PWMU.CO – Bangsa Indonesia dibangun bukan dengan gemerlap pesta pora. Sebagaimana pesta pora saat kampanye pemilihan umum (Pemilu). Lebih dari itu, bangsa ini dibangun oleh sekumpulan pemuda yang memiliki cita-cita luhur. Mereka memiliki komitmen kuat untuk sebuah perubahan.
Itulah pekikan semangat yang diberikan Dewan Pertimbangan Presiden RI Prof Malik Fadjar saat menyampaikan orasi kebangsaan di Sekolah Kebangsaan LHKP PDM Kota Malang di Rumah Baca Cerdas (RBC), Kawasan Ruko Permata Jingga Malang, Sabtu (26/8).
Mantan Rektor UMM ini menyebut bahwa gerakan kebangsaan di Indonesia haruslah dimulai dari dunia pendidikan. ”Pekerjaan pembangunan bangsa pada hakekatnya adalah pembangunan pendidikan,” ujarnya mengingatkan.
Pendidikan, lanjut Prof Malik harus diawali dari membaca. Sebab, jika tradisi membaca sudah tidak ada, maka pendidikan akan melemah. Akhirnya, akan juga mempengaruhi karakter seseorang.
”Saat ini tradisi membaca sudah sangat lemah. Sehingga pendidikan juga turut lemah. Dengan membaca dan bergaul dengan orang lain, maka karakter pribadi akan terbentuk,” tuturnya.
(Baca juga: Sekolah Kebangsaan untuk Cetak Politisi dan Pejabat yang Muhammadiyah)
Di akhir paparannya, Prof Malik berpesan kepada aktivis Muhammadiyah agar senantiasa tulus dan ikhlas dalam mencari ilmu. Sehingga ilmunya bermanfaat untuk umat, bangsa dan Persyarikatan.
”Jangan berfikir tidak akan kebagian jatah hidup. Apalagi, jika sudah berfikir kasak-kusuk mengambil jatah bagian hidup dengan jalan dan cara yang bertentangan dengan nilai kebaikan. Kita harus iklas belajar dan menuntut ilmu,” pesannya untuk seluruh peserta Sekolah Kebangsaan.(izzudin/aan)