PWMU.CO – Smamio gelar simulasi dan mitigasi bencana gempa bumi bersama MDMC dan BPBD Gresik, Jumat (26/4/2024).
Acara SMA Muhammadiyah 10 (Smamio) GKB Gresik ini untuk memperingati Hari Kesiapsiagaan Bencana.
Peserta simulasi siswa kelas X dan XI SMA Muhammadiyah 10 GKB. Kegiatan dilaksanakan di Cordoba Convention Hall.
Frima Yulita MSi, guru Fisika Smamio, menjelaskan, simulasi gempa bumi dipilih karena beberapa waktu lalu terjadi gempa bumi di Pulau Bawean yang berada di utara Gresik.
”Harapannya, kegiatan ini melatih kesiapsiagaan siswa, guru, karyawan atau warga sekolah menghadapi bencana gempa yang bisa terjadi setiap waktu,” tutur Ita, sapaannya.
Kemudian Frima Yulita menjelaskan, gempa terjadi di permukaan kerak bumi yang sifatnya heterogen sehingga mudah rapuh dan patah.
Menurut dia, ada dua jenis gempa yang biasanya terjadi yakni tektonik dan vulkanik.
Wakil Kepala Sekolah bidang pengembangan pendidikan Smamio ini menyampaikan, gempa vulkanik disebabkan oleh aktivitas gunung berapi.
Sedangkan gempa tektonik akibat dari gerakan lempeng bumi. Gempa lebih kuat terjadi di mana dua lempeng tektonik saling bertumbukan.
”Jika salah satu lempengan bergerak, maka menyebabkan gempa bumi, letusan gunung berapi, bahkan tsunami,” ujarnya.
Dikatakan, letak geografis Indonesia berada di wilayah ring of fire atau cincin api Pasifik yakni pertemuan tiga lempeng tektonik dunia seperti lempeng Indo-Australia, Eurasia, dan Lempeng Pasifik.
”Oleh sebab itu, Indonesia termasuk negara yang rawan dilanda bencana seperti gempa bumi, letusan gunung berapi hingga tsunami,” paparnya.
Ia berharap, masyarakat sudah mulai harus berteman dengan gempa.
“Berteman dengan gempa artinya harus menyiapkan secara fisik maupun psikologis sehingga kita lebih siap menghadapi sesuatu hal yang tidak kita inginkan seperti gempa,” terang wanita alumnus magister Fisika Institut Teknologi Bandung itu.
Acara dilanjutkan dengan penyampaian materi serta simulasi oleh tim MDMC (Muhammadiyah Disaster Management Center) dan BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Gresik terkait kesiapsiagaan gempa.
“Ketika terjadi gempa, kita sedang di ruangan maka harus tahu posisi kita. Jangan panik, tetap tenang,” ujar Rifky Ardiyanto, Koordinator mitigasi bencana MDMC PDM Gresik.
Selanjutnya ia menjelaskan cara evakuasi mandiri ketika terjadi gempa.
”Evakuasi ketika berada di gedung berlantai seperti melindungi kepala, berlindung di bawah meja, segera keluar ketika ada gempa dan menuju titik kumpul. Saat evakuasi hindari kaca,” jelas Rifky.
Kemudian simulasi evakuasi gempa oleh seluruh siswa dan guru-karyawan. Mereka mempraktikkan cara evakuasi dari lantai 4 menuju area titik kumpul di sekolah.
Penulis Izzatulillah Editor Sugeng Purwanto