terhadap ketetapan hukum yang Muhammadiyah ambil. Tentunya dengan berpijak pada hadist-hadist shahih.
Ghirah dan profesionalisme guru merupakan materi ketiga yang M. Yazid Mar’ie SAg MPdI sampaikan. Ia menerangkan cara menjaga ghirah dan mencapai profesionalitas guru Muhammadiyah.
“Mesti memahami sejarah dan tujuan Muhammadiyah, mengkaji referensi yang terkualifikasi, serta membuka diri terhadap pengetahuan, teori dan metode-metode baru,” tuturnya.
“Karena sebagus apapun kurikulum suatu pendidikan, jika mindset guru tidak berubah dan tidak progresif, sama dengan omong kosong!” tegas Wakil Ketua Bidang Dikdasmen dan PNF PD Muhammadiyah Bojonegoro itu. (*)
Penulis Ahmad Zainul Arifin Coeditor Sayyidah Nuriyah Editor Mohammad Nurfatoni