PWMU.CO – Dalam UKW angkatan ke-10 kali ini, salah satu peserta menemukan hal menarik. Setelah acara selesai di UM Bandung pada Ahad (14/7/2024), salah satu peserta beristirahat di sebuah angkringan yang dikelola salah satu kader Muhammadiyah dari Brudu, Sumobito, Jombang.
Dia bersama dengan salah seorang guru SMP Muhammadiyah 5 Bandung, yakni Muhammad Azmi Auf yang berasal dari Gresik dan 2 mahasiswa lain dari UIN Sunan Gunung Jati.
Angkringan ini terletak di Jalan Cimincrang, Cimenerang, Kecamatan Gedebage, Kota Bandung, dekat dengan Masjid Al-Jabbar.
“Alhamdulillah, angkringan ini sudah berjalan 2 bulan,” ungkap Naufal.
Naufal juga menerangkan bahwa dalam angrkingan ini dijual berbagai macam sate-satean seperti ati ampela, sosis, kulit, dan frozen food lainnya.
Dia mengungkapkan, motivasi yang mendasari kenapa memilih mengelola angkringan di kota kembang ini untuk melestarikan budaya.
“Jadi memang untuk melestarikan budaya, ya. Apalagi kami mengangkat tema angkringan yang berasal dari Jawa Tengah ke Jawa Barat,” tambah Naufal.
Pria kelahiran Jombang ini juga menerangkan bahwa seringkali ada penduduk setempat bertanya apa itu nasi kucing. “Ini sekaligus untuk memperkenalkan budaya Jawa ke tanah Sunda,” ujarnya.
Azmi yang seorang guru bahasa Indonesia di SMP Muhammadiyah 4 Bandung menerangkan bahwa dalam sebulan, omzet yang didapat mencapai 1,5 juta. Naufal dan Azmi berjualan bersama 2 mahasiswa UIN Sunan Gunung Jati lain yang berasal dari Bekasi dan Jambi.
Angkringan ini bernama Ladaina’ yang memiliki makna tersendiri. Makna tersebut adalah Langgeng Dayaning Nawang.
Azmi menerangkan bahwa arti dari nama tersebut adalah langgeng yang melambangkan kekekalan Allah, daya yang menunjukkan kekuatan Allah, dan nawang yang melambangkan kebijaksanaan Allah.
“Jadi dikasih hujan, sepi, rame, semua itu sudah menjadi hak Allah yang mengatur,” ungkapnya.
“Ini sebagai lahan mencari pengalaman dan jaringan mengingat tim kami yang masih mahasiswa,” tutup Azmi. (*)
Penulis/Editor Wildan Nanda Rahmatullah