PWMU.CO – Istikamah dan perilaku terpuji disampaikan Moh Helman Sueb, dalam khotbah Jumat di Rumah Sakit Umum Muhammadiyah Babat (RSUMB) Lamongan Jawa Timur, Jumat (12/4/2024).
Dia mengatakan Ramadhan merupakan training center Kebaikan yang harus istikamah pada bulan berikutnya. Dia memulai khotbah dengan menyebutkan Allah Subhaanahu wa Ta’ala menciptakan langit tanpa tiang, hal ini wajib disyukuri, jangan sampai kufur.
Pembina Pesantren Muhammadiyah 1 Babat juga menyanjung Nabi Muhammad Shalallahu alaihi was Salam sebagai idola dan pembimbing ke jalan yang lurus.
Setelah Ramadhan berakhir kita harus istikamah lanjutnya. Amaliah Ramadhan yang luar biasa pahalanya, telah kita lakukan, tidak boleh berhenti.
Dia mengatakan, orang-orang yang istikomah akan mendapat kabar gembira dari Allah Subhaanahu wa Ta’ala, sebagaimana firmannya dalam surat al-Fushilat ayat 30
اِنَّ الَّذِيْنَ قَالُوْا رَبُّنَا اللّٰهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوْا تَتَنَزَّلُ عَلَيْهِمُ الْمَلٰۤىِٕكَةُ اَلَّا تَخَافُوْا وَلَا تَحْزَنُوْا وَاَبْشِرُوْا بِالْجَنَّةِ الَّتِيْ كُنْتُمْ تُوْعَدُوْنَ
Sesungguhnya orang-orang yang berkata, “Tuhan kami adalah Allah” kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat-malaikat akan turun kepada mereka (dengan berkata), “Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu bersedih hati; dan bergembiralah kamu dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan kepadamu.”
Dia menegaskan orang yang istikamah sesuai surat tersebut ada tiga kabar dari surat ini, pertama agar tidak takut dengan urusan hari kiamat, seperti hisab, mizan dan sebagainya.
“Kedua, agar tidak bersedih dengan apa yang ditinggalkan, anak, istri atau suami serta harta benda lainnya. Ketiga bergembira dengan surga yang dijanjikan, merasakan kenikmatan surga, buah-buahan, nikmat yang melebihi kenikmatan dunia,” ujarnya.
Meskipun demikian, tegasnya, kita tetap menjalankan kebaikan di bulan Syawal, sebagai bulan peningkatan amal shaleh. Kesempatan silaturahim sambil bermaaf-maafan, menghilangkan sifat marah, membiasakan sedekah, memang diperintah Allah Subhaanahu wa Ta’ala sebagaimana firman-Nya, dalam al-Quran surat Ali Imron ayat 134
الَّذِيۡنَ يُنۡفِقُوۡنَ فِى السَّرَّآءِ وَالضَّرَّآءِ وَالۡكٰظِمِيۡنَ الۡغَيۡظَ وَالۡعَافِيۡنَ عَنِ النَّاسِؕ وَاللّٰهُ يُحِبُّ الۡمُحۡسِنِيۡنَۚ
(yaitu) orang yang berinfak, baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang lain. Dan Allah mencintai orang yang berbuat kebaikan.”
Sebagai akhir khutbahnya mendoakan jamaah Jumat , agar dapat istikamah, memiliki perilaku yang dicintai Allah Subhaanahu wa Ta’ala, dapat bertemu bulan Ramadhan dalam keadaan sehat wal afiat, serta amal sholeh selama Ramadhan diterima Allah Subhaanahu wa Ta’ala. (*)
Penulis Hilman Sueb. Editor Ichwan Arif.