PWMU.CO – Santri Al Mizan kembali ke pondok disambut dengan kegiatan Halalbihalal di Masjid Al Ghoihab Al Mizan Putra Lamongan Jatim, Senin (22/4/2024).
Keluarga besar Panti Asuhan dan Pondok Pesantren (PA dan PP) Al Mizan Muhammadiyah Lamongan menggelar Halalbihalal. Hadir di acara ini Mudir Al Mizan Mujianto MPdI, beserta jajaran wakil mudir, dan seluruh dewan ustadz dan ustadzah serta seluruh santri Al Mizan putra dan putri.
Dalam sambutannya Ketua Pengembang Mutu dan Pendidikan Non Formal Shoffan Amrullah MPd mengutip media pondok yang membuat himbauan di sosial media. Stop scrolling Start packing Pondok is calling.
“Maksud dari kata-kata itu adalah tandanya kita sudahi bermedsos. Dan mari kita mulai bersiap-siap karena pondok sudah memanggil,” jelasnya.
Maka, lanjut ustadz Shoffan – sapaan akrabnya, kalau sudah hadir di pondok niatnya mulai ditata kembali. Niatnya adalah niat beribadah dalam bentuk tholabul ilmi.
“Mari kita kencangkan lagi ikat pinggangnya, dan pikirannya kita fokuskan karena kegiatan pondok sudah dimulai hari Senin tanggal 22 April 2024. Mulai diniyah, sekolah, ekstrakurikuler, tahsin dan tahfidz,” tegasnya.
Terakhir, dia mengutip mahfudzot man jadda wajada. Barang siapa yang bersungguh-sunggu akan berhasil.
“Kata-kata itu mari kita renungi dan kita pahami betul-betul. Maka sungguh sungguhlah, karena kesungguhan itu akan berbuah manis pada masanya,” pesannya kepada para santri.
Pondok Laksana Ibu
Sementara itu, Mudir Al Mizan Mujianto dalam sambutannya menyampaikan rasa syukurnya para santri sudah kembali di pangkuan ibu atau pondok. “Pada lagu oh pondokku, di akhir lirik ada kata ibumu. Pondok laksana ibu,” ujarnya.
Oleh karena itu, sambungnya, kita kembali ke pondok berarti kita kembali di pangkuan ibu kita sendiri.
“Kita merasa nyaman, tentram di saat kita berada di sisi ibu. Yang sudah membangunkan kita, memberikan kasih sayang kepada kita dari bangun tidur sampai tidur kembali,” ungkap alumnus Pondok Modern Darussalam Gontor Ponorogo ini.
Dia menambahkan, dulu kalian belajar dari mulai kelas satu MTs. Ada yang belum mengerti cara shalat, belum mengerti menulis huruf hijaiyah, dan lainnya. Hingga akhirnya sampai kelas enam MA mahir memberikan tausiyah dan menjadi imam.
“Itu semuanya adalah berkat rahmat Allah SWT. Selain itu adalah berkat salah satu jasa dari ibu kita yaitu pondok Al Mizan ini,” tuturnya.
Dia juga memberikan pesan khusus kepada kelas VI Diniyah (kelas III MA). “Untuk yang kelas VI kelak akan meninggalkan pondok. Yang mana kalian biasanya dididik, dilatih dan besok akan lulus, akan mengembara dan melanjutkan studi lanjut,” ujarnya.
Sesukses apapun nanti, kalian setelah keluar dari pondok jangan lupakan ibu (pondok). Mungkin kalian jadi menteri, bupati, pejabat. Ingat ibu kita yang mengajarkan tentang kejujuran, mengajarkan kedisiplinan, dan ibadah kita.
“Oleh karena itu kalau sudah sukses mari kita ingat dan terus kita doakan. Mari kita yakini bahwa pondok ini adalah ibu kita,” ajaknya.
Terakhir, dia berpesan, kesungguhan kita di hari ini dan 11 bulan yang akan datang, ibadah kita hari ini dan 11 bulan yang akan datang itu adalah pancaran dari keimanan dan ketakwaan kita serta pancaran keberhasilan dalam meraih pendidikan Ramadhan.
Maka, lanjutnya, dunia adalah kampung amal, akhirat adalah kampung pahala. Mumpung masih hidup di dunia dan bisa belajar di Al Mizan dan mengajar di Al Mizan tidak lain mari belajar dengan sungguh sungguh.
“Hari ini kita adalah menanam, beramal, bermaaf-maafan. Sebab nanti kalau kita sudah masuk di kampung akhirat kita tidak bisa lagi minta maaf. Oleh karena itu jangan sampai menyesal ketika kelak di akhirat,” tuturnya. (*)
Penulis Alfain Jalaluddin Ramadlan. Editor Sugiran.