PWMU.CO – Asyiknya siswa SD Musix belajar bercocok tanam yang benar di Kebun Bibit Wonorejo Surabaya Jawa Timur, Rabu (08/05/2024)
Belajar bercocok tanam ini merupakan program Outdoor Class Program (OCP) semester 2 SD Muhammadiyah 6 Gadung (SD Musix) Surabaya kelas V dan VI. Untuk menuju lokasi OCP, tidak butuh waktu lama. Setelah pembiasaan shalat Dhuha dan murojaah para siswa diangkut 13 angkot.
Tepat pukul 08.30 WIB rombongan SD Musix telah sampai di Kebun Bibit Wonorejo Surabaya. Kedatangan para siswa ini disambut dua petugas.
“Anak-anak, kegiatan ini akan kami bagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok kelas V dan kelas VI,” ujar koordinator lapangan Mochamad Askan SPd.
Selanjutnya, dia membagi tugas kelompok. Kelompok kelas VI bersama instruktur dari manajemen untuk belajar bercocok tanam. Sedangkan yang lain bersama para pendamping untuk belajar berbagai jenis tanaman.
Bibit dan Majid, petugas dari kebun bibit telah menunggu pada kelompok siswa yang ingin belajar bercocok tanam. “Silakan merapat anak-anak. Terima kasih para siswa SD Muhammadiyah 6 telah berkunjung untuk belajar,” ungkap Bibit ramah menyambut siswa SD Musix.
Setelah memberikan kata pembuka, Bibit memberikan tutorial menanam bunga yang baik dan benar. Dengan media polibag dan pupuk kompos, dia mulai memberikan contoh menanam tanaman Melati Jepang.
Dengan cekatan dan tanpa takut kotor, dia mengisi polibag dengan kompos hingga penuh.
“Polibag harus terisi penuh dan padat agar tanaman tidak goyah. Kemudian tanam Melati Jepang ini di atasnya,” jelasnya.
“Maaf bapak, untuk membuat kompos ini bahannya apa saja?” tanya Hikari Askadina Uno, siswa kelas VI-A memotong penjelasan Bibit.
“Kompos yang kita pakai hari ini terbuat dari daun-daunan kering dan sekam,” terang petugas yang telah puluhan tahun bertugas.
“Pak kok gak pakai alat untuk mengisi polibag, kan tangannya menjadi kotor,” tanya Nazifah Putri Rachma Dani.
“Jangan khawatir, tanah kompos ini tidak mengandung kotoran berbahaya, asalkan setelah itu cuci tangan yang bersih,” jawab Bibit.
Tanam Melati Jepang
Setelah anak-anak selesai mendapat pencerahan, mereka diminta praktek langsung sesuai arahan. Masing-masing anak mendapat satu lembar polibag ukuran kecil. Selanjutnya secara berkelompok para siswa memenuhi polibag itu dengan kompos.
“Jika anak-anak telah mengisi polibagnya, silakan minta benih Melati Jepang kepada saudara Majid,” ucap Bibit.
“Silakan anak-anak ambil benih Melati Jepang ini, hasil karyanya dikumpulkan jadi satu, nanti boleh di bawa pulang. Kalau sudah sampai di rumah, jangan lupa selalu dirawat dengan cara disiram air secukupnya setiap hari,” tutur Majid.
Setelah dipastikan semua anak telah praktek bercocok tanam, mereka diberikan kesempatan untuk menikmati bekalnya dan bermain sepuasnya. (*)
Penulis Basirun. Editor Sugiran.