PWMU.CO – Jamaah kloter 81 melakukan umrah wajib di Masjidil Haram Makkah. Jamaah Haji Kloter 81, Gelombang 2 tiba di Bandara Internasional King Abdul Aziz Jeddah tepat pukul 00.10 dini hari, Selasa (4/6/2024).
Turun dari pesawat maskapai Saudia, jamaah langsung disambut bus yang menghantarkan mereka ke terminal imigrasi, di tempat imigrasi, Jamaah tidak lagi diperiksa passportnya karena sudah diperiksa saat di Bandara Juanda.
“Ini adalah pelayanan sistem fast track yang memudahkan jamaah haji tahun ini, artinya petugas Imigrasi didatangkan dari Saudi ke Juanda sehingga saat tiba di Jeddah, jamaah bisa langsung menuju bus,” ujar Ketua Rombongan KBIH Baitul Athiq Thoha Mahsun
Thoha sapaan akrabnya menyebutkan tema haji tahun ini adalah Ramah Lansia, sehingga semua fasilitas yang disediakan sangat membantu para Lansia dan mereka yang Resiko Tinggi (Risti).
Jamaah kloter 81 berbaris untuk segera naik bus, di saat antri tersebut, jamaah diberikan botol air zam zam dalam kemasan, di dalam bus pun jamaah diberikan kotak berisi roti dan minuman jus dalam kemasan.
Selama perjalanan menuju Hotel Shofwat Al Maeda yang berlokasi di distrik Misfalah dengan nomor 1011, jamaah tidak lupa melantunkan talbiah sepanjang jalan yang memakan 2 jam.
Sesampainya di hotel, jamaah diminta untuk beristirahat untuk kemudian bersiap-siap untuk umrah wajib. Oleh petugas hotel semua jamaah dikenakan gelang Nusuk (Identitas tempat hotel, nomor maktab dan nomor kemah Mina serta arofah).
“Kepada jamaah kami himbau untuk menjaga kesehatannya dengan istirahat yang cukup karena diupayakan pukul 07.00 pagi waktu Saudi kita berangkat umrah wajib,” ujar ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Gresik Jawa Timur ini.
Saat waktu sudah menunjukkan 07.00 semua jamaah kloter 81 khususnya KBIH Baitul Athiq berkumpul di Lobby Hotel lengkap dengan semua atributnya, mulai dari kalung identitas hingga hasduk atau slayer untuk mempermudah identifikasi anggota.
Thoha sebagai ketua rombongan mengumpulkan semua ketua regu dan menghimbau untuk selalu menjaga kelengkapan anggotanya. “Terutama untuk ketua regu perhatiannya untuk anggota lansia, serta ibu-ibu, mohon nanti yang bapak bapak berada di sisi luar barisan untuk menjadi para perempuan dari gesekan dengan jamaah lain,” katanya.
Jamaah berangkat dengan Armada Rawahil atau yang kerap disebut Bus Shalawat yang siap sedia di depan hotel untuk melayani siapa saja yang ingin ke Masjidil Haram dan itu gratis.
“Memang bus shalawat ini sudah bekerja sama dengan pemerintahan Indonesia untuk memudahkan transportasi jamaah, dan kalau ada masalah misal sopir tidak sopan atau tidak mau bekerja sesuai SOP dapat dilaporkan ke aplikasi Kawal Haji nanti akan diganti,” tuturnya.
Saat di pelataran Masjidil Haram jamaah memasuki masjid lewat Pintu As-Salam, ada perbedaan pada tahun ini yang saya baru tahu, ternyata polisi Masjidil Haram (Askar) mengusir mereka yang tidak berihram untuk umrah, ternyata untuk tawaf di lantai dasar yang dekat dengan Kakbah diperuntukkan hanya bagi yang umroh, sedangkan yang ingin thawaf sunnah maka bisa dilakukan di lantai 2 atau 3. (*)
Penulis Zaki Abdul Wahid. Editor Ichwan Arif.