Oleh: Alfain Jalaluddin Ramadlan, Wakil Sekretaris LSBO PDM Lamongan dan pengajar Pondok Pesantren Al-Mizan Muhammadiyah Lamongan
Disampaikan di Halaman Masjid At Tanwir Gedung Dakwah Muhammadiyah Kembangbahu Lamongan
اَلْـحَمْدُ لِلّهِ الَّذِيْ نَـحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، أَشْهَدُ أَنْ لاَّ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُـحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ لاَنَبِيَّ بَعْدَهُ .
قَالَ اللَّهُ تَعَالَى فِيْ كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ: يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ.
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْا رَبَّكُمُ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ مِّنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَآءً وَاتَّقُوا اللهَ الَّذِيْ تَسَآءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَامَ إِنَّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا.
يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا. يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا
اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ، لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ وَ اللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ وَ ِللهِ الْحَمْدُ. اَللهُ أَكْبَرُ كَبِيْرًا وَ الْحَمْدُ لـِلَّهِ كَثِيْرًا وَ سُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَ أَصِيْلاً. لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ، صَدَقَ وَعْدَهُ، وَ نَصَرَ عَبْدَهُ، وَأَعَزَّ جُنْدَهُ، وَ هَزَمَ اْلأَحْزَابَ وَحْدَهُ. لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ وَ لَوْ كَرِهَ الْكَافِرُوْنَ. لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ وَ اللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ وَ ِللهِ الْحَمْدُ.
Jamaah shalat Idul Adha rahimakumullah.
Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an surah Al-Kautsar:
. إِنَّآ أَعۡطَيۡنَٰكَ ٱلۡكَوۡثَرَ، فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَٱنۡحَرۡ، إِنَّ شَانِئَكَ هُوَ
ٱلۡأَبۡتَرُ
“Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak. Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu dan berkurbanlah. Sungguh, orang-orang yang membencimu dialah yang terputus (dari rahmat Allah).”
Ayat ini menjadi renungan bagi kita, betapa banyak nikmat Allah yang telah dianugerahkan kepada kita sampai dipastikan tidak akan bisa kita menghitungnya satu per satu.
Sebagaimana ditegaskan dalam Al-Qur’an:
وَإِنْ تَعُدُّوا نِعْمَةَ اللَّهِ لَا تُحْصُوهَا ۗ إِنَّ اللَّهَ لَغَفُورٌ رَحِيمٌ
“Jika kamu menghitung nikmat Allah, niscaya kamu tidak akan mampu menghitungnya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (An-Nahl: 18)
Kenikmatan ini harus kita syukuri dalam wujud menggunakannya untuk ibadah, mendekatkan diri kepada Allah. Pendekatan diri kepada Allah bisa dilakukan dengan mengerjakan shalat dan menyembelih hewan kurban sebagaimana ditegaskan dalam ayat kedua surah Al-Kautsar.
Jamaah shalat Idul Adha rahimakumullah
Tidak lupa shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi junjungan kita Muhammad SAW yang telah memberikan suri teladan utama untuk selalu kita tiru agar kita bisa menjadi manusia yang selamat dunia akhirat.
Sebagaimana ditegaskan dalam surah Al-Ahzab ayat 21:
لَّقَدْ كَانَ لَكُمْ فِى رَسُولِ ٱللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَن كَانَ يَرْجُوا۟ ٱللَّهَ وَٱلْيَوْمَ ٱلْءَاخِرَ وَذَكَرَ ٱللَّهَ كَثِيرًا
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah. Semoga kita selalu diberi kekuatan untuk mengikuti dan menjalankan sunah-sunahnya.”
Allahu akbar, Allahu akbar la ilaha illaLlahu Allahu akbar walillahilhamd
Hari Raya Idul Adha adalah kisah tentang sebuah keluarga mulia yang diabadikan oleh Allah SWT untuk peradaban manusia, yaitu kisah keluarga Nabi Ibrahim Alaihissalam.
Melalui kisah keluarga Ibrahim Alaihissalam itu, Allah SWT ingin menunjukkan kepada kita betapa pentingnya posisi keluarga dalam membangun sebuah peradaban yang besar. Sebuah masyarakat yang bahagia dan sejahtera, tidak hanya di dunia, namun juga di akhirat.
Kaum muslimin rahimakumullah
Jika kita berbicara tentang keluarga, itu artinya kita juga akan berbicara tentang salah satu unsur terpenting keluarga yang bernama: anak. Dalam kisah keluarga Ibrahim Alaihissalam, sang anak itu “diperankan” oleh sosok Ismail Alaihissalam.
Inilah sosok anak teladan sepanjang zaman yang kemudian diangkat menjadi seorang nabi oleh Allah SWT. Bahkan yang luar biasanya adalah melalui keturunan Ismail Alaihissalam inilah kemudian lahir sosok nabi dan rasul paling mulia sepanjang sejarah manusia bahkan alam semesta, yaitu Rasulullah Muhammad Ahallallahu Alaihi Wasallam.
Kaum muslimin rahimakumullah
Mohon maaf, mungkin kita mengetahui, hari-hari ini, bagaimana anak-anak remaja kita yang bergabung dalam geng-geng motor mulai berani melakukan tindakan-tindakan anarkis yang tidak pernah diduga sebelumnya, banyak tawuran yang terjadi antara geng satu dengan geng yang lainnya.
Kita semua juga sedih ketika menyaksikan hampir setiap hari di sudut-sudut jalan raya, bagaimana anak-anak muda menjadi anak jalanan, mengemis dan meminta-minta sambil bajunya yang lusuh dan kotor.
Kemudian saya kira kita juga tahu hasil-hasil survei yang menunjukkan bagaimana jumlah ABG yang hamil di luar nikah terus meningkat dalam jumlah yang sangat memprihatinkan.
Dan itu semua barulah segelintir masalah dan problem anak-anak muda di masa kini.
Allahu akbar Allahu akbar La ilaha illaLlah Allahu akbar walillahilhamd
Harus kita akui dengan jujur bahwa salah satu penyebab utama terjadinya ini semua adalah salah satunya orang tua itu sendiri.
Ada orang tua yang menganggap bahwa kasih sayang kepada anak harus ditunjukkan dengan pemberian dan pemenuhan segala keinginannya. Bahkan ada juga orang tua yang memanjakan anak dengan segala fasilitas untuk mengangkat gengsinya sendiri sebagai orang tua.
Pada sisi yang lain, tidak sedikit orang tua yang tidak peduli dengan anak-anaknya atau menunjukkan kepedulian dengan melakukan kekerasan demi kekerasan kepada anak.
Karena itu, di hari yang penuh berkah ini, marilah kita berhenti sejenak, membuka hati untuk sejenak belajar dari ayahanda para nabi dan rasul, Nabiyullah Ibrahim Alaihissalam. Belajar tentang betapa pentingnya nilai keluarga kita, tentang betapa pentingnya nilai seorang anak bagi orang tuanya di dunia dan akhirat.
Para ayah dan bunda yang dimuliakan Allah.
Pelajaran pertama dari kisah Ibrahim Alaihissalam dalam mendidik anaknya adalah bahwa untuk mendapatkan anak yang shaleh, maka orang tua terlebih dahulu berusaha menjadi orang yang shaleh. Karena siap menjadi orang tua artinya siap menjadi teladan untuk keluarga, bukan sekadar memberi makan dan mencukupi kebutuhan anak.
Keberhasilan Ibrahim Alaihissalam mendapatkan karunia anak shaleh seperti Ismail Alaihissalam adalah karena beliau sendiri berhasil mendidik dan membentuk dirinya menjadi seorang hamba yang shaleh.
Allah SWT menegaskan dalam surah Al-Mumtahanah ayat 4:
قَدْ كَانَتْ لَكُمْ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ فِي إِبْرَاهِيمَ وَالَّذِينَ مَعَهُ
“Sungguh telah ada untuk kalian teladan yang baik dalam diri Ibrahim dan orang-orang yang bersamanya.”
Pujian Allah SWT untuk Ibrahim Alaihissalam ini tentu saja didapatkannya setelah ia berusaha dan berusaha menjadi sosok pribadi yang dicintai oleh Allah SWT.
Pertanyaannya sekarang untuk kita semua adalah siapakah di antara kita yang sejak awal menjadi orang tua sudah berusaha untuk belajar dan berusaha menjadi orang tua yang shaleh?
Allahu akbar Allahu akbar La ilaha illaLlah Allahu akbar walillahilhamd
Mari sejenak kita renungkan firman Allah SWT dalam surah Al-Tahrim ayat 6:
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا قُوْٓا اَنْفُسَكُمْ وَاَهْلِيْكُمْ نَارًا وَّقُوْدُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلٰۤىِٕكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَّا يَعْصُوْنَ اللّٰهَ مَآ اَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُوْنَ مَا يُؤْمَرُوْنَ.
“Wahai orang-orang yang beriman. Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu, penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, dan keras, yang tidak durhaka kepada Allah terhadap apa yang Dia perintahkan kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.”
Di dalam ayat yang mulia ini terdapat teguran keras tentang akibat dari tidak menjaga keluarga.
Oleh karena itu, sebagai orang tua kita memiliki kewajiban mendidik anak dengan baik, dan salah satu suri teladan dalam mendidik anak adalah kekasih Allah, yaitu Nabi Ibrahim AS.
Allahu akbar, Allahu akbar, La ilaha illaLlahu Allahu akbar, Allahu akbar walillahilhamd
Pelajaran kedua dari Nabi Ibrahim Alaihissalam adalah jika ingin memiliki anak yang shaleh, bersungguh-sungguhlah meminta dan berdoa kepada Allah SWT.
Sehingga Allah SWT mengabadikan doa-doa Nabi Ibrahim Alaihissalam di dalam Al-Qur’an:
رَبِّ هَبْ لِي مِنَ الصَّالِحِينَ
“Tuhanku, karuniakanlah untukku (seorang anak) yang termasuk orang-orang shaleh.” (Al-Shaffat: 100)
رَبِّ اجْعَلْنِى مُقِيمَ الصَّلَوٰةِ وَمِن ذُرِّيَّتِى رَبَّنَا وَتَقَبَّلْ دُعَآءِ
“Ya Tuhanku, jadikanlah aku orang yang menegakkan shalat, juga dari keturunanku. Ya Tuhan kami, kabulkanlah doaku.” (Ibrahim: 40)
Kaum muslimin yang berbahagia
Mungkin banyak di antara kita yang sekadar “mau” memiliki anak yang shaleh. Tapi siapa di antara kita yang sungguh-sungguh berdoa memintanya kepada Allah dengan kelopak mata yang berderai air mata? Siapa di antara kita yang secara konsisten menyelipkan doa-doa terbaiknya untuk keluarga dan anak-anaknya?
Oleh karena itu, mari kita terus mendoakan anak-anak kita agar menjadi anak yang shaleh dan shalehah.
Allahu akbar, Allahu akbar, La ilaha illaLlahu Allahu akbar, Allahu akbar walillahilhamd.
Terakhir, sejak dini bahkan di kandungan mari kenalkan anak kita dengan Al-Qur’an.
Karena sekarang banyak anak-anak muda yang dengan asyik berjam-jam bahkan berhari-hari bermain dengan gadgetnya tanpa pendampingan orang tua.
Maka, saya berpesan kepada para hadirin semua, mari kita kenalkan Al-Qur’an kepada anak-anak kita. Karena Al-Qur’an merupakan pedoman dan petunjuk bagi umat Islam. Sangat rugi sekali jika umat Islam sendiri tidak mau membaca dan mempelajarinya. Membaca Al-Qur’an juga termasuk dalam ibadah paling utama di antara ibadah-ibadah yang lain, dan banyak keutamaan dan pahala ketika kita dekat dengan Al-Qur’an.
Hal ini sebagaimana hadits yang diriwayatkan oleh An-Nu‘man ibn Basyir. Rasulullah SAW bersabda: ”Sebaik-baiknya ibadah umatku adalah membaca Al-Qur’an.” (HR Baihaqi)
Allah juga sudah berjanji akan memudahkan kita ketika menghafal dan mempelajari Al-Qur’an, seperti dalam Al-Qamar ayat 17:
وَلَقَدْ يَسَّرْنَا الْقُرْاٰنَ لِلذِّكْرِ فَهَلْ مِنْ مُّدَّكِرٍ
“Sungguh, Kami benar-benar telah memudahkan Al-Qur’an sebagai pelajaran. Maka adakah orang yang mau mengambil pelajaran?”
Selain itu, ketika kita membaca Al-Qur’an akan memperoleh pahala berlipat, seperti dalam hadits yang diriwayatkan oleh Abdullah Ibnu Mas’ud:
عن عَبْدَ اللَّهِ بْنَ مَسْعُودٍ، يَقُولُ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: مَنْ قَرَأَ حَرْفًا مِنْ كِتَابِ اللَّهِ فَلَهُ بِهِ حَسَنَةٌ، وَالحَسَنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا، لَا أَقُولُ الم حَرْفٌ، وَلَكِنْ أَلِفٌ حَرْفٌ وَلَامٌ حَرْفٌ وَمِيمٌ حَرْفٌ
“Dari Abdullah Ibnu Mas‘ud, Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa yang membaca satu huruf dari Kitabullah (Al-Qur’an), maka dia akan memperoleh satu kebaikan. Sedangkan satu kebaikan dilipatkan dengan sepuluh semisalnya. Aku tidak mengatakan alif lam mim (sebagai) satu huruf. Akan tetapi, alif satu huruf, lâm satu huruf, dan mim satu huruf.” (HR At-Tirmidzi: 2835)
Dan yang terakhir, jika anak-anak kita menjadi penghafal Al-Qur’an, orang tuanya akan disematkan mahkota dan jubah.
Seperti dijelaskan dalam hadits dari Buraidah RA, Nabi SAW bersabda, “Siapa yang menghafal Al-Qur’an, mengkajinya dan mengamalkannya, maka Allah akan memberikan mahkota bagi kedua orang tuanya dari cahaya yang terangnya seperti matahari, dan kedua orang tuanya akan diberi dua pakaian yang tidak bisa dinilai dengan dunia. Kemudian kedua orang tuanya bertanya, “Mengapa saya sampai diberi pakaian semacam ini?” Lalu disampaikan kepadanya, “Disebabkan anakmu telah mengamalkan al-Quran.” (HR. Hakim)
Oleh karena itu, bapak ibu mari kita kenalkan anak-anak kita dengan Al-Qur’an sejak dini, dan mari meneladani Nabi Ibrahim AS dalam mendidik anaknya.
Meski memiliki kesibukan yang luar biasa, jangan pernah melalaikan anak, sempatkan memperhatikan anak dengan siapa ia bergaul, kontrol anak apakah sudah shalat dan ngaji, beri kesempatan anak untuk mengutarakan apa yang ia pikirkan dan lain sebagainya. Jangan sampai tidak ada waktu untuk anak.
Jamaah shalat Idul Adha yang dirahmati oleh Allah SWT
Di pengujung khutbah ini, marilah sejenak kita menundukkan jiwa dan hati untuk menyampaikan doa-doa kita kepada sang maha mendengar, Allah SWT. Semoga doa-doa itu terhantarkan ke sisi Allah Ta’ala bersama dengan ibadah kurban yang kita tunaikan hari ini.
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَ عَلَى آلِ إِبْرَاهِيْم
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَ الْمُسْلِمَاتِ، وَ الُمُؤْمِنِيْنَ وَ الْمُؤْمِنَاتِ، اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَ اْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ
الدَّعْوَاتِ، فَيَا قَاضِيَ الْحَاجَاتِ،
رَبَّنَا لاَ تُزِغْ قُلُوْبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَ هَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَة،ً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ
رَبَّنَا لاَ تُؤَاخِذْنَا إِنْ نَسِيْنَا أَوْ أَخْطَأْنَا، رَبَّنَا وَلاَ تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْـتَهُ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِنَا، رَبَّنَا وَلاَ تُحَمِّلْنَا مَا لاَ طَاقَةَ لَنَا بِهِ، وَاعْفُ عَنَّـا وَ اغْفِرْ لَنَا وَ ارْحَمْنَا، أَنْتَ مَوْلاَنَا
فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِيْنَ
اَللَّهُمَّ اجْعَلْ أَوْلَادَنَا أَوْلَادًا صَالِحِيْنَ حَافِظِيْنَ لِلْقُرْآنِ وَالسُّنَّةِ فُقَهَاءَ فِى الدِّيْنِ مُبَارَكًا حَيَاتُهُمْ فِى الدُّنْيَا وَاْلآخِرَةِ
رَبَّنَا آتِنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً وَ هَيِّئْ لَنَا مِنْ أَمْرِنَا رَشَدًا
اللَّهُمَّ أَنْجِ الْمُسْتَضْعَفِينَ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ
اللَّهُمَّ انْصُرِ الْمُسْلِمِينَ فِي فِلِسْطِينَ
اَللّٰهُمَّ انْصُرِ الْمُسْلِمِيْنَ الْمُسْتَضْعَفِيْنَ فِي كُلِّ مَكَانٍ.
اَللّٰهُمَّ ارْحَمِ الْمُسْتَضْعَفِيْنَ مِنْ عِبَادِكَ
رَبَّنَا آتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَ فِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَ قِنَا عَذَابَ
النَّارِ
سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِـزَّةِ عَمَّا يَصِـفُوْنَ، وَ سَلاَمٌ عَلَى الْمُرْسَلِـيْنَ، وَالْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ (*)
Editor: AS