PWMU.CO – Banyak kisah inspiratif yang menjadi pengalaman spiritual jamaah calon haji. Seperti yang dialami oleh Dedy Darsono, pria asal Mataram, Nusa Tenggara Barat ini.
Kepada PWMU.CO yang kebetulan duduk bersebelahan di shaf ke-30-an dari arah Multazam, saat menunggu waktu maghrib, Rabu (23/8), Dedy menceritakan bahwa surban yang dia pakai itu pernah berada di Mekah tahun 1993. “Waktu itu dibawa oleh Bapak saat pergi haji. Dan alhamdulillah sekarang saya bawa kembali ke Tanah Suci,” ungkapnya.
Pria kelahiran 6 Desember tahun 1978 itu merasa bahwa salah satu faktor yang membuat dia dipanggil Allah untuk berhaji di usia muda adalah H Johan Karim, almarhum ayahnya. “Siapa tahu ini berkat doa Bapak,” ujarnya.
(Baca juga: Ustadz Abdul Azis: Mari “Pindahkan” Baitullah ke Tanah Air dan Lho, Shalat Dhuhur kok Jam 5 Sore?)
Dedy mengaku bahwa saat usia SMA, dia mendapat pesan dari ayahnya agar bisa berhaji di usia muda. “Alhamdulilillah pesan itu terlaksana. Saya bisa berhaji tahun ini bersama istri pada usia 39 tahun,” kata suami Rahmawati yang mendaftar haji tahun 2013.
Untuk bisa berhaji di usia muda, ayah 3 anak ini mengaku rajin menabung. Gaji sebagai karyawan perusahaan swasta berhasil dia sisihkan untuk ditabung. “Saat sudah mencukupi saya investasikan untuk jual-beli tanah,” ungkapnya.
Dedy sendiri merasa bersyukur bisa berhaji di usia relatif muda. “Dari pengalaman yang saya lihat sendiri di sini, memang kasihan para jamaah yang sudah berusia lanjut,” ungkapnya.
Selain itu masa tunggu yang mencapai puluhan tahun menjadi pertimbangan Dedy untuk mendafrakan haji anak-anaknya sejak dini.
“Karena itu di sini kami bermunajat agar anak-anak kami bisa berhaji pada usia muda,” katanya yang berniat segera mendaftarkan anak-anaknya sekembali dari Tanah Suci. “Semoga Allah memberi rezeki,” doanya.
(Baca juga: Subhanallah! Hujan Turun di Masjid Al Haram, Jamaah Bergembira)
Kepada PWMU.CO Dedy menunjukkan foto saat dia mendoakan anak-anaknya agar mendapat panggilan Allah ke Tanah Suci dengan cara menuliskan namanya. Mereka adalah Abdul Alif Fatih (SMP Kelas 1), Ibrahim Abdul Ghony (SD Kelas 3), dan Abdul Barr Muraji (SD Kelas 1).
Semoga panggilan itu dikabulkan Allah, agar surban itu bisa estafet kembali “terbang” ke Mekah Almukaramah, amien. (MN)