PWMU.CO – Lima pilar Hizbul Wathan disampaikan oleh Sekretaris Umum Kwartir Pusat Hizbul Wathan, Muhammad Arsyad SIKom, dalam acara Ruang Inspirasi yang diadakan oleh Majelis Dikdasmen dan PNF Pimpinan Pusat Muhammadiyah.
Kegiatan dengan tema “Ekstrakurikuler Wajib Tapak Suci dan Hizbul Wathan dalam Pendidikan Holistik Muhammadiyah Berkemajuan” ini dilaksanakan pada Selasa (2/7/2024) malam via Zoom dan Live YouTube.
Mengawali materinya, Muhammad Arsyad mengucapkan terima kasih atas waktu yang diberikan untuk bersama-sama bersinergi dan berkolaborasi dalam mengembangkan amanah yang diberikan di Muhammadiyah. Ia menegaskan pentingnya menggerakkan lembaga Amal Usaha Muhammadiyah.
Lima Pilar Hizbul Wathan
Muhammad Arsyad menyampaikan bahwa Hizbul Wathan berlandaskan lima pilar: yuridis, historis, etis, empiris, dan ideologis.
Pertama, Aspek Yuridis
Aspek yuridis telah membantu mengembangkan Hizbul Wathan sejak kebangkitannya pada tahun 1999. “Majelis Dikdasmen melalui berbagai instruksi telah membuat pedoman pengembangan Hizbul Wathan, terutama di sekolah-sekolah.”
“Regulasi ini menjadi dasar yang penting untuk menghilangkan keraguan tentang peran dan keberadaan Hizbul Wathan di sekolah-sekolah Muhammadiyah,” ujarnya.
Kedua, Aspek Historis.
Menurutnya, Hizbul Wathan didirikan pada tahun 1918 dengan nama Padvinder Muhammadiyah, yang kemudian berubah menjadi Hizbul Wathan pada tahun 1920. Dan pada tahun 1999, Hizbul Wathan diakui sebagai Ortom Muhammadiyah.
Sejak itu, kata Ramanda Arsyad, Hizbul Wathan telah menunjukkan kontribusi besar Muhammadiyah kepada bangsa ini dengan nilai-nilai yang menggerakkan kaum muda di masa revolusi, termasuk peran penting Soedirman sebagai kader Hizbul Wathan dalam Republik Indonesia.
Ketiga, Aspek Ideologis.
Hizbul Wathan adalah gabungan antara scouting dan Muhammadiyah, diinspirasi oleh gerakan yang didirikan oleh Baden Powell. Nilai-nilai yang ditekankan di Hizbul Wathan mencakup humanisme, religius, nasionalisme, dan patriotisme.
“Hizbul Wathan bertujuan mendidik anak, remaja, dan pemuda dengan prinsip dasar dan metode kepanduan, serta menanamkan aqidah Islam dan akhlak mulia,” jelasnya.
Keempat, Aspek Etis.
Hizbul Wathan memiliki sifat, ciri khas, metode kepanduan, dan prinsip dasar kepanduan yang membedakannya dari organisasi lain.
Hizbul Wathan bersifat nasional, terbuka, dan sukarela, dengan metode kepanduan yang menarik, menyenangkan, dan menantang. HW juga memiliki kode kehormatan yang terdiri dari janji dan undang-undang pandu Hizbul Wathan.
Kelima, Aspek Empiris.
Hizbul Wathan memiliki struktur organisasi yang sama dengan Muhammadiyah, mulai dari tingkat pusat hingga Qobilah di Amal Usaha Muhammadiyah.
Hizbul Wathan telah ada di 34 provinsi dan terus berkembang, termasuk rencana akan meresmikan di Papua Selatan.
“Hizbul Wathan itu ada karena adanya anggota. Hizbul Wathan itu dibagi menjadi dua keanggotaannya. Pertama adalah anggota biasa dan anggota kehormatan,” jelasnya.
Lanjutnya, anggota biasa dibagi menjadi dua yaitu anggota biasa sebagai peserta didik dan anggota biasa sebagai pemimpin.
“Tentunya ini adalah yang menjadi desain yang akan terus kita terapkan sehingga secara empiris Hizbul Wathan ini tetap ada dalam rangka mendukung pendidikan di Muhammadiyah,” ujarnya.
Sehingga Hizbul Wathan telah menyiapkan kurikulum dan sarat kenaikan tingkat. “Dimana dalam kurikulum itu ada teknik kepanduan, keterampilan kepanduan, teknologi kepanduan dan Al Islam dan Kemuhammadiyahan.”
“Ini adalah kompetensi yang ada dalam muatan kurikulum Hizbul Wathan yang kemudian diturunkan dalam sarat kenaikan tingkat. Ada tingkat Tunas Athfal, Athfal, Pengenal, Penghela, dan Penuntun. Dan itu masing-masing memiliki kompetensi dasar yang menjadi parameter tentang menggerakkan Hizbul Wathan,” jelas ramanda Arsyad ini.
Peran Hizbul Wathan di Sekolah Muhammadiyah
Muhammad Arsyad menjelaskan bahwa Hizbul Wathan berperan penting dalam membentuk karakter siswa melalui kegiatan kepemimpinan, keterampilan, dan pengabdian kepada masyarakat.
Tentunya ini berpedoman terhadap Majelis Dikdasmen PP Muhammadiyah nomor: 08/KTN/1.4/F/2013 dan Pedoman Pimpinan Pusat Muhammadiyah nomor: 01/PED/1.0/B/2018 menjadi dasar bagi keberadaan Hizbul Wathan di sekolah.
Arsyad menegaskan pentingnya komitmen bersama untuk mendukung keberadaan dan kegiatan Hizbul Wathan di sekolah.
Kebijakan yang memberikan ruang bagi kegiatan HW, kolaborasi dengan pelatih dan pemimpin HW, serta pengalokasian anggaran dan sarana kegiatan HW sangat diperlukan.
Selain itu, memfasilitasi kegiatan seperti pelatihan, perlombaan, dan perkemahan, serta memberikan apresiasi kepada anggota HW yang berprestasi, juga penting.
Dengan demikian, diharapkan setiap anggota Hizbul Wathan memiliki karakter yang kuat dan berkontribusi dalam mendukung pendidikan di Muhammadiyah.
Penulis Alfain Jalaluddin Ramadlan