PWMU.CO – Anwar Abbas, Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI), mengaku tidak tahu kata yang paling tepat UNTUK dilekatkan pada Israel dalam melukiskan dan mengekspresikan apa yang telah mereka perbuat kecuali kata biadab.
Buya Anwar, sapaannya, mengatakan itu saat memberi sambutan pada Silaturahim dan Buka Puasa MPR, MUI, dan Baznas bersama Imam Palestina di Gedung Nusantara IV DPR-MPR, Jakarta Pusat, Senin (1/4/2024).
Acara silaturahmi tersebut sekaligus melepas kepulangan sebanyak 11 imam dan para hafidh asal Palestina yang melakukan safari Ramadhan di beberapa kota di Indonesia. Mereka merupakan para mufti, akademisi, dan hafidh al-Quran yang tinggal di lima negara yakni Palestina, Mesir, Arab Saudi, Turki, dan Yordania.
Buya Anwar Abbas menyebut Israel sebagai negara paling biadab di zaman modern ini karena tidak berperikemanusiaan dan berperikeadilan.
Dia juga optimis Palestina akan merdeka pada waktunya. Rasa optimisme ini diakui oleh Buya Anwar Abbas setelah berbincang-bincang dengan Menteri Luar Negeri Republik Indonesia Retno Marsudi yang juga hadir dalam kesempatan yang sama.
Kata Buya Anwar, “Melalui mimbar ini saya berdoa mudah-mudahan rakyat Palestina bisa meraih kemerdekaan, dan bisa membentuk negara berdaulat.”
Melawan Konstitusi
Menurutnya, dukungan beberapa pihak di Indonesia pada Israel merupakan tindakan yang sudah berani melawan dan mengangkangi konstitusi. Padahal, tegas Buya Anwar Abbas, dalam alinea pertama Undang-Undang Dasar 1945 mengatakan kemerdekaan adalah hak segala bangsa. Oleh sebab itu, penjajahan di atas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan.
Buya Anwar mempertanyakan rasa keadilan dan kemanusiaan bagi pihak-pihak yang tidak mendukung Palestina. Sebab Konstitusi yang dibuat dan dijunjung hari ini adalah kesepakatan dari para pendiri bangsa dan negara ini. “Oleh karena itu, Anda (yang mendukung Israel) menggoyahkan kesepakatan ini,” ungkapnya.
Dia menyampaikan, negara ini didirikan atas kesepakatan. Apabila ada yang menantangnya, MUI akan menyebutnya sebagai pengkhianat bangsa.
Setuju Penggunaan Kata Israel Biadab
Menanggapi pertanyaan wartawan soal penggunaan kata ‘biadab’ tersebut, Sekretaris Jenderal MUI Amirsyah Tambunan mengatakan, kata biadab sudah tepat disematkan pada Israel.
Buya Amirsyah menjelaskan, dalam kamus Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) kata biadab bermakna belum beradab; belum maju kebudayaannya. Contohnya: Bangsa-bangsa biadab masih banyak yang suka makan orang.
Konteks suka makan orang, kata Amirsyah, seperti membunuh warga Palestina. Hingga kini sudah sekitar 31.000 orang menjadi korban kebiadaban Israel.
“Oleh sebab itu negara yang memiliki peradaban maju adalah yang memiliki hati nurani untuk membela nilai-nilai kemanusiaan serta mengangkat harkat dan martabat manusia dengan menghargai kesetaraan untuk mewujudkan kemerdekaan dan perdamaian abadi bagi seluruh umat manusia di permukaan bumi ini,” ujarnya. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni