Ridwan Manan (Foto: PWMU.CO)
Ridwan Manan – LP2M PDM Sidoarjo/Pengajar Pondok Pesantren Al Fattah Sidoarjo Jatim
PWMU.CO – Hijrah Rasulullah dari Mekkah ke Madinah bukan perintah Allah semata, Rasulullah menyelamatkan aqidah dan keselamatan para sahabat dan kaum muslimin pada waktu itu. Setelah Allah perintahkan untuk dakwah terang-terangan, meninggalkan dakwah sembunyai-sembunyi bersifat personal.
Rasulullah berdakwah pada keluarga terdekat dengan mengumpulkannya di bukit Shofa. Semua terdiam dan terlihat shock mendengar ajakan bertauhid hanya paman nabi Abu Lahab memberikan reaksi keras terhadap dakwah Rasulullah, turunlah surat Al Lahab ayat pertama. Sejuk itulah kebencian musyrikin Quraisy kepada Rasulullah dan pengikutnya mendarah daging.
Syaikh Shafiyyurahman Al Maburakfuri dalam buku Sirah Nabi Muhammad menulis kebencian musyrikin Quraisy karena tiga hal. Pertama, tauhid yang mengajarkan keagungan Allah yang Esa, memisahkan iman dan kafir, menjelaskan kelemahan ketuhanan mereka. Kedua, risalah kenabian, meski mereka mengakui nabi Muhammad sebagai sosok yang jujur, terpercaya namun mereka berkeyakinan bahwa kenabian terlalu agung dan mulia diberikan pada manusia. Ketiga, kehidupan di akhirat karena meraka mengira setelah kematian tidak ada lagi kehidupan sesudahnya, merasa aneh dan tidak rasional.
Kebencian pada Nabi Muhammad dan Sahabatnya
Ketika semua usaha musyrikin Quraisy mulai dari ancaman, pembunuhan karakter,penawaran yang mereka ajukan tidak membuahkan hasil,mereka berlaku kasar dan semakin beringas terhadap kaum muslimin.
Rasulullah orang yang mulia dan terhormat maka yang berani menyakiti beliau hanya para pembesar dan pemimpin Quraisy.
Tokoh-tokoh Quraisy yang biasa menyakiti Rasulullah adalah Abu Lahab, Hakam bin Abul Ash, Uqban bin Abu Mu’ith, Adi bin Hamra’ Ats Tsaqafi dan Ibnul Ashda’ Al Hudzali.
Diantara mereka ada yang menimpuki nabi dengan isi perut domba ketika beliau sholat, meletakkan isi perut domba di periuk nabi, meludahi wajah nabi ketika membaca Al Quran .
Kaum musyrikan tindakannya lebih kejam terhadap kaum muslimin, Bilal budak milik Umaiyah dilentangkan dengan tidak berpakaian diletakkan di dadanya batu besar di padang pasir yang panas saat terik matahari, Abu Fukaihah diseret dan dijemur di saat matahari di atas kepala, bajunya dilepas dan kakinya di rantai. Khabab bin Art disiksa dengan besi yang membara diletakkan di atas punggung dan kepalanya. Budak wanita yang masuk Islam tidak luput dari siksaan. Ssmpai pada tinndakan yang tidak beradab pembunuhan terhadap keluarga Ammar bin Yasir.
Ancaman dan percobaan pembunuhan kepada nabi semakin masif dilakukan musyrikin Quraisy, ketika sang paman Abu Tholib dan istri beliau Khadijah meninggal dunia.
Sebelum Allah memerintahkan hijrah kepada nabi Muhammad, sebagian kaum muslimin sudah ada yang hijrah ke Madinah. Orang yang pertama hijrah adalah Abu Salamah beserta istrinya, Amir bin Rabiah dan istrinya. Hingga ahirnya Umar bin Khatab hijrah secara terang-terangan bersama 20 sahabat, ia menantang kaum Quraisy, tidak seorangpun yang berani menghalanginya.
Rasulullah hijrah
Malam hari, Rasululullah perintahkan sepupunya Ali bin Abi Tholib untuk tidur di kamar beliau dengan berselimut hijau dari Hadramaut yang biasa dipakai Rasulullah. Para pemuda pilihan mengepung rumah beliau, siap membunuhnya jika Rasulullah keluar rumah. Mereka mengintai dari depan pintu, melihat Ali bin Abi Thalib di ranjang Rasulullah.Mereka mengira itu adalah Muhammad dan segera menyergapnya pada waktu Ali bi Abi Thalib bangun Subuh. Allah menjawab rencana jahat mereka
Dan (ingatlah), ketika orang-orang kafir (Quraisy) memikirkan tipu daya terhadapmu (Muhammad) untuk menangkap dan memenjarakanmu atau membunuhmu, atau mengusirmu. Mereka membuat tipu daya dan Allah menggagalkan tipu daya itu. Allah adalah sebaik-baik pembalas tipu daya._(Qs. Al Anfal 30)
Di malam yang dirasa aman Rasulullah keluar rumah melewati pengepungam dengan menaburkan pasir di kepala mereka dengan membaca surat Yasin ayat 9:
“Kami memasang penghalang di hadapan mereka dan di belakang mereka, sehingga Kami menutupi (pandangan) mereka. Mereka pun tidak dapat melihat.”
Rasululah menju rumah Abu Bakar, keduanya keluar ke arah selatan Makkah hingga tiba di gua Tsur. Abu Bakar masuk terlebih dahulu memastikan tidak ada sesuatu yang membahayakan, membersihkan kotoran dan menutup lubang-lubang gua dengan kain sarungnya.
Mengajarkan Cinta
Perjalanan hijrah ini mengajarkan cinta kerjasama meraih keberhasilan. Asma putri Abu Bakar bertugas mengirimkan makanan, Amir bin Fuhairah pelayan Abu Bakar mengembalakan kambing di sekitar gua Tsur umtuk menghilangka jejak kaki keduanya dan memeras air susunya. Abdullah bin Abu Bakar bertugas mencari informasi rencana kaum Quraisy terhadap Rasulullah dan menyampaikannya pada malam hari.
Rasulullah dan Abu Bakar keluar setelah tiga hari berada di gua Tsur. Abdullah bin Uraiqith Al Laitsi pemandu perjalanan menyiapkan dua unta yang sudah dipesan oleh Abu Bakar tiga hari sebelumnya. Perjalanan menuju Madinah Abdullah bin Uraiqith memilih jalan yang tidak biasa dilalui banyak orang.
Selama perjalanan Abu Bakar melindungi Rasulullah, suatu kali Abu Bakar di kanan Rasulullah dan di sebelah kirinya, di waktu yang lain berada di depan dan belakang Rasulullah, kuatir ada serangan musuh secara tiba-tiba. Allah mengajarkan kesetiaan dan cinta pada nabi agung Muhammad shallallahu alaihi wasallam.
Perjalanan hijrah memakan waktu 8 hari, melintas padang pasir yang luas di bawah sengatan matahari yang panas dengan perbekalan terbatas tidak meluluhkan hati Rasulullah dan Abu Bakar menempuh jarak yang jauh meninggalkan Makkah tempat kelahirannya untuk mengembangkan dakwah Islam. Peristiwa ini Allah mengajarkan pada kaum muslimin cinta sebuah proses, ketabahan, kesabaran, ketangguhan dan kerja keras untuk memperoleh kesuksesan.
Editor Teguh Imami