![](https://i0.wp.com/pwmu.co/wp-content/uploads/2024/07/6f13c2cb-ad59-495c-9799-a52e7775e377.jpeg?resize=1200%2C900&ssl=1)
PWMU.CO – Prof Biyanto menghadiri Launching dan Bedah Buku berjudul “Hadratussyaikh KH M Hasyim Asy’ari, Pemersatu Umat Islam Indonesia” kegiatan yang bertema Rais Akbar Sang Pemersatu Umat Islam itu diadakan IKAPETE (Ikatan Alumni Pondok Pesantren Tebuireng) di Hotel KHAS Surabaya (16/07/2024).
Beberapa tokoh hadir sebagai pembeda buku diantaranya Prof Dr H Mas’ud Said MM Phd Ketua ISNU Jatim, Prof Dr H Maskuri Msi (Rektor UNISMA), Emil Elestianto Dardak Phd (Wakil Gubernur Jatim) serta Prof Dr Biyanto MAg (Sekretaris PWM Jatim).
Acara dibuka oleh Master of Ceremony (MC) Nurul Maidah dengan menyanyikan lagu-lagu wajib termasuk Mars IKAPETE, dilanjutkan sambutan-sambutan dan diakhiri acara ceremony doa penutup dan acara intinya yaitu launching dan bedah buku pemersatu umat.
Acara yang paling ditunggu yakni bedah buku yang dibedah oleh empat tokoh diatas. Dalam bedah buku tersebut Prof Biyanto menyampaikan apresiasinya kepada lembaga kredibel yang mendukung adanya buku ini, kedepan diharapkan terus dapat melahirkan karya-karya hebat lainnya.
Saya sebagai orang Muhammadiyah merasa baru membaca buku seperti ini dalam sudut pandang saya. Membaca Kiai besar tapi menceritakannya sangat manusiawi dan tidak ada bumbu mistik serta tidak ada kisah klenik.
Kisah mistik yang seringkali dibaca di berita juga tidak diceritakan disini, Hadratussyaikh tidak berjalan di atas air. Hadratussyaikh waktu mencari ilmu juga sama dengan kita yakni dengan belajar dan tidak dengan cara aneh-aneh dan sangat manusiawi.
Banyak orang Muhammadiyah itu alumni Tebuireng sehingga banyak Alumni Tebuireng jadi Muhammadiyah. Kalau Muhammadiyah dan NU itu rukun pasti akan terjadi penguatan moderasi beragama.
Buku ini otoritatif dan jauh dari klenik sehingga hal itu menjadi sebuah khas dari buku ini. Juga ada sekilas perjumpaan antara KH Hasyim Asyari dengan KH Ahamad Dahlan.
Beliau juga berharap nantinya perjumpaan-perjumpaan lain antara KH Hasyim Asyari dengan KH Ahmad Dahlan juga harus diungkap, betapa guru-guru mereka itu merajut kebersamaan untuk berbagi peran. Hal tersebut yang harus di ajarkan kepada generasi muda kita bahwa mereka ini sangat memberikan insight.
Semoga kedepannya sering ada pertemuan antara Muhammadiyah dan NU. Saya yakin kampus-kampus kita juga akan menyambut karya-karya seperti ini. Saya mengutip kalimat dari PP Muhammadiyah bahwa Muhamadiyah dan NU itu adalah dua sayap burung Garuda artinya terbang setinggi-tingginya mempersatukan Islam.
Penulis Ni’matul Faizah Editor Azrohal Hasan
Discussion about this post