Jual Jalepak, Perjuangan Janda yang Diamanahi Anak Disabilitas; Liputan Yekti Pitoyo
PWMU.CO – Ditinggal wafat suami, Rita Wahyu Enis (47) harus berjuang sendiri membesarkan anak yang menyandang disabiitas.
Rita berdomisili di Dusun Ciro Wetan, Kelurahan Bakung Temenggunan, Kecamatan Balongbendo, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur.
Ia salah satu penerima manfaat Program Pemberdayaan UMKM Binaan Lazismu Sidoarjo katagori Keluarga Disabilitas. Program ini hasil kolaborasi Lazismu Sidoarjo dan Lazismu Pimpinan Pusat Muhammadiyah dengan Bank Mega Syariah.
Sejak suaminya meninggal pada tahun 2015 karena tumor paru-paru, tidak ada pilihan bagi Rita harus merawat anak bungsunya Indra, yang menyandang disabilitas, sekaligus harus bisa mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Sebetulnya Rita ingin berjualan ke pasar, tapi sang anak tidak bisa ditinggal. Rita tidak mengetahui sebab pastinya, tiba-tiba tidak bisa berjalan, hingga kini di usianya yang sudah 17 tahun, sehari-hari hanya bisa tergeletak di kasur.
“Sejak 100 hari meninggal bapaknya, tiba-tiba Indra sakit lalu tidak bisa berjalan, menurut dokter terkena syarafnya. Setiap bulan untuk biaya pengampon/pampers sebesar 750 ribu, belum obat untuk syarafnya ada dua jenis masing-masing seharga 160 dan 58 ribu. Saya harus sabar karena itu amanah buat saya untuk merawatnya sebaik-baiknya dengan kondisi seperti itu,” kisahnya pada PWMU.CO, Selasa (1/5/2024).
Jual Jalepak
Usaha membuat jalepak sudah dijalani sejak 15 tahun lalu. Jalepak adalah camilan yang terbuat dari singkong
Proses membuatnya, setelah singkong dikupas, diparut lalu dicampur bumbu.
Adonan parutan singkong diratakan tipis dengan menggunakan plastik, dikukus dalam dandang mendidih beberapa lapis sampai matang. Singkong akan terlihat bening tanda sudah matang.
Kemudian disusun di atas nampan/tampah. Jemur di atas terik matahari hingga kering.
“Setiap hari saya memproduksi sebanyak 2 kg singkong, hasilnya menjadi 5 bungkus jalepak. Setiap bungkus harga jualnya 10 ribu,” jelasnya.
Pemasaran jalepak buatan Rita ini dari mulut ke mulut, karena sudah mengenal rasanya. Pelanggang yang membeli ada yang dikonsumsi sendiri maupun kulakan yang nantinya digoreng untuk dibungkusi dan dijual.
“Alhamdulillah dari hasil usaha jalepak ini bisa untuk memenuhi kebutuhan makan sehari-hari,” ungkapnya. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni