Oleh: Moh. Helman Sueb, pembina Pesantren Muhammadiyah Babat, anggota Majelis Tabligh PCM Babat, anggota LPCR dan Pembinaan Masjid PDM Lamongan.
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي هَدَانَا لِهَذَا وَمَا كُنَّا لِنَهْتَدِيَ لَوْلَا أَنْ هَدَانَا اللَّهُ لَقَدْ جَاءَتْ رُسُلُ رَبِّنَا بِالْحَقِّ وَنُودُوا أَنْ تِلْكُمُ الْجَنَّةُ أُورِثْتُمُوهَا بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ
أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.
اَللَّهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا
يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا أَمَّا بَعْدُ
اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ وَللهِ الحَمْدُ
Allahu akbar, Allahu akbar, laa ilaaha illallah wallahu akbar. Allahu akbar walillahil hamd.
(Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, tidak ada sesembahan yang berhak disembah selain Allah dan Allah Maha Besar. Allah Maha Besar, segala puji bagi-Nya).
Segala puji bagi Allah pemberi berbagai macam nikmat dan karunia yang tak dapat dihitung yang telah banyak dinikmati manusia. Hanya saja masih banyak manusia yang enggan bersyukur kepada-Nya.
Shalawat dan salam semoga tetap pada nabi akhir zaman yang syariatnya menyempurnakan syariat nabi-nabi sebelumnya, yaitu mengajarkan ajaran tauhid. Inilah nabi besar kita Muhammad shallallahu alaihi wa sallam.
اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ وَللهِ الحَمْدُ
Maasyirol muslimin rahimakumullah!
Alhamdulillah hari Raya Idul Adha 1445 H, kita dapat melaksanakan shalat Idul Adha di lapangan, yang insya Allah dirahmati Allah Subhaanahu wa Ta’ala. Semoga kurban yang kita lakukan ini benar-benar bentuk rasa cinta kita kepada-Nya, bukan kesombongan maupun agar dianggap sebagai orang yang mampu atau terkagum-kagum.
اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ وَللهِ الحَمْدُ
Ma’asyirol muslimin rahimakumullah!
Rasulullah shalallahu alaihi wasallam menjelaskan tentang empat perkara yang akan ditanyakan pada hari kiamat, sebagaimana sabdanya:
«لاَ تَزُولُ قَدَمَا عَبْدٍ يَوْمَ الْقِيَامَةِ حَتَّى يُسْأَلَ عَنْ عُمْرِهِ فِيمَا أَفْنَاهُ وَعَنْ عِلْمِهِ فِيمَا فَعَلَ وَعَنْ مَالِهِ مِنْ أَيْنَ اكْتَسَبَهُ وَفِيمَا أَنْفَقَهُ وَعَنْ جِسْمِهِ فِيمَا أَبْلاَهُ»
“Tidak akan bergeser dua telapak kaki seorang hamba pada hari kiamat sampai dia ditanya (dimintai pertanggungjawaban) tentang umurnya ke mana dihabiskannya, tentang ilmunya bagaimana dia mengamalkannya, tentang hartanya; dari mana diperolehnya dan ke mana dibelanjakannya, serta tentang tubuhnya untuk apa digunakannya.”
Dalam hadits di atas ada empat pertanyaan. Pertama, untuk apa umurnya dihabiskan?
Umur yang panjang tidak menjamin masuk surga. Sebaliknya, umur yang pendek bukan pertanda akan masuk neraka. Dalam hal itu Rasulullah shalawallahu alaihi wa sallam bersabda:
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ بُسْرٍ رضي الله عنه أَنَّ أَعْرَابِيًّا قَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ مَنْ خَيْرُ النَّاسِ قَالَ «مَنْ طَالَ عُمُرُهُ وَحَسُنَ عَمَلُهُ وَشَرُّالنَّاسِ مَنْ طَالَ عُمْرُهُ وَسَا ءَ عَمَلُهُ» رواه الترمذى
Dari Abdullah Bin Busrin Ra, sesungguhnya orang Arab Baduy bertanya: ”Wahai Rasulullah Saw, siapa orang yang paling baik? Rasul Saw menjawab: “Orang yang panjang umurnya dan baik akhlaknya. Dan sejelek-jelek manusia adalah yang panjang umurnya dan jelek akhlaknya.” HR Tirmidzi
Dunia adalah tempat menabur amal, maka akan menyesal bagi mereka yang tidak melakukan amal shaleh sebagai bekalnya kelak. Allah Subhaanhu wa Ta’ala juga mengingatkan:
وَهُمْ يَصْطَرِخُونَ فِيهَا رَبَّنَا أَخْرِجْنَا نَعْمَلْ صَالِحاً غَيْرَ الَّذِي كُنَّا نَعْمَلُ أَوَلَمْ نُعَمِّرْكُم مَّا يَتَذَكَّرُ فِيهِ مَن تَذَكَّرَ وَجَاءكُمُ النَّذِيرُ فَذُوقُوا فَمَا لِلظَّالِمِينَ مِن نَّصِيرٍ
”Dan mereka berteriak di dalam neraka itu: “Ya Tuhan kami, keluarkanlah kami niscaya kami akan mengerjakan amal yang saleh berlainan dengan yang telah kami kerjakan.” Dan apakah Kami tidak memanjangkan umurmu dalam masa yang cukup untuk berpikir bagi orang yang mau berpikir, dan (apakah tidak) datang kepada kamu pemberi peringatan? Maka rasakanlah (azab Kami) dan tidak ada bagi orang-orang yang zalim seorang penolong pun.” QS Faathir: 37
اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ وَللهِ الحَمْدُ
Ma’asyirol muslimin rahimakumullah!
Perkara yang akan ditanyakan pada hari kiamat yang kedua adalah: “Untuk apa ilmu yang telah dimiliki? Ada orang yang berilmu, tetapi menyesatkan, menipu, tidak mendekati petunjuk Allah Subhaanahu wa Ta’ala. Jika seperti ini, ilmu ini tidak bermanfaat, meskipun yang memiliki ilmu sangat berpengaruh. Berbeda dengan orang yang memiliki ilmu yang bermanfaat, dia gunakan ilmu itu untuk memberi manfaat diri sendiri, keluarga, dan orang lain, inilah yang patut kita contoh. Maka Nabi Muhammad Saw, mengajarkan doa:
اللَّهُمَّ إنِّي أَسْأَلُكَ عِلْماً نَافِعاً، وَرِزْقاً طَيِّباً، وَعَمَلاً مُتَقَبَّلاً
Artinya: “Ya Allah! Sesungguhnya aku memohon kepada-Mu ilmu yang bermanfaat, rezeki yang baik, dan amalan yang diterima.” HR Ibnu Majah
Hadirin yang berbahagia!
Perkara yang akan ditanyakan pada hari kiamat yang ketiga adalah tentang dari mana harta dan untuk apa dibelanjakan? Mencari anugerah Allah Subhaanhu wa Ta’ala tidaklah dilarang , bahkan diperintah. Allah Subhaanahu wa Ta’ala telah memberikan peringatan, sebagaimana firman-Nya QS Al-Baqarah: 168:
يَا أَيُّهَا النَّاسُ كُلُواْ مِمَّا فِي الأَرْضِ حَلاَلاً طَيِّباً وَلاَ تَتَّبِعُواْ خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُّبِين
“Wahai manusia! Makanlah dari (makanan) yang halal dan baik yang terdapat di bumi dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan. Sungguh, setan itu musuh yang nyata bagimu.”
Kita diperintahkan untuk mencari harta yang baik lagi halal. Mafhumnya kita dilarang mencari harta atau anugerah Allah Subhaanahu wa Ta’ala dengan jalan haram. Perlu kita ingat juga setiap penyimpangan dalam mencari harta apa itu korupsi, mengurangi timbangan, menipu dalam perniagaan merupakan langkah-langkah setan. Maka kita dilarang mengikutinya.
Pertanyaan keempat: untuk apa badanmu digunakan? Oleh karena itu, Allah Subhaanahu wa Ta’ala mengharamkan narkoba, minuman keras, berzina, begadang yang sia-sia. Serta segala sesuatu yang membahayakan. Allah Subhaanahu wa Ta’ala berfirman dalam QS Al-Baqarah: 195:
وَأَنفِقُواْ فِي سَبِيلِ اللّهِ وَلاَ تُلْقُواْ بِأَيْدِيكُمْ إِلَى التَّهْلُكَةِ وَأَحْسِنُوَاْ إِنَّ اللّهَ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ
“Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik.”
Alhamdulillah kita masih sempat untuk bermuhasabah diri akan kekurangan kita. Semoga ilmu, umur, harta, dan badan yang kita miliki dapat kita manfaatkan dan mendapatkan ridha dari Allah Subhaanhu wa Ta’ala.
اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ وَللهِ الحَمْدُ
Hadirin yang berbahagia!
Sebagai akhir khutbah ini, kita menyadari bahwa yang akan sampai keridhaan Allah Subhaanahu wa Ta’ala ketakwaan kita kepada-Nya. Marilah kita mengingat kembali hikmah di balik menyembelih kurban, sebagaimana berikut ini:
Pertama, bersyukur kepada Allah Subhaanahu wa Ta’ala atas limpahan nikmat kehidupan yang diberikan-Nya.
Kedua, menghidupkan ajaran Nabi Ibrahim –kholilullah (kekasih Allah)- alaihis salaam yang ketika itu Allah memerintahkan beliau untuk menyembelih anak tercintanya sebagai tebusan, yaitu Ismail alaihis salaam ketika hari an nahr (Idul Adha).
Ketiga, agar setiap mukmin mengingat kesabaran Nabi Ibrahim dan Ismail alaihimas salaam, yang ini membuahkan ketaatan pada Allah dan kecintaan pada-Nya lebih dari diri sendiri dan anak.
Keempat, ibadah kurban lebih baik daripada bersedekah dengan uang yang senilai dengan hewan kurban. Ibnul Qayyim berkata, “Penyembelihan yang dilakukan di waktu mulia lebih afdhal daripada sedekah senilai penyembelihan tersebut.”
اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ وَللهِ الحَمْدُ
Marilah kita akhiri dengan memanjatkan doa agar kita semakin dekat kepada Allah Subhaanahu wa Ta’ala dan berjalan sesuai dengan apa yang disyariatkan-Nya.
إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا.
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، ٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدّعَوَاتِ.
رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلّاً لِّلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَؤُوفٌ رَّحِيمٌ
رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنفُسَنَا وَإِن لَّمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ
رَبَنَا ءَاتِنَا فِي الدّنْيَا حَسَنَةً وَفِي اْلأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النّارِ. وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ .
Wassalamualaikum warahmatullahi wa baarakatuh
Editor: AS