PWMU.CO – Didanai Risetmu, Dosen Universitas Muhammadiyah Lamongan (Umla) melakukan program pengabdian masyarakat bernama Program Kelola Sampah Mandiri (Keladi).
Kegiatan ini merupakan pengabdian masyarakat kepada Organisasi otonom Muhammadiyah yang didanai Risetmu Diktilitbang Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah.
Ketua Tim Pengabdian Masyarakat adalah Isni Lailatul Maghfiroh SKep Ns MKep. Sementara anggota terdiri dari 1 Dosen yakni Aprelia Afidatul Hanafi SKep Ns MNS dan mahasiswa semester 6 serta 4 Prodi Keperawatan, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Lamongan.
Bekerjasama dengan Pimpinan Daerah Nasyiatul Aisyiyah (PDNA) Kabupaten Lamongan, Program Keladi ini dikenalkan kepada kader Nasyiatul Aisyiyah Se-Kabupaten Lamongan pada Ahad, (31/3/2024) pukul 08.00-11.30 WIB di SMA Muhammadiyah 8 Sukodadi.
Dalam sambutannya, Sekretaris PDNA Lamongan, Yunia Zahrotin Nisa Amd Kep mengatakan, Nasyiatul Aisyiyah berkomitmen untuk memperbaiki lingkungan dan menyelamatkan bumi dari kerusakan.
Sementara itu, Aprelia Afidatul Hanafi SKep Ns MNS menjelaskan tentang bahaya, jenis, dan dampak sampah yang tidak dikelola dengan baik.
Menurutnya, program Keladi ini merupakan upaya dari Dosen dan Mahasiswa Umla untuk memberikan informasi tentang sampah, bahayanya dan bagaimana cara mengelola sampah secara mandiri di rumah.
Materi kedua disampaikan oleh Isni Lailatul Maghfiroh SKep Ns MKep. Dia menjelaskan tentang cara pengelolaan sampah secara mandiri dengan berbagai cara. Kemudian dilanjutkan dengan pemutaran video dan demonstrasi cara mengompos secara sederhana di rumah.
“Kegiatan ini mempunyai tujuan yang besar, agar peserta dapat melakukan pengelolaan sampah secara mandiri, tidak mencampur sampah organik dan anorganik sebelum diangkut ke Tempat Pemungutan Sampah (TPS) atau Tempat Pembuangan Akhir (TPA),” katanya.
Jika hal ini dilakukan, menurutnya akan menurunkan volume sampah di TPA yang tidak terkelola dengan baik, terutama sampah organik yang jumlahnya cukup besar.
“Besar harapan kami, kegiatan seputar minim sampah (zero waste) ini dapat dilaksanakan secara berkelanjutan untuk mencegah kerusakan lingkungan akibat sampah serta meningkatkan kesehatan masyarakat,” ucapnya.
Dia mengatakan, pada dasarnya, memanfaatkan sampah organik itu mudah namun butuh ilmu. “Jadi kita perlu ilmunya agar tahu cara mengelolanya. Setelah tahu, maka harus diamalkan atau dipraktikkan agar tidak sia-sia ilmu yang telah kita dapatkan,” pungkasnya. (*)
Penulis Isni Lailatul Maghfiroh Editor Nely Izzatul