PWMU.CO – Menjaga fitrah setelah Idul Fitri menjadi bahasan Pengajian Ahad Pagi PCM Kebomas Gresik, Ahad (21/4/2024).
Acara bertempat di Masjid at-Taqwa Perguruan Muhammadiyah Giri Kebomas Gresik dengan penceramah Dr Syamsul Huda MPdI, pengasuh MBS al-Amin Bojonegoro.
Syamsul Huda mengawali materi dengan membacakan surat ar-Ruum ayat 30.
Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Islam sesuai) fitrah (dari) Allah yang telah menciptakan manusia menurut (fitrah) itu. Tidak ada perubahan pada ciptaan Allah (tersebut). Itulah agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.
Dia menjelaskan, fitrah diartikan sebagai kesiapan atau kesanggupan untuk menerima sesuatu yang benar.
”Gambaran fitrah itu seperti seorang bayi yang baru lahir dalam keadaan suci, tidak mengerti apa-apa. Jika kita menjaga fitrah sejak lahir maka sampai tua kita dalam keadaan baik,” tuturnya.
Dikatakan, selama Ramadhan kita beribadah seperti shalat tarawih, mengaji, membagi takjil, qiyamul lail hingga membagi zakat fitrah.
”Pertanyaanya pada diri sendiri apakah perbuatan baik yang telah kita lakukan di Ramadhan masih dikerjakan setelah Idul Fitri?” kata Syamsul Huda sambil menjelaskan, menjaga fitrah seperti merawat sebuah tanaman.
Kemudian dia menyampaikan, dikatakan suci jika pertama benar, kedua baik dan ketiga indah disingkat BBI.
Dalam ilmu filsafat, sambung dia, dijelaskan fitrah manusia itu ada empat. Pertama, sebagai makhluk yang bekerja. Kedua, sebagai makhluk yang berpikir. Ketiga, sebagai makhluk sosial. Keempat, sebagai makhluk yang bertuhan.
”Jadi kalau kita saat ini sering melihat anak-anak remaja mager (malas gerak) lebih senang rebahan dan main HP, itu berarti fitrahnya perlu diperbaiki,” tandas Syamsul Huda.
Untuk itu dia mengajak para hadirin jamaah Ahad pagi di at-Taqwa Giri untuk menjaga fitrah dengan tiga hal. Pertama, membuang yang kotor. Kedua, menyimpan yang baik. Ketiga, merawat yang baik.
Menutup ceramah dia mengutip syair: Sempurnakan jiwamu, dan rawat jiwamu karena kamu dikatakan sebagai manusia bukan karena ragamu tapi karena jiwamu.
Setelah pengajian dilanjutkan dengan sarapan sarapan soto.
Penulis Eli Syarifah Editor Sugeng Purwanto