Terminasi LKSA Tunanetra Aisyiyah Ponorogo Penuh Haru; Liputan Ismini, Kontributor PWMU.CO
PWMU.CO – Berpisah dengan kalian itu berat, saya tidak pernah punya cerita batiniah seperti yang saya alami di panti ini.
Hal tersebut disampaikan Drs Imam Fauzan MM, Kepala Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA) Tunanetra Terpadu Aisyiyah Ponorogo dalam sambutannya pada acara Terminasi (Pengakhiran Layanan Pengasuhan) di Aula LKSA Tunanetra, Sabtu (18/5/24).
Wakil Ketua Majelis Pembinaan Kesejahteraan Sosial, Majelis Hukum dan HAM Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Ponorogo itu sambil terbata-bata mengenang kebersamaannya dengan 13 peserta yang hari itu di terminasi, yakni 8 santri tunanetra, 1 tunagrahita, dan 4 yatim dhuafa. Mereka telah menyelesaikan pendidikan MTs-MA/SMA di LKS Tunanetra.
“Kali ini saya betul-betul merasakan bahwa dunia memang berepisode dan yang akan menang pada episode tersebut adalah orang-orang yang ridhA pada ketetapan Allah,” kenangnya.
Orang yang sempurna fisiknya seperti saya, lanjutnya, sering kali hanya membetulkan fisik diri tapi lupa membetulkan hati, sedangkan kalian yang ada keterbatasan saja sibuk membetulkan hati.
“Kalian semua telah dijamin Allah untuk masuk surga dan mungkin nanti di pengadilan orang sempurna akan protes, kenapa tidak saya saja yang dibutakan, dunia ini berat dan penuh tipu daya,” ujarnya.
Imam sesekali mengusap wajahnya menutupi rasa sedih, haru, bercampur bangga menatap ke arah duduk 13 santrinya.
“Keterbatasan kalian tidak akan menghalangi apa-apa, bahkan jika kalian masih ingin kembali ke sini, kami tidak akan pernah mundur tentang urusan pendidikan terhadap anak-anak,” imbuhnya.
Di akhir, sambil tak kuasa menahan tangis, Imam menyampaikan permohonan maafnya kepada santri beserta wali yang hadir atas kekurangan pelayanan yang telah diberikan. Tak lupa dia meminta doa agar semua yang terlibat dalam pengurusan panti, baik anak asuh, pengurus maupun karyawan nantinya bisa dikumpulkan di surga Allah.
“Saya jarang sekali menangis dan hari ini saya tidak kuat menahan tangis, karena kalian itu luar biasa,” ujarnya. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni