PWMU.CO – Kajian Akhir Ramadhan 1445 H Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Wonokromo berlangsung di halaman Masjid Syuhada Gadung, Sabtu (6/4/2024).
Kegiatan ini dihadiri oleh 150 orang. Terdiri guru dan karyawan SD Muhammadiyah 6, SD Muhammadiyah 7 Jagir, SD Muhammadiyah 24 Ketintang, SMP Muhammadiyah 4 Gadung, dan SMA Muhammadiyah 3 Gadung.
Hadir pula jajaran PCM Wonokromo beserta majelisnya, Pimpinan Ranting Muhammadiyah se-wilayah PCM Wonokromo. Pimpinan Cabang Aisyiyah, guru dan karyawan TK Aisyiyah se-PRA Wonokromo Surabaya.
Hadir sebagai pemateri konsultan pendidikan Drs Ahmad Hariadi MSi.
“Siapa yang ingin meninggalnya husnul khotimah, silakan angkat tangan,” kata Ahmad Hariadi membuka ceramahnya.
Seketika seluruh jamaah yang duduk di terpal warna krem yang digelar di halaman itu angkat tangan.
Lalu dia menjelaskan, insyaallah profesi guru akan menjadikan husnul khotimah. Tetapi syarat dan ketentuan berlaku.
“Mengapa profesi ustadz-ustadzah ini bisa menjadikan akhir hidup yang husnul khotimah?” tanyanya.
Sejenak tidak ada yang menjawab. Tidak lama kemudian Puspitawati yang duduk di shaf selatan mengangkat tangan.
“Insyaallah karena keikhlasan ilmu yang kita ajarkan kepada pada siswa, dan menjadikan akhlak para siswa menjadi mulia,” jawab Kaur Kurikulum SD Musix, sebutan SD Muhammadiyah 6.
“Luar biasa. Beliau ini menjadi guru Bahasa Inggris lima anak saya ketika bersekolah di SD Musix,” kenang mantan wali murid ini.
“Tepuk tangan untuk ustadzah yang hebat ini!” pujinya sambil menyerahkan doorprize disambut tepuk tangan meriah para jamaah.
Selanjutnya, dia menjelaskan, jika ingin menjadikan kita husnul khotimah perbarui niat. Mungkin selama ini para guru yang mengajar belum mempunyai niat maka mulai hari ini ikhlaskan niat kita agar kita menjadi husnul khotimah.
Dia menyitir sabda Rasulullah yang diriwayatkan oleh Buhari no. 6607
إِنَّمَا الأَعْمَالُ بِالْخَوَاتِيمِ
“Sesungguhnya setiap amalan tergantung pada akhirnya..”
Amalan di sini, jelasnya, adalah amalan saleh, bisa juga amalan jelek. Yang dimaksud bil khawatim adalah amalan yang dilakukan di akhir umurnya atau akhir hayatnya.
“Jadi, amalan akhir manusia itulah yang jadi penentu dan atas amalan itulah akan dibalas,” jelas lelaki yang pernah menjadi Kepala SMP al-Falah dan al-Hikmah Surabaya.
Teori PDCA
Lantas dia menyampaikan teori PDCA (Planning, Do, Chek, Act) dari seorang ahli statistik, pendidik, dan konsultan Amerika Dr W. Edwards Deming
Tahap Planning (perencanaan)
Dalam melaksanakan tugas seorang guru harus merencanakan mengajarnya disesuaikan dengan kebutuhan siswa.
“Perbaiki metoda mengajarnya. Jangan pengalaman mengajar satu tahun diulang selama 15 tahun,” selorohnya disambut gerrr… para jamaah.
Tahap Do (melakukan)
Setelah mematangkan rencana saatnya untuk melakukan uji coba dalam skala kecil. Sehingga menghasilkan output yang sesuai dengan rencana sebelumnya.
“Ustadz-ustadzah perlu memperhatikan setiap perubahan dalam proses uji coba sebagai bahan evaluasi.
Tahap Chek (kontrol/evaluasi)
“Guru harus dapat menyusun instrumen penilaian, jangan sampai salah membuat,” katanya.
Jika salah, anak yang pintar akan mendapatkan nilai jelek, sebaliknya anak yang tidak pandai akan mendapat nilai bagus.
Tahap Act (Tindakan)
Langkah Tindakan menutup siklus, yang melibatkan penyesuaian pada tujuan atau solusi awal dan integrasi semua pembelajaran utama melalui keseluruhan proses, untuk menstandarkan bagian-bagian yang berhasil dan menghindari terulangnya kesalahan.
”Tahap ini memiliki fungsi krusial dan harus diperhatikan dengan teliti guna menghindari kesalahan yang sama terulang di masa depan,” jelasnya.
Setelah kajian akhir Ramadhan, para jamaah buka bersama di lapangan.
Penulis Basirun Editor Sugeng Purwanto