Komposisi Pembagian Isi Perut Menurut Nabi; Oleh Ustadz Muhammad Hidayatulloh, Pengasuh Kajian Tafsir al-Quran Yayasan Ma’had Islami (Yamais), Masjid al-Huda Berbek, Waru, Sidoarjo.
PWMU.CO – Kajian ini berdasarkan hadits sebagai berikut:
عَنْ مِقْدَامِ بْنِ مَعْدِي كَرِبَ قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ مَا مَلَأَ آدَمِيٌّ وِعَاءً شَرًّا مِنْ بَطْنٍ بِحَسْبِ ابْنِ آدَمَ أُكُلَاتٌ يُقِمْنَ صُلْبَهُ فَإِنْ كَانَ لَا مَحَالَةَ فَثُلُثٌ لِطَعَامِهِ وَثُلُثٌ لِشَرَابِهِ وَثُلُثٌ لِنَفَسِهِ. رواه الترمذي
Dari Miqdam bin Ma’dikarib, ia berkata, “Aku pernah mendengar Rasulullah ﷺ bersabda, “Tidak ada seorang pun mengisi wadah yang lebih buruk daripada perutnya sendiri. Beberapa suap saja untuk menjaga punggungnya tetap tegak itu sudah cukup baginya. Jika memang terpaksa, maka ia harus menyisakan sepertiganya untuk makanan, sepertiga untuk minuman, dan sepertiga untuk nafasnya.” (HR Tirmidzi)
Menjaga Kesehatan Raga
Menjaga kesehatan tubuh atau raga menjadi perhatian dalam agama ini. Raga yang merupakan karunia Allah yang sangat luar biasa ini sudah seharusnya dijaga sedemikian rupa. Di antara menjaga raga ini adalah dengan berolahraga, hal ini yang kemudian di saat ini muncul berbagai jenis cabang olahraga yang kemudian dilombakan. Banyak prestasi atlet-atlet atau olahragawan yang mencapai prestasi yang maksimal.
Secara anatomi fisik raga ini terdiri dari tulang yang dibungkus daging atau otot, yang di dalamnya juga ada sistem aliran darah, sistem syaraf dan lain-lain. Demikian pula dalam tubuh ini ada sistem pernafasan, sistem pencernaan dan pembuangan dan seterusnya.
Menurut medis, dapur dari tubuh ini adalah lambung. Di lambung inilah semua makanan yang dikonsumsi oleh seorang manusia diolah, selanjutnya dari pengolahan ini ada yang kemudian dibuang dan ada yang didistribusikan ke organ tubuh lainnya sebagai nutrisi atau vitamin.
ثُمَّ خَلَقْنَا ٱلنُّطْفَةَ عَلَقَةً فَخَلَقْنَا ٱلْعَلَقَةَ مُضْغَةً فَخَلَقْنَا ٱلْمُضْغَةَ عِظَٰمًا فَكَسَوْنَا ٱلْعِظَٰمَ لَحْمًا ثُمَّ أَنشَأْنَٰهُ خَلْقًا ءَاخَرَ ۚ فَتَبَارَكَ ٱللَّهُ أَحْسَنُ ٱلْخَٰلِقِينَ
Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik. (al-Muminun: 14)
Tubuh ini terdiri dari 30-an triliun sel. Dan semua sel-sel itu adalah makhluk hidup yang menopang tubuh ini. Semua sel itu selalu bergerak dan membutuhkan nutrisi. Begitu luar biasanya sel-sel itu, yang telah usang akan diganti yang baru, tergantung keadaan fisik dan nutrisinya yang dimasukkan. Allah Maha Sempurna dalam penciptaan-Nya.
Tubuh manusia adalah alam tersendiri di balik fenomena alam semesta ini. Semesta dalam tubuh manusia sungguh sangat luar biasa. Menunjukkan betapa Maha Kuasa Sang Maha Pencipta ini, Allah Subhanahu wa Ta’ala. Sehingga sains telah membuktikan kebenaran nilai-nilai al-Quran ini. Allah memerintahkan kepada manusia untuk memerhatikan semesta dalam dirinya.
وَفِيٓ أَنفُسِكُمۡۚ أَفَلَا تُبۡصِرُونَ
Ddan (juga) pada dirimu sendiri. Maka apakah kamu tidak memperhatikan? (adz-Dzariyat: 21)
Isyarat al-Quran bahwa manusia dalam kehidupannya akan mengalami masa tua atau lemah secara fisik. Sehingga hak ini di antaranya sebagian manusia mengantisipasinya dengan selalu menjalani pola hidup sehat. Memberikan asupan pada tubuh yang baik dan juga senantiasa berolahraga dan selalu berpikir positif. Dan tidak kalah pentingnya adalah menjaga kesehatan rohani.
ٱللَّهُ ٱلَّذِي خَلَقَكُم مِّن ضَعۡفٖ ثُمَّ جَعَلَ مِنۢ بَعۡدِ ضَعۡفٖ قُوَّةٗ ثُمَّ جَعَلَ مِنۢ بَعۡدِ قُوَّةٖ ضَعۡفٗا وَشَيۡبَةٗۚ يَخۡلُقُ مَا يَشَآءُۚ وَهُوَ ٱلۡعَلِيمُ ٱلۡقَدِيرُ
Allah, Dialah yang menciptakan kamu dari keadaan lemah, kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah keadaan lemah itu menjadi kuat, kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah kuat itu lemah (kembali) dan beruban. Dia menciptakan apa yang dikehendaki-Nya dan Dialah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa.(ar-Rum: 54)
Sepertiga Bagian Perut
Sebagaimana pernah disinggung bahwa dapur tubuh manusia adalah perutnya, lebih khusus pada lambungnya. Hadits di atas menjelaskan bahwa lambung ini sebaiknya tidak diisi penuh dengan makanan saja, tetapi ada tiga bagian untuk mengisi lambung ini.
Hal ini juga terkait terhadap pola makan dan minum yang diajarkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam. Pola asupan yang sehat bagi tubuh dalam rangka menegakkan punggungnya atau memenuhi kebutuhan energinya.
Apa yang disampaikan oleh Rasulullah dalam hadits di atas adalah asupan maksimal yang sebaiknya dilakukan, yaitu sepertiga untuk makanan, sepertiga untuk minuman dan sepertiga untuk bernafas. Sebuah pelajaran yang sangat berharga dalam rangka menjaga kesehatan fisik. Dalam al Quran juga disebutkan bahwa Allah Subhanahuwa Ta’ala sangat tidak menyukai orang-orang yang suka berlebih-lebihan.
يَٰبَنِيٓ ءَادَمَ خُذُواْ زِينَتَكُمۡ عِندَ كُلِّ مَسۡجِدٖ وَكُلُواْ وَٱشۡرَبُواْ وَلَا تُسۡرِفُوٓاْۚ إِنَّهُۥ لَا يُحِبُّ ٱلۡمُسۡرِفِينَ
Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) mesjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan. (al-A’raf: 31)
Ayat di atas sekaligus menjadi hujah bahwa janganlah makan dan minum secara berlebihan. Tentu yang dimaksud adalah secukupnya saja. Nafsu makan kadang tidak terkendali, bahkan tak terkendali, cara makan demikian adalah cara makannya orang-orang yang tidak beriman kepada Allah, seperti makannya binatang. Sebagaimana yang disinyalir dalam ayat berikut ini.
إِنَّ ٱللَّهَ يُدۡخِلُ ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَعَمِلُواْ ٱلصَّٰلِحَٰتِ جَنَّٰتٖ تَجۡرِي مِن تَحۡتِهَا ٱلۡأَنۡهَٰرُۖ وَٱلَّذِينَ كَفَرُواْ يَتَمَتَّعُونَ وَيَأۡكُلُونَ كَمَا تَأۡكُلُ ٱلۡأَنۡعَٰمُ وَٱلنَّارُ مَثۡوٗى لَّهُمۡ
Sesungguhnya Allah memasukkan orang-orang mukmin dan beramal saleh ke dalam jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. Dan orang-orang kafir bersenang-senang (di dunia) dan mereka makan seperti makannya binatang. Dan Jahanam adalah tempat tinggal mereka. (Muhammad: 12) (*)
Editor Mohammad Nurfatoni