Ekonomi Islam Bisakah Menggeser Kapitalisme? oleh Alfain Jalaluddin Ramadlan, Mahasiswa Program Studi Ekonomi Syariah Universitas Muhammadiyah Lamongan (Umla).
PWMU.CO – Islam memberikan tuntunan kepada umatnya untuk berkegiatan ekonomi. Salah satu ayat yang menjadi landasan itu surat al-Jumuah ayat 10.
فَاِذَا قُضِيَتِ الصَّلٰوةُ فَانْتَشِرُوْا فِى الْاَرْضِ وَابْتَغُوْا مِنْ فَضْلِ اللّٰهِ وَاذْكُرُوا اللّٰهَ كَثِيْرًا لَّعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ
Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi, dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung.
Dalam hadits juga ada. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda yang diriwayatkan Ibnu Umar radiallahu anhu:
اعْمَلْ لِدُنْيَاكَ كَأنَّك تَعِيشُ أبَدًا، وَاعْمَلْ لِآخِرَتِكَ كَأَنَّكَ تَمُوْتُ غَدًا
Bekerjalah seolah-olah kamu akan hidup selamanya, dan beribadahlah seolah-olah kamu akan mati esok.
Dua dalil itu sangat populer di kalangan umat Islam dan menjadi pegangan dalam beribadah dan bekerja.
Penjelasan hadits di atas menurut Imam Muhammad Mutawalli asy-Sya’rawi dalam kitab tafsirnya Akhbarul Yaum, 1991, jilid 3 hal. 1752, menjelaskan pemaknaannya: kita bekerja untuk mendapatkan hal-hal duniawi cukup seperlunya saja.
Hal ini karena kita dianjurkan untuk berpikir bahwa kita akan hidup selamanya sehingga hari esok masih ada dan masih banyak waktu untuk melakukannya. Terpenting ketika bekerja di dunia harus sesuai dengan prinsip-prinsip syariah.
Dari dalil itu lahirlah ekonomi Islam atau dikenal sebagai ekonomi syariah yang saat ini berkembang di dunia, terutama negara-negara mayoritas penduduk muslim.
Pakar ekonomi Islamnya pun merumuskan dasar pengembangannya sesuai zaman modern. Seperti Yusuf Qaradhawi dalam buku Konsep Ilmu Ekonomi (2020) merumuskan pengertian ekonomi Islam adalah ekonomi yang berdasarkan pada ketuhanan.
Perkembangan ekonomi Islam ini berhadapan dengan dua kutub ekonomi dominan yang sudah berkembang lebih dulu yaitu kapitalisme dan sosialisme.
Kapitalisme yang paling banyak dianut negara mengacu pada pendekatan ekonomi yang didasarkan pada prinsip pasar bebas, alokasi sumber daya melalui mekanisme harga, dan penekanan pada pertumbuhan ekonomi sebagai tujuan utama.
Adam Smith perumus dasar kapitalisme menekankan cara individu dan masyarakat mengalokasikan sumber daya yang terbatas untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan mereka melalui pasar bebas dan mekanisme harga.
Menurut dia, persaingan dan kebebasan individu dalam menjalankan kegiatan ekonomi, serta konsep “tangan tak terlihat” yang menyatakan bahwa tindakan individu yang bertujuan mencari keuntungan pribadi secara tidak langsung dapat menghasilkan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.
Ciri Ekonomi Islam dan Kapitalisme
Ada empat perbedaan ekonomi Islam dan kapitalisme yang menjadi cirinya.
Pertama, landasan filosofis.
Ekonomi Islam merupakan sistem ekonomi yang didasarkan pada prinsip-prinsip agama Islam, seperti keadilan, keberkahan, dan keseimbangan sosial. Tujuannya menciptakan masyarakat yang adil dan berkeadilan.
Sementara kapitalisme didasarkan pada prinsip-prinsip kepemilikan pribadi dan kebebasan pasar. Tujuannya pertumbuhan ekonomi dan profitabilitas.
Kedua, kepemilikan dan distribusi kekayaan.
Ekonomi Islam mempromosikan kepemilikan yang adil dan distribusi kekayaan yang merata. Prinsip kepemilikan kolektif (kekayaan publik) juga ditekankan, terutama dalam hal sumber daya alam dan infrastruktur.
Sedangkan kapitalisme mengutamakan kepemilikan pribadi dan distribusi kekayaan yang didasarkan pada keuntungan dan keputusan pasar.
Muncul kesenjangan antara kaya dan miskin bisa menjadi lebih besar.
Ketiga, sistem keuangan.
Ekonomi Islam menyediakan kerangka kerja untuk sistem keuangan yang berlandaskan syariah, termasuk larangan riba (bunga), spekulasi, dan praktik-praktik yang dianggap tidak etis.
Instrumen keuangan seperti mudharabah, musyarakah, dan zakat dimanfaatkan.
Karena dalam Islam perbuatan riba dilarang, sebagai dijelaskan dalam potongan surat al-Baqarah ayat 275
وَاَحَلَّ اللّٰهُ الْبَيْعَ وَحَرَّمَ الرِّبٰواۗ
Allah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba.
Sementara kapitalisme beroperasi dengan sistem keuangan berbunga sebagai instrumen utama. Spekulasi dan derivatif keuangan juga umum digunakan.
Keempat, tujuan akhir.
Ekonomi Islam mengutamakan kesejahteraan umat dan menciptakan masyarakat yang berkeadilan. Tujuan akhirnya adalah mencapai keseimbangan antara kepentingan individu dan kepentingan kolektif.
Kapitalisme fokus pada pertumbuhan ekonomi dan akumulasi kekayaan. Tujuan utamanya mencapai laba dan kemakmuran materi.
Prinsip Ekonomi Islam
Prinsip ekonomi Islam berdasarkan lima nilai universal yang meliputi
Pertama, ‘adl (keadilan), yaitu berbuat adil dan tidak menzalimi pihak lain demi memperoleh keuntungan pribadi.
Kedua, tauhid (keimanan), yaitu pertanggungjawaban kita terhadap Allah di akhirat.
Ketiga, nubuwwah (kenabian), menjadikan nabi sebagai teladan dalam melakukan segala aktivitas di dunia.
Keempat, khilafah (pemerintahan), memastikan arus perekonomian berjalan dengan baik.
Kelima, ma’ad (hasil), hasil (laba) yang diperoleh di dunia, juga menjadi hasil di akhirat.
Lima prinsip ini sekarang dikembangkan oleh pakar ekonomi Islam untuk menjawab tantangan ekonomi modern. Bisa menjadi alternatif menggantikan sistem kapitalisme yang sudah terbukti eksploitatif terhadap sumber alam dan tenaga kerja serta menciptakan kelas kaya dan miskin.
Editor Sugeng Purwanto