PWMU.CO – Kecil-kecil si cabe rawit. Begitu kalimat yang pas menggambarkan sosok Nayla Rahmi Annidafinanto. Gadis kelahiran Banyuwangi pada tanggal 17 Februari 2009 itu, menjadi satu-satunya Pandu Atfal yang ikut dalam rombongan Kwartir Daerah (Kwarda) Hizbul Wathan Banyuwangi ke puncak Gunung Ijen Banyuwangi.
Di usianya yang belum genap 9 tahun, siswa kelas 3 SD Muhammadiyah 1 Banyuwangi ini mampu mengatasi berbagai rintangan menuju puncak Gunung Ijen Banyuwangi. Seperti kabut tebal, hawa dingin, medan terjal hingga jalan licin dan menanjak tajam.
(Berita terkait: Peringati Milad ke-108 Muhammadiyah di Puncak Gunung Ijen)
”Alhamdulillah. Saya bisa sampai ke puncak Gunung Ijen dan melalui segala rintangan yang ada. Saya bisa memperingati Milad ke-108 Muhammadiyah di puncak gunung Ijen, Banyuwangi,” ujar putri bungsu pasangan Bambang Winarto dan Yulia Febrianti.
Sebagai orang tua, Bambang sempat khawatir. Tapi, Bambang tetap teguh. Karena telah berkomitmen untuk mengajarkan putra-putrinya arti kemandirian, kerjasama, empati dan jiwa korsa.
(Baca juga: Hizbul Wathan Sudah Berjuang sejak Bangsa Ini Belum Merdeka)
”Pondasi awal dalam mencetak kader militan adalah dengan menyertakan mereka di setiap kegiatan sebagai kader kintilan. Capek, hawa dingin, mengantuk dan lapar adalah tantangan yang harus dilalui. Semua itu terbayar dengan anugerah Allah SWT,” ujar Bambang
Sebelumnya, Kwarda Hizbul Wathan Banyuwangi memperingati Milad ke-108 Muhammadiyah di Puncak Gunung Ijen Banyuwangi pada Ahad (3/9). Serangkaian ekspresi pun dilakukan di sana, mulai dari upacara, menyanyikan lagu-lagu dan pengibaran bendera merah-putih, hingga pengibaran panji-panji Muhammadiyah dan Hizbul Wathan.(rita/aan)