PWMU.CO – Prof Zainuddin Maliki kritik kebijakan menghapus kewajiban satuan pendidikan menyelenggarakan ekstrakulikuler alias ekskul Pramuka. Menurut Anggota Komisi X DPR RI Prof Zainuddin Maliki kebijakan itu layak ditinjau kembali.
“Pramuka sejauh ini dikenal sebagai wadah pembentukan kepribadian yang efektif. Sangatlah tidak bijak kalau diubah menjadi ekskul tidak wajib di setiap sekolah,” ungkapnya, Selasa (2/4/2024) melalui WhatsApp.
Zainuddin menegaskan dunia pendidikan tidak hanya diminta untuk melahirkan manusia cerdas, berkesadaran numerasi dan literasi tinggi, tetapi yang lebih penting diminta untuk mencetak manusia terdidik, bermental, dan berkeadaban kuat.
“Sejumlah negara kita tahu tidak memiliki sumber daya alam yang cukup, tetapi mereka menjadi negara maju. Manusia terdidik, bermental dan berkeadaban kuat itulah yang menjadikan sebuah negara maju dan kuat,” ungkap mantan Rektor Universitas Muhammadiyah Surabaya itu.
Tugas pendidikan lanjutnya, melahirkan manusia terdidik dan bermental kuat sejauh ini masih belum seperti harapan banyak orang. Dunia pendidikan di negara ini belum bisa hapus perilaku menyimpang, seperti perundungan.
“Kita prihatin perundungan masih saja terjadi di sejumlah satuan pendidikan, bahkan juga terjadi di satuan pendidikan elite dan berbayar mahal,” ungkap mantan Ketua Dewan Pendidikan Jawa Timur itu.
Dia lalu mengutip laporan Microsoft tentang indeks keadaban bangsa Indonesia dalam pemanfaatan teknologi digital. “Keadaban digital kita dinilai terburuk di Asia Pasifik. Harusnya pendidikan kita bisa memberi sumbangan dalam mengatasi krisis keadaban itu,” ujar legislator Fraksi PAN itu.
Menurut dia, Pramuka yang selama ini telah melembaga sebagai wadah pembentukan kepribadian sehingga menjadikan anak-anak terdidik dan bermental kuat mestinya lebih diberi penguatan. “Langkahnya, sempurnakan dan jangan cabut kewajiban selenggarakan ekskul Pramuka di sekolah,” ujarnya. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni