Unik, Tidak Ada Ceramah dalam Pondok Ramadhan SMPM 2 PonorogozPenulis Amira Fazailili Nur Adila, Silvia Nur, Siti Nur Hajah, Alvino dan Ilham Taufiq (Kelompok 1 Praktik Literasi Pondok Ramadhan SMPM 2 Ponorogo).
PWMU.CO – Pondok Ramadhan SMP Muhammadiyah (SMPM) 2 Ponorogo digelar Senin -Rabu (1-3/4/24).
Kegiatan yang mengusung tema “Ramadhanku Bekal Hidupku” tersebut diikuti 35 siswa terdiri dari kelas VII – IX SMPM 2 Ponorogo.
Penanggung Jawab Pondok Ramadhan, Ikhsan Fauzi SHI mengatakan kegiatan dikemas berbeda dengan tahun sebelumnya karena menyesuaikan dengan kemampuan dan kesiapan siswa.
“Tahun lalu kita lebih banyak bekerja sama dengan pihak luar untuk menjadi pemateri dalam kegiatan ramadhan, sedangkan tahun ini disesuaikan dengan kurikulum merdeka, kita libatkan anak-anak dalam praktik langsung,” ujarnya.
Menurut Ikhsan, semua guru telah sepakat membuat suasana kegiatan tidak membosankan agar menjadi pengalaman serta pelajaran hidup yang mudah diingat.
“Pemateri kita sediakan dari guru intern, kecuali pada praktik shalat jenazah, kita hadirkan dari pihak luar, tidak ada konsep full ceramah karena semua berbasis praktik dengan melibatkan seluruh siswa baik reguler maupun difabel,” ungkapnya.
Guru mata pelajaran Al-Islam itupun lalu memaparkan beberapa alasan mengapa konsep pondok Ramadhan tahun ini berbeda dengan sebelumnya.
Pertama, Pondok Ramadhan dengan konsep full ceramah itu sudah biasa.
“Biasanya anak-anak cenderung ngantuk apabila pemateri tidak banyak memberikan lelucon, ice breaking, atau semacamnya, karena kondisi sedang berpuasa,” terangnya.
Kedua, ada pedoman khusus terkait tema dalam Pondok Ramadhan yakni Cinta Menulis, Cinta Ilmu, dan Cinta Digital.
“Pedoman tersebut kita sesuaikan dengan kebutuhan siswa di SMPM 2 yang akhirnya kita kemas dalam bentuk yang berbeda dari biasanya,” imbuhnya.
Bentuk cinta menulis, sambungnya, kita wujudkan dengan penulisan sebuah berita berkaitan dengan pengalaman selama ramadhan atau hal-hal unik yang terjadi selama kegiatan. Sedangkan Cinta Ilmu dan Cinta Digital kita kemas dalam bentuk kegiatan praktik memandikan jenazah, hafalan surat pendek pilihan dan pembelajaran berbagi berkah.
Kegiatan ditutup dengan acara pemberian apresiasi, tukar kado dan berbagi takjil di lingkungan sekitar sekolah. Seluruh siswa tanpa terkecuali terlibat dalam semua kegiatan.
Siswa Kelas IX Devan Maulana mengaku senang bisa mendapat berbagai pengalaman baru. Menurutnya kegiatan tersebut lebih bisa diingat siswa daripada hanya sekedar materi di dalam kelas.
“Menarik dan penasaran karena dapat kado dari kegiatan, waktu cepat habisnya kalau dibuat praktik,” ucapnya. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni/Ism