PWMU.CO – Halaman SD Muhammadiyah 2 Tulangan Sidoarjo (SD Muda Tusida) nampak berbeda pagi itu, Kamis (20/6/2024). Tampak 2 ekor sapi dan 4 ekor kambing diikat di pinggir halaman. Beberapa siswa datang lebih awal dengan antusias ingin melihat dua jenis hewan kurban tersebut.
Seperti yang dilakukan sebelumnya, SD Muda Tusida melaksanakan penyembelihan dan pembagian daging kurban. Acara ini diikuti oleh seluruh warga sekolah yang bertempat di halaman sekolah gedung barat.
Dwi Arifianti MPd sebagai ketua panitia menjelaskan bahwa untuk tahun ini penyembelihan hewan kurban berjumlah 2 ekor sapi dan 4 ekor kambing.
“Sebagian merupakan hewan kurban dari salah satu siswa,” jelasnya.
Lebih jauh, Fahruddin SPdI, kepala SD Muda Tusida, menyampaikan bahwa hewan kurban berasal dari hasil infaq siswa, guru, serta wali murid yang menyalurkan hewan kurban ke sekolah. Ada yang berupa uang dan ada yang langsung berupa kambing.
“Tujuan dari diselenggarakannya kegiatan ini adalah untuk memotivasi siswa, orang tua dan guru tentang makna berkurban dan sebagai syiar agama Islam. Selain itu banyak sekali manfaatnya terutama Allah SWT akan memberikan kelimpahan Rizqi dan membawa kita semua menjadi insan yang dermawan,” ujarnya.
Kegiatan penyembelihan ini juga bekerja sama dengan tim juru penyembelihan hewan (TIM JULEHA) Pimpinan Ranting Muhammadiyah Kemantren. Dengan sangat cekatan dan profesional tim melaksanakan tugas dengan lancar bersama seluruh guru dan karyawan yang bertugas.
Memahami Makna Berkurban
Siswa juga diajak melihat video pembelajaran tentang cara penyembelihan hewan kurban selain menyaksikan langsung proses penyembelihan di halaman sekolah. Para siswa menonton video tersebut secara bergantian tiap jenjang kelas di aula sekolah.
Khusus siswa kelas 6, mereka diterjunkan langsung untuk terlibat dalam kegiatan penyembelihan, pemotongan daging,dan penimbangan, serta pembagian daging. Pembagian ini dilakukan kepada warga sekitar yang datang ke sekolah untuk menukarkan kupon pengambilan daging kurban.
Selain itu, di kelas bawahnya, penguatan pembelajaran diimplementasikan dalam bentuk karya kreatif dengan membuat karya kerajinan disesuaikan dengan jenjang masing-masing.
Ada yang membuat kerajinan domba dengan bahan kapas, kolase domba dari bahan dakron, maupun membuat topi berbentuk hewan kurban. Siswa terlihat antusias dan senang dengan hasil karya mereka yang bisa dibawa pulang.
Para siswa terlihat begitu senang ketika pulang. Mereka berbaris rapi dan satu per satu mendapatkan daging kurban. Seperti yang disampaikan oleh Rifda, salah seorang siswa kelas 2, “hari ini menyenangkan dan seru sekali, tetapi juga berat bawa dagingnya,” ucapnya sambil tersenyum.
Menjalin Kebersamaan
Kegiatan para asatidz pun berlanjut setelah seluruh siswa pulang.
Seluruh guru dan karyawan menikmati makan bersama dengan penuh rasa syukur. Dengan menu “ala ndeso” seperti urap-urap, ikan asin dan sate kepel, mereka menikmati hidangan dengan penuh keakraban.
Terbagi dalam 22 kelompok makan yang terdiri dari 5 orang dari berbagai divisi tugas.
“Agenda tahunan ini sebagai pembentukan pribadi siswa, orang tua, dan guru menjadi pribadi yang dermawan. Di samping itu juga sebagai wadah untuk semakin mengakrabkan seluruh stakeholder sehingga diharapkan tercipta kerukunan sebagai modalitas dalam bekerja sama dan mengabdi di SD Muda Tusida ini,” pesan kepala sekolah yang akrab di sapa ustad Fahrudin ini. (*)
Penulis U’un Mas’ulah Editor Wildan Nanda Rahmatullah