PWMU.CO – Pada prosesi Wisuda ke-43 Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida), salah satu wisudawan berprestasi, Shinta Anastasia Putri menyampaikan pesan dan kesan yang mengharukan.
Shinta, wisudawan dari program studi Ilmu Komunikasi (Ikom), mewakili para wisudawan dalam menyampaikan rasa terima kasih dan refleksi atas perjalanan akademiknya.
Shinta, yang juga seorang atlet bela diri taekwondo dan karate, telah mengukir lebih dari 50 prestasi di tingkat nasional dan internasional selama kuliah.
Selain itu, dia juga aktif di Dewan Pemuda Sidoarjo dan telah meraih berbagai penghargaan akademik, termasuk juara lomba desain tingkat nasional dan juara Pilmapres PTMA se-Indonesia.
Dukungan Banyak Pihak untuk Sang Atlet
Dalam pidatonya, Shinta mengungkapkan rasa terima kasih kepada pihak-pihak yang telah mendukungnya. “Tak banyak yang ingin saya sampaikan. Hari ini, saya ingin menyampaikan isi hati yang mungkin bisa mewakili wisudawan dan wisudawati pada wisuda ke-43 ini.”
“Saya diberikan Allah Swt kelancaran, kesempatan, dan ketenangan untuk sampai di titik ini bersama teman-teman. Terima kasih kepada ayah dan ibu saya yang telah memberikan saya kesempatan dan mengantarkan saya dengan doa dan keringatnya,” ujarnya.
Shinta melanjutkan dengan mengingat awal perjalanannya tiga setengah tahun lalu, saat ia dan keluarganya memutuskan untuk mempercayakan pendidikannya kepada Umsida.
“Orang tua saya benar-benar percaya kepada Umsida untuk menghantarkan mahasiswanya ke titik paling cerah. Mereka bilang mereka takut jauh dari saya. Apa salahnya kita memberikan arti kepada kedua orang tua kita yang hari ini hadir ataupun tidak, juga teman-teman mungkin. Kita adalah orang yang gengsi untuk mengungkapkan isi hati. Sudah tiba saatnya menyambut matahari,” celetuknya.
Peran Besar Umsida
Shinta juga mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada Umsida yang telah menjadi bagian penting dalam perjalanannya. Menurutnya, prodi Ilmu Komunikasi di Umsida telah menjadi “permata” yang mempertemukan dirinya dengan sosok-sosok inspiratif, baik dosen maupun teman-teman.
“Selama tiga setengah tahun ini, Umsida benar-benar memberikan support, baik melalui universitas secara langsung, kemahasiswaan, fakultas, prodi, dosen, dan juga teman-teman admisi,” tuturnya.
Sebagai atlet, Shinta merasa sangat didukung oleh Umsida, baik secara moral maupun material. Hampir setengah dari biaya kuliahnya tercover berkat dukungan Umsida untuk mengembangkan bakat di bidang bela diri.
“Mungkin kalian juga merasakan bahwa kampus ini ngemong, ngeramut, ora dijarno, apa meneh diklelerno,” terangnya dalam bahasa Jawa.
Shinta berhasil menyelesaikan studi S1 Ilmu Komunikasi dalam waktu tiga setengah tahun tanpa skripsi, sebuah pencapaian yang ia anggap sebagai berkah. Ia juga mengutip hadits Imam Syafi’i, “Jika kamu tidak sanggup menahan lelahnya belajar, maka kamu harus sanggup menahan perihnya kebodohan”.
Mengakhiri pesannya, Shinta menyanyikan lagu “Ayah Ibu” ciptaan Karnamereka, yang membuat seluruh wisudawan dan wali wisudawan terenyuh dalam tangis bahagia. “Selamat untuk bapak dan ibu yang hadir pada hari ini, anak-anak kalian luar biasa,” tutup Shinta, wisudawan kelahiran Blora, 1 November 2001.
Penulis Romadhona S Editor Alfain Jalaluddin Ramadlan